Pemprov NTT Dorong Diversifikasi Kelor Untuk Layani Market NTT 

Kupang, Savanaparadise.com,- Pemerintah provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) telah menjadikan tanaman kelor atau “The Miracle Tree “.sebagai fokus utama dalam program Revolusi Hijau. Kelor saat ini telah menjadi tanaman yang masif ditanam di seluruh wilayah provinsi NTT.  Pengembangan dan budidaya tanaman kelor ini selain untuk manfaat secara ekonomis juga sebagai bagian dari penanggulangan gizi buruk yang masih malanda anak-anak NTT. Kelor akan dijadikan sebagai sumber pendapatan baru atau devisa bagi NTT.

Bacaan Lainnya

Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat dalam Pidato politiknya dalam sidang Paripurna  Istimewa DPRD NTT dalam rangka HUT NTT ke-60 mengatakan Kelor merupakan tanaman ekonomis yang akan serius dikembangkan oleh pemerintah. Tak hanya sebagai tanaman yang akan dikonsumsi oleh masyarakat, Kelor kata Laiskodat akan diderversifikasi menjadi berbagai komoditi yang akan melayani market lokal NTT bahkan market nasional. Hal itu kata dia bisa dicapai apabila semua shareholder bersatu padu.

“ program kelorisasi untuk perbaikan gizi dan peningkatan ekonomi akan terus didorong untuk agar kelor menjadi kekuatan ekonomi rakyat untuk dieksport maupun untuk kebutuhan pasar domestik di NTT.  diversifikasi kelor dalam berbagai bentuk pangan dan olahan seperti teh, Sabun, sampo dan bahan komsetik lainnya akan dilakukan,” Kata Gubernur Laiskodat dihadapan tamu undangan yang menghadiri Sidang paripurna Istimewa itu, kamis, 20/12/18 di Gedung DPRD NTT.

Laiskodat mengatakan hasil diversifikasi itu akan dijadikan komiditi bisnis baru dari NTT. setiap rumah tangga di NTT, usaha perhotelan, kantor-kantor pemerintahan wajib menggunakan teh kelor sebagai sajian utama.  Ia mencontohkan di Provinsi Jawa Barat telah melakukan hal itu dengan komoditas teh nya. Saat ini kata dia Jawa Barat sudah mewajibkan seduhan teh sebagai sajian yang khas. Hal itu akan dilakukan di NTT dengan kelor melalui diversifkasi kelor.

“ Ibu-ibu dan nona-nona jangan lagi menggunakan sampo dari luar. Sampo kelor sudah hebat. Pakailah sampo kelor dan sabun kelor. Saya minta kepada kita semua untuk market kita sendiri melalui penggunaan bahan olahan berbasis kelor,” kata mantan Ketua Fraksi Nasdem DPR RI Ini.

NTT kata dia harus bisa membangun sebuah peradaban baru melalui nasionalisme pada penciptaan market sendiri yang bersumber dari bahan kelor. Hal itu sudah lebih cukup untuk 50 juta pohon kelor yang kita tanam.

Ia mengajak masyarakat NTT untuk belajar dari bangsa Jepang yang membangun Marketnya sendiri. Jepang kata Viktor saat ini sudah berdikari dengan marketnya sendiri. Viktor membayangkan kalau NTT bisa membangun marketnya sendiri maka niscaya NTT akan bangkit menuju sejahterah sesuai dengan jargon pembangunan Pemprov NTT saat ini.

“  Mari kita bangun market kita senidiri dengan kelor tanpa harus eksport. kita harus belajar dari Jepang yang hidup dari marketnya sendiri. Jepang tidak pusing dengan market luar negeri jika hanya berkelebihan dan permintaan dari luar negeri maka mereka akan melakukan eksport. Tapi sesungguhnya mereka hidup dari mereka market mereka sendiri. Jadi jarang kita lihat mereka belanja produk lain. Selama ada produk jepang mereka akan beli produk mereka sendiri,” kata Laiskodat.

Laiskodat mengajak masyarakat NTT membangun nasionalismenya sendiri melalui produknya sendiri. Dimanapun kita berada selama ada produk kelor maka kita harus belanja untuk membangun market kita sendiri. Ia menamakan itu sebagai nasionalisme Nusa Tenggara Timur.

Hadir pada kesempatan itu Presiden Otoridade Districk Oecusie Ambeno Republik Demokratik Timor Leste, Mari Alkatiri, Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia, Tjahjo Kumolo, para Anggota DPD RI dan DPR RI Dapil NTT, Mantan Wakil Gubernur NTT, Mantan Ketua DPRD NTT, Unsur Forkompimda NTT, Anggota DPRD NTT, Bupati dan wakil Bupati di NTT serta Walikota Kupang. (Advertorial)

 

Pos terkait