Warga Belu Protes, Uang Raskin Dipakai Simpan Pinjam

- Jurnalis

Minggu, 11 November 2012 - 04:21 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Atambua, Savanaparadise.com,- Ratusan warga Desa Kereana, Kecamatan Botin, Leobele, Kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur, mengaku kecewa karena sudah lebih dari 11 bulan, belum juga mendapatkan jatah beras miskin (raskin). Padahal masyarakat desa tersebut sudah mengumpulkan uang sebanyak Rp 60.000 untuk setiap Kepala keluarga (KK).

“Kami sudah mengumpulkan uang sejak Bulan Januari 2012 lalu, namun sampai dengan Bulan Nopember ini beras yang kami nantikan belum juga muncul, padahal saat ini lagi musim kelaparan sehingga kami masyarakatberharap pihak yang mengelola program ini bisa secepatnyamendistribusikan beras,” kata Blasius Bria yang diamini oleh Markus Milas, Agustinus Bria dan Martinus Tae Bria, kepada savanaparadise.com,beberapa waktu lalu, di Atambua.

Menurut Bria, desa tetangga yang lain semuanya sudah menerima beras sebanyak dua tahap. Dia mencurigai ada indikasi kuat dana yang sudah dikumpulkan warga tersebut dikorupsi oleh oknum tertentu.

Baca Juga :  Kita Sehati Siapkan Anggaran Renovasi Rumah Adat di TTU, Anggarannya Rp 40 Juta

“Di Desa Kereana ini, penerima raskin berjumlah 434 KK sehingga kalau dikalkulasikan maka, uang yang sudah terkumpul di bendahara sebanyak Rp 43 juta lebih, tetapi setelah kita cek ke Dolog Atambua, katanya uang beras dari Desakami belum disetor, oleh karena itu kita minta pengurus raskin harus bertanggungjawab,” kata Bria.

Bria dan warga lainnya berharap agar pemerintah desa, kecamatan dan kabupaten untuk serius menindaklanjuti hal tersebut karena beras adalah kebutuhan paling utama dan sangat penting. Terlebih, saat ini warga mengalami gagal panen akibat musim kemarau yang berkepanjangan. Hal ini juga dibenarkan oleh sekretaris Camat Botin Leobele Ferdinand Fahi Berek.

“ Memang betul masyarakat sudah mengumpulkan uang beras miskin sejak Bulan Januari lalu namun hingga kini beras belum ada. Saya sudah keluarkan undangan untuk semua pengurus raskin dan aparat desa guna membahas persoalan ini namun masih menunggu Pak Camat karena beliau masih di Atambua.” Kata Sekcam Ferdinand.

Baca Juga :  PT PLN Tak Beritikad Baik Bantu Daerah Miskin

Informasi lain yang berhasil dihimpun media ini dari sumber terpercaya yang tidak mau disebutkan namanya mengatakan bahwa dana raskin yang sudah dikumpulkan oleh masyarakat untuk sementara masih dipinjamkan kepada oknum tertentu di desa tersebut.

Terkait dengan tuntutan masyarakat tersebut, wakil Bupati Belu, Ludovikus Taolin mengatakan akan segera memanggil semua pihak yang terkait untuk menyelesaikan masalah tersebut agar masyarakat jangan sampai menjadi korban

“Nanti saya akan cek dulu di lapangan dan sayaakan panggil semua pihak untuk kita sama-sama bicarakan sehingga masyarakat juga bisa tahu bahwa untuk bantuan beras raskin ini, ada mekanisme pembagiannya yakni sengaja dikumpulkan sampai akhir tahun baru dibagikan dan itu berlaku juga untuk semua desa di Kabupaten Belu,” kata Taolin. (John Bansae)

Berita Terkait

Fraksi PKB NTT Soroti Dugaan Korupsi di SMA Negeri 3 Kupang, Kepsek: Itu Tidak Benar
Dua Tahun Dikerjakan, Kondisi Rumah Bantuan di Desa Nainaban TTU Memprihatinkan. Ada Apa?
Dua Kali Mangkir Dari Panggilan Jaksa, 3 Orang Saksi Kasus Alkes RSUD Kefamenanu Bisa Dijemput Paksa
Usai Ditetapkan Sebagai Tersangka, Mantan Dirut RSUD Kefamenanu Langsung mengalami Sakit Jantung
Lakukan Konsolidasi Struktur Kepengurusan, Nasdem TTU Optimis Pertahankan Kejayaan
Sidang Putusan Perkara Tindak Pidana Korupsi Puskesmas Inbate Digelar, Thomas Laka Cs Dihukum 1,6 tahun Penjara
Armet Dan GMNI Resmi Membawa Masalah PTT Di TTU Ke PTUN
Putusan Perkara Tindak Pidana Korupsi Dana Desa Akomi Dieksekusi Kejari TTU, Dua Terpidana Resmi Jalani Hukuman Penjara
Berita ini 1 kali dibaca