Ende, Savanaparadise.com,- Sekretaris Komisi III DPRD Kabupaten Ende, Yani Kota, menduga adanya konspirasi antara pihak Manajemen Badan Usaha Layanan Umum Daerah (BLUD) Ende dengan Apotik-Apotik yang ada di luar Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Ende soal obat-obatan.
Yani Kota menyampaikan ini dalam dialog dengan pihak RSUD Ende saat pimpinan dan sejumlah Anggota Komisi III melakukan Inspeksi Mendadak (Sidak) di RSUD Ende, pada Selasa (15/03/22).
“Banyak keluhan yang disampaikan oleh masyarakat ke DPRD Ende soal ketersedian obat-obatan di RSUD Ende yang terbatas sehingga keluarga pasien harus membeli obat-obatan yang ada di luar apotik rumah sakit”, ungkap Yani.
Karena itu, Yani Kota mendorong agar pihak RSUD Ende menyiapkan apotik di RSUD Ende untuk memberikan pelayanan prima kepada masyarakat.
Hal yang sama juga disoroti oleh anggota Komisi III DPRD Ende, Mahmud Djega. Ia juga menyoroti soal pelayanan yang kurang prima yang diberikan oleh Rumah Sakit Ende terhadap pasien. Dan itu sering di keluhkan masyarakat.
“Kami minta Ibu Direktris untuk memperhatikan ini. Tolong benahi ini secara baik”, tegas anggota DPRD Ende yang akrab disapa Bento ini.
Sementara, Ketua Komisi III DPRD Kabupaten Ende, Sabri Indra Dewa menuturkan, sebenarnya apa yang disampaikan teman-teman merupakan masukan bagi pihak rumah sakit untuk benahi manajemen pengelolaannya.
Karena, tegas politisi PDI Perjuangan ini, tingginya penerimaan dalam BLUD ini bukan menjadi tujuan dari Komisi III tetapi bagaimana soal derajat kesehatan masyarakat, itu yang menjadi prioritas kita.
” Soal pelayanan yang belum prima yang disampaikan oleh teman-teman adalah fakta yang sekaligus menjadi masukan bagi Direktris RSUD Ende agar lebih baik kedepannya”, tukas Sabri.
“Untuk persoalan anggaran seperti yang disampaikan oleh pihak RSUD Ende, kita pasti suport itu. Dan Komisi III yang ada di Badan Anggaran (Banggar) berusaha meyakinkan teman-teman Banggar lainnya untuk mensuport soal anggaran”, tambahnya.
Intinya, lanjut Sabri, yang terpenting rumah sakit ini menjadi rumah sakit rujukan dan itu menjadi target kita bersama.
Sebab, kalau visi kita Ende sehat berarti kita tidak boleh berharap penerimaan dari BLUD ini yang terpenting. Tapi soal derajat kesehatan masyarakat yang lebih baik yang harus kita prioritaskan.
“Perlu kita pikirkan bersama adalah kita mengurangi keluhan dari masyarakat soal pelayanan kesehatan di rumah sakit ini”, pungkasnya.
Menjawab segala masukan, saran, dan kritikan dari pimpinan Komisi III dan anggota, Direktris RSUD Ende, dr. Carolina M. Viany Sunti Sp. PK mengatakan pihaknya akan berusaha semaksimal mungkin untuk mengubah dan akan memberikan pelayanan yang prima.
“Pasti setiap kita ingin berubah. Jadi kami akan berusaha memberikan yang terbaik”, ujar dr. Viany.
Dijelaskan tentunya untuk mengubahnya kita membutuhkan waktu dan yang akan kita lakukan kedepannya adalah soal ketersedian tenaga dokter di rumah sakit ini biar pelayanan bisa berjalan dan tidak merujuk ke rumah sakit lain.
Berikutnya, kita akan melakukan identifikasi terkait soal keluhan masyarakat tentang pelayanan terlebih khusus soal sikap dan perilaku Nakes. Kita akan mencari tahu problemnya.
“Seandainya dalam perjalanan kita temukan seperti apa, nanti kita akan memanggil dan memberikan masukan”, kata dr. Viany.
Untuk diketahui, saat melakukan Sidak Pimpinan dan anggota Komisi III DPRD Kabupaten Ende disambut oleh Direktris RSUD Ende, dr. Carolina M. Viany dan jajarannya yang membidangi masing bidang lalu melakukan dialog bersama.
Dalam dialog tersebut pihak RSUD Ende dihadapan pimpinan dan anggota Komisi III menyampaikan berbagai persoalan yang dihadapi rumah sakit seperti, ketersedian tenaga dokter spesialis. soal drainase di RSUD Ende, dan keterbatasan anggaran dalam peningkatan SDM Nakes.
Usai dialog, Pimpinan dan Angggota Komisi III bersama pihak RSUD Ende yang di pimpin dr. Viany menunjukan beberapa fasilitas kesehatan yang ada di rumah sakit seperti alat cuci darah, ruangan laboratorium, dan ruangan IGD.
Penulis: Chen Rasi
Editor: Yuven Abi