Kefamenanu, Savanaparadise.com,- Kejadian tidak mengenakan dialami Bupati Timor Tengah Utara (TTU), Raymundus Sau Fernandez ketika menghadiri undangan adat dari masyarakat desa Oeolo, Kecamatan Musi, Minggu, (06/12/2020. Raymundus dihadang dan dimaki-maki oleh Tim Sukses dan Pengurus Partai Pendukung diduga dari Paket Fresh(Hendrikus Frengky Saunoah-Amandus Nahas).
Raymundus mengatakan kehadirannya di Oekolo untuk menghadiri undangan adat 4 suku di Oeolo. Empat suku ini adalah Suku Naif, Moensaku, Anunut dan Suku Moensaku. Sebelum ke Oeolo ia sempat ke Oetulu untuk bakar lilin di kuburan nenek moyang. Karena hujan belum reda, agenda nyekar ke kuburan tidak jadi dilakukan.
” Saya baru pulang dari Oetulu. Saat berada di Oetulu hujan lebat sehingga kami tidak jadi ke kubur. Karena hujan tak kunjung reda kami kemudian memilih kembali dan singgah di Oeolo untuk memenuhi undangan dari keluarga besar suku Opat yang sedang melakukan ritual adat di kampung tersebut,” kata Raymundus kepada wartawan di kediaman pribadinya, Senin, 07/12/2020.
” Setiba di rumah adat suku Opat, keluaraga kemudian mengambil sopi dan sirih pinang sesuai tradisi masyarakat setempat dengan maksud agar pemerintah bisa memperhatikan 4 buah rumah di desa Oeolo yang minggu lalu rubuh akibat terpaan angin puting beliung” jelasnya.
Raymundus mengatakan, pertemuan tersebut dihadiri juga oleh pemerintah desa dan BPD serta pihak Panwas kecamatan.
“Saya meminta mereka untuk mendata lagi rumah-rumah yang rubuh agar jangan sampai ada yang tertinggal dan mereka menyanggupi untuk mengantar data-datanya hari ini juga supaya secepatnya dikasi bantuan pemerintah” urai Raymundus.
Ia menjelaskan setelah selesai melakukan tatap muka kami kemudian diundang untuk makan dan pada saat makan, saya melihat sebuah mobil kijang inova dengan plat nomor DH 55 yang saya ketahui bahwa itu adalah mobil milik Pa Frengky Saunoah, yang memuat John Pandak, Frits Soru, Nero dan Kuncoro” jelasnya.
Raymundus menjelaskan bahwa ketika turun dari mobil mereka langsung berteriak “bubar, bubar, bubar, datang putar balik apa lagi di sini, pembohong, peenipu.
Masyarakat yang mendengar teriakan tersebut sontak kaget dan bergerak cepat menghampiri mereka.
Di saat yang sama ada juga Panwas yang keluar dan bertemu dengan mereka untuk menjelaskan maksud pertemuan tersebut karena mungkin mereka menduga bahwa ini adalah pertemuan politik padahal ini hajatan keluarga.
Ketika panwas memberi penjelasan mereka malah tidak menerima bahkan salah satu dari mereka yang bernama Nero mendorong panwas yang adalah seorang perempuan.
Kejadian inilah yang memancing emosi warga sehingga sempat terjadi insiden yang saya tidak tahu secara pasti insidennya seperti apa.
Raymundus kemudian meminta masyarakat agar tidak usah diladeni. Kebetulan hadir pada saat itu Dirno Opat yang kemudian menelepon Babin kamtibmas dan meminta agar bisa datang ke lokasi kejadian untuk mengamankan situasi.
Babin kamtibmas kemudian menelepon ke Polres TTU dan pihak Polres pun kemudian datang ke lokasi kejadian.
” Kami kemudian bergerak pulang ke kefa dan setibanya kami di Oelneke mobil saya dilempari batu oleh oknum tak dikenal. Selain mobil saya, mobil milik adik Dolfus Sonbay juga dilempari dengan batu dan parang dan barang bukti berupa batu dan parang tersebut masih ada di atas mobil Dolfus Sonbay” katanya.
Dijelaskannya lebih lanjut pada saat melanjutkan perjalanan, kami berpapasan lagi dengan mobil yang dikendarai oleh Charli Baker dan memang benar sempat terjadi kesalahpahaman di antara kami. Sehingga saya meminta kabag Ops Polres TTU agar mobil tersebut dikawal dan dibawa ke kantor polisi agar setelah di kantor polisi baru kita klarifikasi bersama, dan setelah dilakukan klarifikasi kami saling memaafkan.
Terkait video yang sempat diviralkan oleh Judith Taolin yang menyebut bahwa Raymundus melakukan kekerasan fisik, Raymundus menjelaskan bahwa video tersebut tidaklah benar.
“Video itu tidak benar. Saya tidak melihat Judith di lokasi kejadian. Kalaupun dia ada mungkin dia melakukan rekaman video dari tempat gelap” lanjutnya.
“Kalau memang benar saya melakukan penganiayaan terhadap salah satu warga sebagaimana yang disebut Judith dalam video itu, tentu orang tersebut sudah lapor polisi” jelasnya.
Terkait video hoax yang beredar Raymundus mengatakan akan menempuh jalur hukum terhadap Judit Taolin yang adalah penyebar video.
“Saya akan tempuh jalur hukum. Karena informasi yang disampaikan oleh Judith melalui media sosial terkesan sangat profokatif dan tendensius. Video itu menyebut nama saya, Pa Hen Bana dan Pa Goris Bana dan beberapa nama lain. Saya akan jadikan video itu sebagai bukti bahwa Judith Taolin menyebar berita bohong dan tidak benar,” jelasnya.
Salah satu saksi mata Le Ray yang berada di tempat kejadian mengatakan situasi masih aman dan berlangsung dialog dengan para tetua adat dan masyarakat Oeolo. Situasi berubah ketika ada dua mobil yang ditumpangi oleh tim sukses paket Fresh. Ia menyebut tim sukses itu adalah Jhon Pandak, Nero, Kuncoro, Rio Tatengkeng dan beberapa orang lainnya.
” Habis adat kami makan dengan orang tua di Lopo. Tiba-tiba ada dua oto dari tim sukses paket Fresh. Mereka terus meneriaki pak Bupati putar balek, penipu dan sebutan lainnya yang memprovokasi pak Bupati,” kata Le Ray.
Ia mengatakan karena mereka terus melakukan provokasi, Ia memutuskan untuk menemui mereka untuk memberikan penjelasan terkait kehadiran Bupati TTU di Oeolo.
” Saya sempat keluar tegur, siapa yang tipu? Datang ini teriak dalam kapasitas apa. Karena kami datang disini bukan kampanye hanya acara adat. Didalam juga ada Panwas juga. Pak Bupati tidak datang kampanye dan tidak membawa pasangan calon untuk berkampanye,” katanya.
Meski sudah memberikan penjelasan, mereka tetap tidak mau bergeser dari lokasi pertemuan Bupati dan para tetua adat. Malah mereka terus melakukan provokasi.
” Karena mereka bikin kacau penduduk setempat marah dan usir mereka. Karena mereka melawan masyarakat akhirnya ada kericuhan dengan mereka. Beberapa dari mereka lari tunggang langgang meninggalkan mobil,” jelasnya.
Pada saat kericuhan Bupati tidak terlibat karena masih bersama masyarakat dan tetua adat. Bupati kata dia tidak keluar dan duduk makan sirih bersama tua adat. kericuhan tim sukses Fresh bersama masyarakat dan pemuda setempat itu karena sudah mengganggu ketertiban dalam kampung.
Toko masyarakat Oeolo, Dirno Opat menepis dugaan penganiyaan terhadap Bupati TTU. Ia mengatakan pada saat kejadian itu berada dalam lopo bersama masyarakat dan tetua adat.
Ia mengatakan Bupati TTU ke Oeolo berdasarkan undangan 8 suku di Oeolo. Undangan itu kata Dirno Opat sudah disampaikan pada beberapa waktu yang lalu. Karena Bupati masih banyak kesibukan akhirnya tertunda. Setelah dari Oetulu kata Dirno Bupati menyempatkan diri untuk ke Oeolo.
” Kami memang undang pak Bupati dengan beberapa orang tua. bapak tolong dulu untuk turun meninjau lokasi karena ada beberapa rumah yang rusak parah karena angin puting beliung. Sudah direncanakan beberapa minggu yang lalu namun karena pak Bupati sibuk jadi belum sempat datang. Jadi kemarin bertepatan dengan Bupati ada juga acara di Oetulu mecel kubur. Beliau sampaikan mungkin bisa singgah di Oeolo,” kata Dirno yang juga berprofesi sebagai pengacara.
Ia mengatakan di Oeolo, Bupati duduk bersama masyarakat dan tua adat serta BPD desa Oekolo. Hadir juga dalam kesempatan itu anggota Panwascam Musi dan PKD. Dalam pembicaraan bersama Bupati, masyarakat meminta untuk diberikan bantuan terkait kerusakan beberapa rumah.
Bupati menyampaikan terkait permintaan masyarakat agar dibuatkan data-data yang akurat supaya pemerintah bisa bantu. Bantuan akan diberikan setelah hari pencoblosan. Bupati mengatakan bantuan itu bisa saja diberikan pada hari itu juga namun untuk menjaga suasana pilkada agar tidak dipandang melakukan money politik.
Setelah melakukan dialog dengan masyarakat, masyarakat mengajak Bupati untuk makan bersama. Pada saat makan tiba-tiba datang segerombolan orang dalam beberapa mobil melakukan provokasi.
” Memakai mobil dengan plat 555. Kita akan buktikan dengan beberapa bukti pemotretan. Mereka ribut-ribut. Kami ada didalam dengan pak Bupati. Kami dengar suara yang teriak bubar, bubar, Bupati putar balek, pulang sudah dari sini lu sudah mau habis. Panwascam juga ada bahkan mereka datang sebelum pak Ray datang,” jelasnya.
Dengan teriakan seperti itu Pawascam bernama Ivana Opat mengecek ke depan. Panwascam ketemu dengan 4 orang yang berteriak. Kemudian salah satu dari 4 orang itu mengatakan Panwas bodoh.usai dikatai bodoh Ivana mendapat tindakan kekerasan.
” Mereka suruh putar badan untuk disuting. Mereka bilang suruh bubarkan pertemuan. Kemudian diketahui namanya Jhon Pandak. Suaranya kita tahu.setelah baru kami tahu bahwa Jhon Pandak adalah ketua Tim pemenangan dari paket Fresh. Termasuk dengan Moi Dengas dan Kuncoro anaknya Alo Rikono dan Frits Soru. Panwascam kemudian minta mereka laporkan ke Panwascam jika ada pelanggaran,” ujarnya.
Mereka tetap berada dilokasi disebuah kios. Mereka terus berteriak. Karena suasana makin mencekam dirinya kemudian menelpon Babinkamtibmas. Kemudiam Babinkamtibmas menelpon ke Polres TTU dan anggota polisi turun ke lokasi.
Masyarakat Oeolo tidak terima baik dengan perlakuaan yang dilakukan terhadap Bupati TTU dan ketua Panwascam. Masyarakat minta mereka pulang. Karena lihat massa banyak yang datang mereka lari tunggang langgang tinggalkan mobil. Ketika polisi datang mereka sudah kabur.
” Massa sudah tersinggung dengan cara mereka. Kami juga merasa tidak enak dengan keluarga ibu Panwascam. Bupati juga mereka hina. Ini gaya preman juga salah. Ini preman apa?, Jhon Pandak dan kawan kawan kabur. Kemudian mobil yang diamankan dibawa ke Polres TTU,” jelas.
Atas kejadian itu kata dia masyarakat desa Oelneke merasa tersinggung dengan penghinaan terhadap Bupati TTU dan kekerasan terhadap perempuan yang merupakan anggota Panwascam. Ia bersama masyarakat Oelneke dan keluarga akan melaporkan Jhon Pandak dan kawan kawan ke Polres TTU.
Calon Bupati Hendrikus Frengky Saunoah ketika dikonfirmasi terkait penghadangan yang diduga dilakukan oleh Tim Sukses Fresh belum memberikan keterangan. Pesan yang dikirimkan oleh SP melalui layanan pesan pribadi hanya dibaca oleh ketua DPC PDI Perjuangan kabupaten TTU ini.
Kasat Reskrim Polres TTU, AKP. Sujud Alif Yulamlam, S.Ik saat dikonfirmasi wartawan di depan ruang kerjanya di Polres TTU, Senin (07/12/2020) menjelaskan terkait masalah yang menimpa Bupati TTU Raymundus Sau Fernandez di Desa Oeolo, Kecamatan Musi, Kabupaten TTU sedang didalami untuk mengetahui secara jelas kronologi kejadian. Selain itu, dirinya akan memberikan keterangan lanjutan jika masalah ini sudah ada perkembangan.(YA)