Novanto Tuding Gereja, KWI Dorong Keuskupan Se-NTT Segera Bersikap

Jakart, Savanaparadise.com,- Sekretaris Eksekutif Konferensi Wali Gereja (KWI) Romo Eddy Purwanto, Pr mendorong keuskupan se-Nusa Tenggara Timur (NTT) untuk mengeluarkan pernyataan bersama menanggapi pernyataan yang disampaikan oleh Ketua DPR RI Setya Novanto. Pernyataan bersama ini, katanya sebagai ungkapan saling mendukung dan solidaritas dalam memperjuangkan kepentingan Gereja.

“Kami mendorong keuskupan se-NTT untuk membuat pernyataan bersama dalam rangka menanggapi pernyataan Setya Novanto sebagai bentuk solidaritas dalam memperjuangkan kepentingan Gereja dan rakyat,” ujar Romo Eddy saat menerima audiensi Koalisi Masyarakat Sipil Tolak Tambang untuk NTT di Kantor KWI, Jakarta Pusat, Rabu (11/3/2015)

Sebagaimana diberitakan, dalam acara HUT Ke-410 Gereja Protestan Masuk Indonesia di Kupang, Kamis (26/2/2015), Novanto mengatakan daerah NTT merupakan daerah yang kaya mangan, marmer, emas, dan pasir besi. Namun saat investor hendak mengelola potensi sumber daya alam selalu ada penolakan dari LSM yang berlindung di bawah gereja. Karena itu, gereja sebagai elemen penting dalam pembangunan di NTT, harus memberi pencerahan kepada masyarakat termasuk LSM agar menerima investor yang memiliki niat baik membangun daerah ini,

Romo Eddy menghimbau agar tujuh keuskupan di NTT, yakni Keuskupan Ruteng, Keuskupan Agung Ende, Keuskupan Maumere, Keuskupan Larantuka, Keuskupan Agung Kupang, Keuskupan Atambua, dan Keuskupan Wetebula untuk meminta klarifikasi pernyataan Novanto dan menyatakan bahwa tambang tidak cocok di NTT.

Pasalnya, pernyataan Novanto yang mengkritik Gereja dan LSM yang berlindung di bawah Gereja, katanya telah melukai perjuangan Gereja dan masyarakat NTT.

“Saya sangat tidak setuju dengan pernyataan itu, yang mengatakan Gereja dan LSM yang berlindung di Gereja. Saya rasa tidak tepat dan disinyalir demi kepentingannya bisnis Setya,” ucapnya.

Dia mengharapkan Novanto mengklarifikasi pernyataannya, apakah pernyataan tersebut mewakili dirinya sebagai pengusaha bisnis atau mewakil DPR RI.

“Perlu dicari dan dikaji lagi indikasi pernyataan Novanto itu, apakah dalam rangka menggolkan investasi pribadinya atau bagian dari program pemerintah sehingga Novanto mempertanggungjawabkannya,” tuturnya.

Terkait posisi KWI, dia menilai KWI menolak tambang karena selama ini tambang tidak memberikan kesejahteraan untuk masyarakat di sekitar lingkar tambang dan merusak keutuhan ciptaan.

Menaggapai sikap KWI, Koalisi Masyarakat Sipil Tolak Tambang untuk NTT (selanjutnya Koalisi) menyambut positif. Koalisi menganggap sikap KWI memperkuat perjuangan Koalisi dalam menghentikan aktivitas tambang di NTT dan mendorong Novanto mengklarifikasi pernyataan serta menyampaikan permohonan maaf kepada Gereja dan Masyarakat NTT.

“Kami mendapat dukungan dari KWI untuk menghentikan tambang di NTT. Ini berarti Gereja Universal dan Indonesia mendukung perjuangan tolak tambang di NTT,” ujar anggota Formadda NTT Wilfridus Yons Ebit.

Sementara Koordinator Komite Masyarakat Ngada-Jakarta (Kommas Ngada-Jakarta) Roy Watu kembali mengingatkan Setya Novanto agar segera mengklarifikasi dan menyampaikan permohonan kepada Gereja dan masyarakat NTT. Pernyataan Novanto, katanya telah melukai Gereja dan masyarakat yang telah berjuang menolak tambang.

“Kami akan terus berjuang sampai Setya Novanto meminta maaf dan menghentikan seluruh perusahaan tambangnya di NTT. Kalau tidak, Novanto harus segera mengundurkan diri menjadi wakil rakyat NTT,” tandasnya. (SP)

Pos terkait