Hindari Penangkapan Ikan Dengan Bom Dan Potasium

- Jurnalis

Senin, 18 Juni 2012 - 08:01 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Kupang, Savanaparadise.com. Komandan Pangkalan Utama TNI-AL VII/Kupang Laksma TNI Karma Suta mengingatkan para nelayan di daerah ini untuk menghindari penggunaan bom dan potasium saat menangkap ikan guna melindungi terumbu karang dan biota laut lainnya dari kehancuran.

“Saat ini ekosistem terumbu karang di wilayah perairan Nusa Tenggara Timur (NTT) terus terancam akibat aktivitas manusia yang merusak karang seperti melakukan penangkapan ikan menggunakan bom dan potasium,” katanya di Kupang, Ahad kemarin.

Danlantamal Suta mengatakan hal itu terkait dengan peran TNI-AL dalam melindungi biota laut, selain menjaga stabilitas keamanan dan keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dari wilayah perairan yang berbatasan langsung dengan Timor Leste dan Australia.

Ia mengatakan upaya menghindari penangkapan ikan di laut menggunakan bom dan potasium itu penting dilakukan, karena hingga akhir 2011, terumbu karang di perairan laut NTT yang rusak serius mencapai 23,5 persen dan yang kondisinya rusak sedang sebanyak 58,8 persen.

Baca Juga :  Hasil UN SMP, Sumba Timur Paling Jeblok

“Hasil sharing data dengan lembaga terkait lainnya, baik pemerintah seperti Dinas Perikanan dan Kelautan NTT maupun lembaga swadaya masyarakat menunjukan kondisi demikian, sehingga perlu terus dilakukan kampanye perlindungan dan penyelamatan terhadap terumbu karang,” katanya.

Perlindungan dan penyelamatan ini mendesak mengingat saat ini terumbu karang di NTT yang kondisinya masih baik hanya tinggal sekitar 17,6 persen saja.

Padahal, katanya, dari berbagai operasi dan eskplorasi yang dilakukan di laut diketahui bahwa laut di wilayah perairan ini memiliki biota laut seperti diantaranya keragaman terumbu karang di NTT cukup banyak dan potensinya hampir merata di semua perairan wilayah ini.

“Sayang kalau kekayaan ini rusak akibat kelalaian manusia yang melakukan aktivitas tanpa ramah lingkungan, karena bagaimana pun kelestarian lingkungan selain untuk keselamatan saat ini juga untuk kelangsungan hidup anak cucu di waktu mendatang,” katanya.

“Saat ini ekosistem ini terancam dan kebanyakan rusak karena ulah manusia atau oknum tidak bertanggungjawab dalam mencari hasil laut,” katanya menambahkan.

Dalam aras tingkat dunia, terumbu karang juga makin terancam, dan sebagian besar disebabkan kegiatan manusia.

Baca Juga :  Orang Tuanya Dapat Penghargaan Kemendikbud, Bupati TTU Mengaku Terharu

“Terancamnya terumbu karang ini dianggap sebagai akibat perubahan iklim dan bukan hanya akibat aktivitas manusia yang mengancam dan merusak organisme laut,” katanya.

Ia menyebut dewasa ini, sekitar 75 persen terumbu karang dunia terancam, baik oleh kondisi-kondisi setempat maupun dunia.

Dia mengatakan bahwa ancaman terumbu karang akan terus berlanjut, kecuali ada upaya dilakukan untuk menyelamatkannya.

“Jika gejala itu terus berlangsung, maka proyeksi pada 20 tahun dari sekarang separuh dari terumbu karang dunia akan terkena panas dan menyebabkan pemutihan yang parah,” ujarnya.

Menurut dia, dalam waktu 50 tahun persentase itu akan naik menjadi lebih dari 95 persen. “Diperkirakan paling sedikit seperempat atau paling banyak sepertiga dari semua spesies yang hidup di laut terkait dengan terumbu karang,” katanya.

Hal itu, tambahnya, membuat terumbu karang sebagai jenis hewan yang paling terancam punah di dunia, bahkan lebih terancam punah dibanding katak.

Ia mengatakan saat ini jutaan spesies laut tergantung pada terumbu karang. Terumbu karang sebagai sumber makanan yang sangat penting bagi jutaan orang di seluruh dunia

Berita Terkait

Berjuang Tanpa Gedung Gereja, Umat Paulus Rasul Lamanepa Akhirnya Punya Kapela Berkat Simon Petrus Kamlasi
SMA Negeri 1 Kupang Rayakan HUT ke-75 dengan Ragam Kegiatan Besar
Andreas Hugo Parera Jelaskan Alur Penetapan Ketua DPD dan DPC PDI Perjuangan
Yusinta Nenobahan dan Kuasa Hukum Penuhi Undangan Sinode GMIT Untuk Jernihkan Persoalan Dengan Pendeta Nelson
Kuasa Hukum Yusinta Nenobahan Kecam Pihak Penyebar Data Pribadi Klien
Kasat Korwil Banser NTT Desak Polri Tangkap Pelaku Penganiayaan Banser di Tenggarang 
Difitnah di Kompasiana, Yusinta Bantah Semua Tuduhan Palsu dan Siapkan Langkah Hukum
Tak Hanya Nelayan PPI Oeba, Nelayan Tenau Juga Ikut Geruduk Kantor Gubernur NTT
Berita ini 11 kali dibaca