Jokowi dan Cinta Orang NTT Serta Kisah Pertemuan Sahabat Lamanya, Misionaris Katolik di Sikka

Presiden Jokowi ketika dihadang lautan manusia di Sikka/Foto Buddy CSB Arts/Facebook

 

Kupang, Savanaparadise.com,- Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Masyarakat Nusa Tenggara Timur (NTT) ibarat sepasang kekasih yang saling mencintai. Saking cintanya, tak terhitung berapa kali eks Walikota Solo ini menginjakkan kakinya di bumi Flobamoratas. Demikian juga sebaliknya, Jika Presiden ke NTT, gegap gempita masyarakat NTT akan menyambutnya dengan meriah. Tak peduli dalam kondisi apapun dan dengan cara apapun.

Bacaan Lainnya

Seperti yang terjadi di Pulau Sumba dan Kabupaten Sikka belum lama ini. Dalam perjalanan ke Sumba Tengah, meski ditengah pandemi Covid-19, banyak warga yang rela berdiri dipinggir jalan untuk menyapa Presiden. Warga ini bahkan berani menerjang barikade aparat yang berjaga disepanjang jalan.

Pasukan Pengaman Presiden (Paspampres) pun dibuat tak berdaya. Dua orang Paspampres dibuat terjungkal dari sepeda motor akibat aksi nekat ibu-ibu dipulau 1001  kuda itu hanya untuk menyapa pemimpin yang dicintainya.

Hal yang sama juga terjadi di Kabupaten Sikka. Negeri yang dikenal dengan sebutan Bumi Nyiur Melambai ini, penuh dengan lautan manusia yang berani menghadang rombongan Presiden. Aksi heroik mereka, seakan tak peduli dengan pandemi Covid-19 yang telah banyak memakan korban jiwa.

Jokowi rupanya sangat paham dengan budaya orang Timur yang ramah dengan tamu. Adab yang membalas sapaan kehormatan dari tuan rumah yang rela berjejal tanpa takut dengan bayang kematian akibat Covid-19. Jokowi pun berani memunculkan badannya dari mobil kepresidenan yang atapnya terbuka. Ia balas menyapa warga yang histeris sambil mengingatkan warga untuk memakai masker melalui gesturnya.

 Meski dikecam oleh banyak orang, namun demikianlah seperti ungkapan, Rasa Bukanlah Akhir,  Bahkan Jatuh Cintapun EngKau Harus Menuangkannya Dalam Kata dan Tindakan. Terjadilah Dalam Terang Walau Kau Membunuhku. ” Aku Karam Disini Karena Kekalnya Cintamu, Napasku Retak Namun Tak Pernah Mati” (NN).

Kisah lainnya yang cukup monumental adalah pertemuan tak direncanakan Presiden Joko Widodo dan sahabat lamanya yang merupakan seorang Misionaris Katolik yang berkarya di Keuskupan Maumere. Seperti diungkapkan Anggota DPRD Ende dari PDI Perjuangan, Vinsen Sangu. Melalui laman Facebooknya  Ia menulis pengalaman itu.

Disela-sela acara Kunjungan Kenegaraan, dalam rangka Peresmian Bendungan Napun Gete, di Kabupaten Sikka, NTT, Presiden Joko Widodo Berjumpa dengan Sahabat Lamanya saat masih menjabat Wali Kota Solo.

Sang Sahabat Jokowi tersebut, adalah salah satu Imam Katolik yang kini sedang berkarya di Nian Tana Sikka.

Usai pidato peresmian, Presiden turun dari podium, menuju ke posisi Yang Mulia Uskup Maumere berdiri dan memberikan salam hormat. Presiden pun memberikan hormat kepada salah satu peserta yang berdiri di samping Uskup, orang tersebut adalah sahabat lama Jokowi kala masih di Solo.

“Romo ini yang turut membesarkan saya di Solo dan mengantarkan saya sampai seperti ini (Presiden)” Kata Jokowi sembari menunjuk Romo Moko (maaf kalau saya salah tulis nama),” tulis Eks Ketua Gerakan Mahasiswa Nasional (GMNI) cabang Ende itu.

Vinsen yang menyertakan cuplikan video itu,  terlihat Presiden meminta sahabatnya itu membuka masker agar ia melihat muka dengan jelas. Sahabatnya pun membuka masker untuk memperlihatkan wajahnya yang masih memakai Faceshield. Ketika hendak mendekat ke Presiden, Salah satu anggota Paspampres sempat membisikan sesuatu ke Romo. Mereka tampak berbincang dalam jarak yang terukur.

Cuplikan video itu kata Vinsen direkam oleh wartawan Metro TV, Marsel Venny. Vinsen menyebut peristiwan pertemuan dua sahabat itu adalah Kejadian kecil  atau peristiwa biasa tetapi mengandung nilai yang amat tinggi.

“Jokowi mengajarkan, Sekalipun sudah tinggi melampung jabatan yang disandang dan jedah waktu yang sudah lama terlampau, tapi tidak (me)lupa(kan) Sahabat Juang bersama saat merangkak dan menderita bersama”,tulisnya.(SP)

Pos terkait