Fredi Tahadi  Pengusaha Sukses Asal Malaka Ajak Anak SMAN 4 Kota Kupang Jadi Wirausaha

Fredi ketika menjadi Trainer bagi ratusan siswa dan siswi SMA Negeri Kota Kupang

Kupang, Savanaparadise.com,- Pengusaha Bengkel dan toko Bangunan di Kota Kupang, Frederikus Tahadi Bria mengajak siswa-siswi Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 4 Kupang menjadi wirausaha sejak dini. Sosok yang akrab disapa Fredy Tahadi ini mengatakan untuk menjadi pebisnis yang pertama adalah tidak boleh malu atau gengsi.

Hal itu dikatakan Fredi ketika menjadi Trainer bagi ratusan siswa dan siswi  SMA Negeri Kota Kupang dalam tajuk kegiatan Pelatihan dan Motivasi Program kewirausahaan SMA bersama Motivator Frederikus Tahadi Bria di Aula SMA Negeri 4 kota Kupang, Kamis, 22/08/19.

Pria sukses asal kabupaten Malaka ini mengatakan menjadi seorang pebisnis atau wirausaha bisa dilakukan oleh anak-anak SMA tanpa harus meninggalkan sekolah. yang terpenting kata Alumni GMNI Kupang ini adalah niat dan melihat peluang untuk memulai sebuah usaha.

Fredi kemudian menceritakan kisah dibalik suksesnya mengelola bisnis bengkel dan toko bangunan dibilangan Naimata, Kota Kupang. Keputusannya menjadi wirausaha dimulainya ketika menjadi mahasiswa dan aktivis organisasi ektra universiter yaitu Gerakan Mahasiswa Indonesia (GMNI) cabang Kupang.  Ketika rekan-rekan sejawatnya sibuk memikirkan politik pergerakan mahasiswa didaerah maupun di Jakarta, Fredi malah lebih kerasan membuka usaha tambal ban.

Dijelaskannya pada masa itu menjadi aktivis merupakan sebuah prestise yang membanggakan bagi mahasiswa maupun mahasiswa. Namun ia memilih menjadi pebisnis tanpa meninggalkan dunia aktivis. Kuncinya adalah membagi waktu yang tepat dan proporsional.

“Saya dulu masih mahasiswa, pengurus BEM lagi, disuatu ketika ada nona yang mahasiswa juga di perguruan tinggi yang sama, saya gengsi memang tapi demi keinginan sukses saya, saya berusaha menyelesaikan pekerjaan saya sebagai tukang tambal ban secara profesional. Setelah selesai nona tegur saya, ini Kaka Fredy, saya bilang Ia. Ya gengsi tapi demi sukses saya tetap tekuni pekerjaan tambal ban,” ujarnya mengenang masa lalunya.

Ia mengatakan setiap peluang bisnis yang ada harus diambil dan jangan menunda karena peluang itu tidak datang berkali-kali.

“Ketika ada kesempatan segera diambil, jangan tunda nanti, jika menunda maka peluang kita untuk sukses akan tertunda pula bahkan akan menjadi pekerja untuk tambah memperkaya orang yang kaya lebih dahulu,” kata Dia.

Dikatakan, bahwa jika saat ini Kementerian memberikan kesempatan untuk memodali usaha dari para siswa SMA 4 maka peluang ini tidak boleh disia-siakan, sebab tidak semua sekolah memiliki kesempatan yang sama seperti saat ini.

“Pakai kesempatan ini untuk sukses dalam berwirausaha, oleh karena itu maka dibutuhkan pula perencanaan yang matang dan aksi yang nyata disertai komitmen kuat penuh inovasi sehingga bisa mencapai target untuk menjadi sukses dalam berwirausaha,” tandasnya.

Frederikus Tahadi Bria foto bersama dengan para siswa dan guru-guru SMA Negeri 4 Kupang

Terkait modal dalam berwirausaha, dia menegaskan bahwa bisnis memang membutuhkan modal, namun modal yang paling utama adalah kemauan yang besar dan kuat. Jika hanya untuk coba-coba jangan harap cepat sukses.

Dia mengaku bahwa saat dirinya berada dihadapan para siswa untuk membagikan pengalaman menjadi pengusaha merupakan yang ketiga kali berada dihadapan para siswa, sementara untuk semua kalangan sudah berulang kali.

Sementara itu Penanggung jawab program wirausaha SMA negeri 4 Kupang, Siti Fauziah, pihaknya mengundang Fredy sebagai motivator karena dirinya sangat paham bagaimana merintis usaha dari kecil hingga besar dan memiliki omset dimana-mana.

“Spesifikasi usaha dari Pak Fredy ini Bengkel dan Toko Bangunan, beliau sangat paham dan ahlinya tentang berwirausaha dibidang ini,” kata Fauziah.

Dia juga menjelaskan bahwa Fredy dihadirkan dengan harapan memberikan motivasi kepada siswa siswi sehingga dapat menyukseskan Program dari Dirjend Dikmen.

“Kita dapat dana bantuan Rp 100 juta untuk 21 Kelompok Wirausaha. Sehingga saat ini dilakukan pelatihan-pelatihan bagaimana siswa bisa berwirausaha,” jelasnya.

Dari 21 kelompok usaha siswa, setiap  kelompok beranggotakan 3 orang siswa. Selain siswa SMA 4, ada juga tambahan siswa dari 6 sekolah imbas yang ada di Kota Kupang.

Dia berharap dari 21 kelompok ini bisa menghasilkan 21 varian wirausaha yg muncul dari SMA 4 Kupang, dan salah satunya adalah usaha di bidang perbengkelan.(SP)

Pos terkait