Kefamenanu, Savanaparadise.com,– Pemerintah Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU), hingga kini belum menyalurkan dana sebesar 5,210 milyard rupiah yang digelontorkan Pemerintah pusat untuk membantu 200 Kepala keluarga yang terkena dampak badai seroja pada April 2021 silam.
Pasalnya, walau dana ini sudah masuk ke rekening Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten TTU sejak bulan Desember 2021 silam, namun kendala yang menyebabkan dana tersebut belum dapat disalurkan adalah belum tersedianya dana pendamping dari pemerintah Kabupaten TTU.
Kepala BPBD TTU, Yosefina Lake, saat dijumpai SP di ruang kerjanya Kamis (03/02/2022) menuturkan, hingga kini pihaknya masih menunggu persetujuan Pemerintah daerah, soal dana pendamping untuk memperlancar kegiatan penyaluran bantuan seroja ini.
“Terkait dengan bantuan ini, kami sementara mengusulkan dana pendamping, karena kami mau berproses tapi masih menanti dana pendamping di maksud” kata Yosefina.
Ely, sapaan akrab Yosefina menjelaskan bahwa, dana pendamping yang diusulkan ini sudah disetujui oleh Bupati TTU Drs. Djuandi David, tapi informasi tentang adanya dana pendamping tersebut baru disampaikan secara lisan melalui oleh Kepala Badan Keuangan dan Aset Daerah (BKAD) kabupaten TTU, Bonefasius Ola Kian.
“Memang kita sudah mendapatkan informasi bahwa usulan dana pendamping ini sudah disetujui oleh Bapak Bupati, namun kita juga belum bisa memulai kegiatan, karena kita baru mendapatkan informasi secara lisan. Kita masih menunggu kepastian dana tersebut betul-betul telah ada, sehingga nanti bisa masuk dalam perubahan APBD induk BPBD TTU” jelas Ely.
Ely mengungkapkan pihaknya masih menunggu informasi selanjutnya dari bagian Keuangan Setda kabupaten TTU, dan jika sudah ada kejelasan maka pihaknya akan segera memproses penyaluran dana 5 milyard 210 juta ini, untuk membantu 200 kepala keluarga yang terkena dampak badai seroja pada april 2021 lalu, dan sambil menunggu kejelasan informasi dana pendamping dimaksud, pihaknya sementara memproses petunjuk pelaksanaan dan petunjuk tekhnisnya.
Ely menjelaskan bahwa, dana pendamping yang dibutuhkan untuk memperlancar kegiatan bantuan badai seroja sebesar Rp.789.000.000 yang akan digunakan untuk membiayai beberapa item kegiatan antara lain, biaya fasilitator dan tim tekhnis, biaya verifikasi dan validasi pendataan rumah, biaya monitoring dan evaluasi, serta biaya lain-lain yang berkaitan dengan urusan pembangunan rumah layak huni bagi korban badai seroja.
Lebih lanjut Ely menjelaskan, saat ini badai seroja hampir genap berusia satu tahun, dan pasca badai seroja tersebut, diantara 200 KK yang terdata, pasti sudah ada keluarga yang telah membangun rumahnya.
Berkaitan dengan hal ini, Ely menyampaikan, apabila ditemukan kondisi demikian, pihaknya akan meminta semua bukti pembelanjaan secara lengkap untuk kemudian diberikan pengganti biaya yang telah digunakan.
“Untuk mereka yang sudah membangun, tinggal saja kita meminta bukti biaya pengeluaran yang telah mereka keluarkan, berupa nota dan kwitansi jelas, untuk kita ganti dana yang telah mereka pakai ” tutur Ely
“Jika tidak ada bukti, minta maaf. Bukti itu juga bukan hanya kertas saja atau nota saja tapi kami juga harus lihat fisik di lapangan, sehingga kita bisa pastikan bahwa bahan-bahan yang digunakan untuk membangun, benar-benar bahan bangunan baru yang dibeli dari toko dan bukan bahan-bahan bangunan bekas” lanjut Ely.
Menurut Ely, dalam juknis yang telah ditentukan, dana 5 milyard lebih ini akan digunakan untuk membangun ataupun merenovasi 200 rumah warga yang terkena dampak seroja, yang dibagi dalam 3 kategori yakni rusak berat, rusak sedang, dan rusak ringan, dan ke 200 KK tersebut tersebar di 40 Desa yang ada di 20 Kecamatan di Kabupaten TTU.
Ia menjelaskan juga bahwa, besaran dana yang akan diperuntukan bagi masing-masing pemanfaat juga berfariasi, tergantung dari kerusakan yang dialami yakni rusak berat 50 juta, rusak sedang 25 juta dan rusak ringan 10 juta.
Penulis : Yuven Abi
Editor : Chen Rasi