Keamanan Pangan Jajanan Di Sekolah Perlu diperhatikan.

- Jurnalis

Jumat, 27 Juli 2012 - 01:51 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Kupang, Savanaparadise.com, Keamanan pangan yang terjaga dengan baik akan mengurangi masalah yang ditimbulkan akibat penyakit karena pangan.

Bimtek Komukasi, Informasi dan Edukasi (KIE) Keamanan Pangan Jajanan Anak Sekolah dengan tema Gerakan Menuju Pangan Jajanan Anak Sekolah yang aman, bermutu, dan bergizi, melibatkan banyak kalangan seperti komite sekolah, guru, orang tua siswa, siswa, guru uks dan penjaja makanan baik dari sekolah maupun diluar sekolah. Bimtek tersebut juga akan melibat peserta dari beberapa kabupaten, dengan harapan beberapa sekolah yang dipilih dari beberapa kabupaten itu dapat menjadi pembawa berita bagi sekolah sekitarnya. Selain kegiatan ini akan dilanjutkan juga dengan acara focus group discution yang melibatkan semua sektor yang ada di provinsi, kabupaten/kota. Kata Kepala Seksi Komunikasi Keamanan Pangan Direktorat Surveilan dan PKP Badan POM RI, Sarmauli N. Purba, S.Si, Apt, kepada Savanaparadise di Kupang (26/7).
“Kegiatan ini dilakukan karena berdasarkan temuan hasil pengujian yang sudah dilakukan dari tahun 2008 hingga tahun 2010, bahwa ternyata makanan anak sekolah banyak yang mengandung bahan berbahaya seperti formalin, borak dan pewarna yang bukan pewarna makanan serta temuan adanya penambahan makanan pangan yang melebihi kadar gizi makanan”, paparnya

Baca Juga :  Bawaslu NTT Dinilai Kurang Cerdas

Lebih lanjut Sarmauli mengatakan bahwa anak sekolah yang paling banyak mengkonsumsi makanan jajanan adalah siswa SD, kenapa? Karena anak saat kelas I SD sudah dibiasakan oleh orang tuanya memberi uang jajan, maka dengan sendirinya anak tersebut bebas memilih makanan dan anak paling suka dengan makanan yang berwarna mencolok.

Baca Juga :  Senator Paul Liyanto  Perjuangkan Keluhan Warga Raknamo

Hal senada dikatakan juga ketua panitia pelaksana Bimtek, Drs. Marthin Sebiring, Apt. M.Si bahwa peserta yang dilibatkan adalah dari beberapa kabupaten yang terdiri dari Guru, Siswa, Komite, penjaja makanan dan beberapa SKPD terkait provinsi Nusa Tenggara Timur.

Kehadiran mereka sangat diharapkan sehingga menjadi pemberi informasi tentang pentingnya berwaspada pada makanan jajanan di kantin sekolah dan anak-anak dari orang tua siswa yang hadir.

Demikian pula dikatakan Marthin Sebiring bahwa kemandirian sistem manajemen keamanan pangan yang dimiliki sekolah merupakan awal dari pengembangan kebijakan, prosedur dan program keamanan pangan sekolah sesuai dengan program yang dicanangkan oleh wakil presiden Boediono sehingga memungkinkan sekolah untuk mengambil langkah-langkah guna meminimalisir resiko terjadinya penyakit akibat pangan dilingkungan sekolah dan sekitar. Hal inilah yang menggugah kita untuk melakukan bimtek.(Rey)

Berita Terkait

Fraksi PKB NTT Soroti Dugaan Korupsi di SMA Negeri 3 Kupang, Kepsek: Itu Tidak Benar
Dua Tahun Dikerjakan, Kondisi Rumah Bantuan di Desa Nainaban TTU Memprihatinkan. Ada Apa?
Dua Kali Mangkir Dari Panggilan Jaksa, 3 Orang Saksi Kasus Alkes RSUD Kefamenanu Bisa Dijemput Paksa
Usai Ditetapkan Sebagai Tersangka, Mantan Dirut RSUD Kefamenanu Langsung mengalami Sakit Jantung
Lakukan Konsolidasi Struktur Kepengurusan, Nasdem TTU Optimis Pertahankan Kejayaan
Sidang Putusan Perkara Tindak Pidana Korupsi Puskesmas Inbate Digelar, Thomas Laka Cs Dihukum 1,6 tahun Penjara
Armet Dan GMNI Resmi Membawa Masalah PTT Di TTU Ke PTUN
Putusan Perkara Tindak Pidana Korupsi Dana Desa Akomi Dieksekusi Kejari TTU, Dua Terpidana Resmi Jalani Hukuman Penjara
Berita ini 0 kali dibaca