Penjabat Wali Kota Kupang Minta HAKKA Lestarikan Budaya Pemersatu

- Jurnalis

Senin, 26 Juni 2023 - 20:15 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Penjabat Wali Kota Kupang, George M. Hadjoh, SH saat memberikan sambutan pada perayaan Pen Cun (Foto: Prokopim Kota Kupang)

Penjabat Wali Kota Kupang, George M. Hadjoh, SH saat memberikan sambutan pada perayaan Pen Cun (Foto: Prokopim Kota Kupang)

Kupang, Savanaparadise.com,- Penjabat Wali Kota Kupang, George M. Hadjoh, SH meminta kepada HAKKA melestarikan budaya pemersatu.

Permintaan itu disampaikan Walkot George pada saat memberikan sambutan di perayaan Peh Cun yang diselenggarakan oleh Hakka NTT di Kolam Renang Suembak, Kelurahan Fontein, Minggu (25/6).

Perayaan Peh Cun dihadiri oleh, Ketua Hakka NTT, Yano Laemonta, Ketua Harian Hakka NTT, Irwan Surya beserta pengurus dan seluruh anggota perkumpulan Hakka NTT.

Saat menghadiri perayaan Peh Cun Penjabat Wali Kota, George didampingi oleh Asisten Perekonomian dan Pembangunan Sekda Kota Kupang, Ignasius R. Lega, SH.

Dikesempatan yang sama George juga mengapresiasi upaya Hakka NTT untuk mengangkat kembali kebudayaan asli Tionghoa yang sudah ada ratusan tahun tersebut.

Ia menyarankan kepada Hakka agar perlu menggali dan melestarikan semua tradisi dan budaya Tionghoa yang diyakini dapat mempersatukan seluruh warga Kota Kupang turunan Tionghoa dan dapat mendorong pembangunan Kota Kupang yang lebih cepat.

Baca Juga :  Daftar Calon Ketua Karang Taruna, Sokan Teibang Siap Libatkan Akamsi di Kelurahan Untuk  Pemberdayaan Ekonomi Kreatif

“Saya menyampaikan terima kasih banyak kepada Hakka NTT yang selama ini lewat berbagai kegiatan telah mendukung program-program prioritas pemerintah, salah satunya yakni dalam pengendalian inflasi. Berkat bantuan para pengusaha dan distributor yang di antaranya adalah anggota Hakka inflasi di Kota Kupang dapat terkendali”, ujar George

George menambahkan, saat ini Pemkot Kupang tengah merancang upaya peningkatan kemampuan berbahasa asing bagi siswa-siswi SD, tidak hanya bahasa Inggris tapi juga bahasa Mandarin. Karena menurutnya dalam waktu 5 hingga 10 tahun mendatang perekonomian dunia akan dikuasai oleh Cina, oleh karena itu generasi muda Kota Kupang harus siap bersaing dalam perekonomian global dimulai dengan menguasai bahasa Mandarin.

Untuk itu dirinya juga meminta dukungan dari hakka NTT, terutama para sesepuh yang fasih berbahasa Mandarin untuk berkenan berbagi ilmu dan pengetahuannya kepada anak-anak generasi muda yang ingin belajar bahasa Mandarin.

Ketua Hakka NTT, Yano Laemonta menjelaskan Mandi Peh Cun merupakan tradisi orang Tionghoa yang sudah ada ratusan tahun untuk mengenang seorang Menteri bernama Qu Yuan yang sangat setia pada bangsa dan negaranya. Menanggapi permintaan Penjabat Wali Kota, menurutnya salah satu tujuan Hakka NTT didirikan 6 tahun lalu, selain untuk menjalin kembali hubungan semua keluarga Hakka juga untuk melestarikan budaya asli Tionghoa.

Baca Juga :  10 Posyandu di Kota Kupang Dapat Bantuan Berupa PMT Untuk Bayi dan Balita

Yano juga berterima kasih kepada Penjabat Wali Kota yang selama ini sudah memberikan kesempatan untuk terlibat dalam semua kegiatan pemerintah. Salah satu kegiatan yang diapresiasinya adalah saat Penjabat Wali Kota memberi kesempatan kepada keluarga Hakka dan perkumpulan etnis Tionghoa di Kota Kupang untuk memasang lampion sepanjang Jalan El Tari selama perayaan Cap Go Meh atau Imlek lalu. Dia memastikan Hakka akan terus bersama pemerintah Kota Kupang untuk memajukan roda pembangunan lewat kemajuan ekonomi dan industry pariwisata.

Hal senada juga disampaikan Ketua Harian HAKKA NTT, Irwan Surya. Menurutnya Hakka memiliki kewajiban untuk melestarikan dan memperkenalkan traidis leluhur dari Tionghoa kepada generasi muda supaya tidak dilupakan oleh anak cucu mereka. Tradisi mandi Peh Cun ini menurutnya selalu diselenggarakan pada tanggal 5 bulan 5 pada kalender Cina. Dalam perayaan ini keluarga Tionghoa menyuguhkan Bakcang, yakni makanan khas Tiongkok yang terbuat dari beras atau beras ketan dan diisi dengan ayam, jamur, telur atau tahu.(*/Red/*PKP)

Berita Terkait

Mentri Kebudayaan Fadli Zon Kunker Ke NTT Dan Disambut Gubernur Melki Laka Lena
Ikatan Keluarga Ngada di Ende Adakan Syukuran Reba
Pimpinan dan Staf Setwan DPRD NTT Tampil Memukau Pada Parade Tenun Ikat HUT NTT ke-66
Keunikan Kampung Adat Wologai
Didukung Julie Laiskodat, Randy Elgianto Sinlae Raih Juara di Ajang Internasional
Dukungan Bunda Julie Berbuah Juara, Dua Remaja Harumkan Nama NTT di Ajang Nasional
Peluang Usaha Dibalik Ritual Adat Golo Kowa Hole di Sabu Raijua
Dekranasda NTT Ajukan Tenun Ikat Sumba ke UNESCO, Julie Laiskodat Minta Dukungan Rakyat NTT
Berita ini 0 kali dibaca