Birokrasi Harus Layani Dengan Cepat Dan Tepat

- Jurnalis

Selasa, 6 November 2012 - 08:19 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Kupang, Savanaparadise.com,- Seiring dengan bergulirnya demokratisasi, birokrasi pemerintah dituntut untuk tampil sebagai organisasi pelayanan publik yang tidak hanya transparan tetapi juga memberikan pelayanan yang cepat dan tepat. Salah satu elemen penting dalam mewujudkan penyelenggaraan pemerintahan yang terbuka adalah hak publik untuk memperoleh informasi sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Hal tersebut diungkapkan Gubernur NTT, Drs. Frans Lebu Raya dalam sambutan tertulis yang dibacakan Asisten Administrasi Pembangunan Sekda NTT, Drs. Andereas Jehalu, M.Si saat membuka semiloka sosialisasi Pembentukan Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi Provinsi NTT, di Hotel T-More Kupang, Selasa (6/11).

Menurut Leburaya, hak atas informasi menjadi sangat penting karena makin terbuka penyelenggaraan pemerintahan tersebut dan makin dapat dipertanggungjawabkan. ”Hak setiap orang untuk mendapat informasi juga relevan untuk meningkatkan kualitas pelibatan masyarakat. Partisipasi masyarakat tidak akan berarti tanpa jaminan keterbukaan informasi publik,” kata Gubernur.

Baca Juga :  Didorong Jadi Cagub, Tagu Dedo : Itu Aspirasi

Leburaya menjelaskan, UU Keterbukaan Informasi Publik (KIP) secara jelas mengatur kewajiban badan publik atau pejabat publik untuk memberi akses informasi yang terbuka kepada masyarakat. ”Kewajiban untuk memberikan informasi, dokumen serta data. Diintegrasikan sebagai bagian dari fungsi birokrasi pemerintahan, diperkuat dengan sanksi-sanksi yang tegas untuk pelanggarannya,” tegas Gubernur.

Penerapan UU KIP lanjut Leburaya, tentunya memberi dampak terhadap sistem manajemen dan tata kelola lembaga-lembaga publik, khususnya mengenai pola kerja dan aliran data serta informasi antar unit kerja di lembaga publik masing-masing. ”Tanpa adanya koordinasi dan komunikasi dalam kerangka kerja mengelola data, informasi dan dokumentasi, mustahil kinerja lembaga dalam memberikan layanan informasi publik dapat dijalankan dengan baik. Untuk dapat menjalankan pelayanan yang cepat, tepat dan sederhana setiap badan publik perlu memiliki pejabat pengelola informasi dan dokumentasi (PPID),” jelas Leburaya.

Baca Juga :  Dari 403 Izin Usaha Pertambangan, Baru 30 Yang Dapat Izin Tahap Produksi

Di tempat yang sama Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi NTT, Drs. Richard Djami mengatakan, dengan membuka akses publik terhadap informasi diharapkan badan publik termotivasi untuk bertanggungjawab dan berorientasi pada pelayanan rakyat yang sebaik-baiknya. ”Dengan demikian hal tersebut dapat mempercepat perwujudan pemerintahan yang terbuka yang merupakan upaya strategis mencegah praktek korupsi, kolusi dan nepotisme dan terciptanya kepemerintahan yang baik,” kata Djami.

Kegiatan semiloka pembentukan PPID tersebut diselenggarakan atas kerjasama Pemerintah Provinsi NTT, Australia Indonesia Parthnership for Decentralitation (AIPD) dan Pusat Telaah dan Informasi Regional PATTIRO.(SP)

Berita Terkait

Yusinta Nenobahan dan Kuasa Hukum Penuhi Undangan Sinode GMIT Untuk Jernihkan Persoalan Dengan Pendeta Nelson
Kuasa Hukum Yusinta Nenobahan Kecam Pihak Penyebar Data Pribadi Klien
Kasat Korwil Banser NTT Desak Polri Tangkap Pelaku Penganiayaan Banser di Tenggarang 
Difitnah di Kompasiana, Yusinta Bantah Semua Tuduhan Palsu dan Siapkan Langkah Hukum
Tak Hanya Nelayan PPI Oeba, Nelayan Tenau Juga Ikut Geruduk Kantor Gubernur NTT
Drama Pergub 33: Kadis Sulastri Balik Arah, Minta Maaf ke DPRD dan Nelayan
Rapat Dinas DKP Gagal Total,Nelayan dan Pelapak PPI Oeba Ogah Hadir
DPRD NTT Bantah Intervensi Kenaikan Tarif, Komisi II “Sidang” Kadis DKP Soal Polemik Pergub
Berita ini 0 kali dibaca