Plan International Dampingi 149 Kelompok Hortikultura di TTU dan TTS

Bupati TTU Raymundus Sau Fernandez
Bupati TTU Raymundus Sau Fernandez

Kupang, Savanaparadise.com,- Sebanyak 149 kelompok tani holtikultura dampingan Plan International Indonesia yang tersebar di kabupaten Timor Tengah Utara (TTU) dan Timor Tengah Selatan (TTS) telah produktif, dan mengembangkan usaha berbasis pertanian sayuran dan buah buahan. Hal ini menunjukkan bahwa pertanian holtikultura bisa menjadi salah satu mata pencaharian yang bisa dikembangkan kaum muda khususnya perempuan di TTU dan TTS.

” kelompok tani ini menjadi alternatif yang baik untuk membuat perempuan muda di Timor untuk berdaya dan mandiri. Bahkan ada beberapa kelompok yang kami damping untuk mengembangkan hasi panennya untuk diolah menjadi bahan makanan dalam kemasan” kata Deputi Direktur Plan International Indonesia, Nono Sumarsono, pada acara penutupan proyek pemberdayaan Ekonomi Kaum Muda (Young Women Economic Empowerment/YWEE) di Kupang, Senin, (23/05).

Bacaan Lainnya

Nono menjelaskan setelah 3 tahun berjalan, proyek yang didanai Uni Eropa telah mendampingi lebih dari tiga ribu anak muda, terutama perempuan berusia 15-29 tahun. Dalam proyek ini selain memberikan pelatihan pertanian hortikultura, Plan International indonesia juga membantu membuka akses pemasaran para kelompok tani tersebut.

” Kami juga mempertemukan kelompok-kelompok usaha tani itu dengan pelaku usaha hotel dan restoran yang terhimpun dalam Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) NTT,” jelasnya.

Sementara itu Project Manager YWEE Plan Indonesia, Pramodhana Purnalaksita menjelaskan, model pendekatan yang dilaksanakan dalam proyek YWEE dikabupaten TTU dan TTS adalah membangun pendidikan dan pelatihan teknis pertanian hortikultura.

” Jadi kaum mudah dilatih dan diperkenalkan juga dengam teknis budidaya pertanian yang lebih maju misalnya penggunaan plastik mulsa dan teknologi iritasi tetes. melalui rantai nilai produksi hortikultura, hasil pertanian dihubungkan langsung ke pasar,” jelasnya.

Nono berharap, kelompok tani yang sudah terbentuk di TTU dan TTS bisa terus mengembangkan ketrampilan dan pengetahuan yang sudah didapatkan selama mengikuti pelatihan. mereka diharapkan bisa meningkatkan kualitas hasil pertanian serta memperluas pasar.

” Sehingga hasil panennya bisa langsung dijual dengan harga yang bagus.kalau ini terjadi , maka pemerintah daerah lain, serta anak anak muda ditempat lain bisa mencontoh model pemberdayaan ekonomi yang serupa”, katanya lagi.

Evaluator External Program YWEE, Eva Zhoriva Yusuf kegiatan tersebut mempunyai makna ekonomisnya bagi kelompok tani dampingan Plan International. Selain bisa untuk kebutuha rumah tangga juga bisa memenuhi kebutuhan pasar. Kendala yang dialami oleh kelompok tani adalah masalah modal dan air.

” walaupun demikian anak anak dampingan tetap berusaha dengan apa yang ada pada diri mereka. secara mikro program ini punya dampak yang luar biasa bagi perkembangam ekonomi rumah tangga”, paparnya.

Dijelaskannya program ini mempunyai dampak signifikan setelah Plan International melakukan pendampingan di TTU dan TTS.

Bupati TTU, Raymundus Sau Fernandez mengapresiasi pendampingam yang dilakukan oleh Plan International. Bagi Fernandez apa yang sudah diretas oleh Plan juga sudah di jalan oleh Pemerintah kabupaten TTU. untuk urusan modal menurutnya di TTU pemerintah sudah mengalokasika Dana Sari Tani ke seluruh desa di TTU setiap tahunnya melalui APBD senilai Rp.300.000.000.

” Dana sudah ada di desa tinggal diputar saja (dikembangkan-red) untuk melanjutkan kegiatan usaha produktif ketika program Plan sudah berhenti,” Jelasnya.

Hadir pada kegiatan tersebut, Ketua DPRD TTU, Hendrikus Frengky Saunoah, Wakil Bupati TTS, Obed Naiboho, YWEE TVET Coord-TTU, Robert Saunoah.(SP)

Pos terkait