GMNI Ende Gelar Napak Tilas, Kenang Jejak Bung Karno di Ende

Aktivis GMNI Cabang Ende sedang berada di Situs Rumah Pengasingan Bung Karno (Foto: Chen Rasi/SP)

Ende, Savanaparadise.com,- Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Cabang Ende menggelar kegiatan Napak Tilas untuk mengenang kembali jejak Bung Karno selama diasingkan di Ende.

Kegiatan Napak Tilas dilaksanakan, pada Sabtu, (14/6/25), bertepatan dengan bulan Bung Karno. Sebab, bulan Juni kerap disebut bulan Bung Karno lantaran ada beberapa hari tertentu selalu berhubungan dengan Bung Karno.

Bacaan Lainnya

Diawali, tanggal 1 Juni, hari lahir Pancasila, Tanggal 6 Juni, hari lahirnya Bung Karno, dan tanggal 21 Juni, Bung Karno wafat.

Napak Tilas dimulai dari Pelabuhan Ende (Pelabuhan Bung Karno) tempat di mana Bung Karno m nginjakkan kakinya pertama kali ketika diasingkan. Dari Pelabuhan Bung Karno menuju Kantor Sub Detasemen Polisi Militer 1X/1-1 (Jalan Kartini), tempat pengawasan terhadap Bung Karno selama pengasingan.

Selanjutnya, Situs Rumah Pengasingan Bung Karno, rumah tempat tinggal Bung Karno selama di Ende. Setelahnya, menuju Biara Santo Yosef, tempat Bung Karno berdiskusi dengan Pater Huijtink, SVD dan Pater Bouma, SVD.

Dari Biara St. Yosef, dengan berjalan kaki, aktivis GMNI ini menuju ke Gedung Imakulata, gedung yang memiliki nilai sejarah terkait pentas Tonel Bung Karno. dari sana

Napak Tilas Bung Karno berakhir di Taman Renungan, tempat Bung Karno merenungkan butir-butir mutiara Pancasila, setelah dari Makam Ibu Amsi, mama mantu Bung Karno selama di Ende.

Ketua GMNI Cabang Ende, Yohanes Lemba mengatakan, kegiatan Napak Tilas yang sering dilakukan oleh GMNI Ende ini bertujuan untuk mengenang kembali sebuah peristiwa sejarah selama Bung Karno dibuang ke Ende.

Tempat-tempat yang dikunjungi selama Napak Tilas ini, jelas Ketua GMNI, merupakan tempat sejarah yang tidak boleh dilupakan dan perlu dihargai seperti yang diungkap oleh Bung Karno sendiri Jas Merah (Jangan Sekali-kali Melupakan Sejarah)..

“Karena sejak 1934 sampai 1938 selama Bung Karno diasingkan, dari Ende, kota kecil ini telah menyumbangkan hal terbesar bagi bangsa ini yaitu Pancasila yang menjadi dasar negara Indonesia”, ungkap Ketua GMNI Ende.

“Karena itu pentingnya memahami nilai-nilai Pancasila yang direnungkan Bung Karno di bawah pohon sukun”, sambung pria yang akrab disapa Nyoman ini.

Nyoman juga mengajak semua anggota GMNI untuk merawat tempat bersejarah serta mengamalkan nilai-nilai pancasila dalam kehidupan sehari-hari.

“Dengan kegiatan Napak Tilas ini, GMNI Ende berharap masyarakat dapat menghargai tempat bersejarah dan meningkatkan kesadaran serta pemahaman masyarakat tentang pentingnya Pancasila sebagai dasar negara dan ideologi bangsa Indonesia”, tutupnya. (CR/SP)

Pos terkait