Kupang, Savanaparadise.com,- Nama Daniel Tagu Dedo bukan lagi sosok yang asing di jagad perpolitikan NTT. Semenjak mengemukan keinginanan bertarung di Pilgub NTT, Daniel Tagu Dedo menjadi perbincangan semua kalangan. Betapa tidak, Daniel yang seluruh kariernya bergerak di jasa keuangan ini melirik kursi Gubernur NTT sebgai ladang pengabdian yang baru pasca tidak lagi menjabat sebagai Direktur utama Bank NTT.
Meski datang dari kalangan profesional tidak menyurutkan Niat Daniel untuk berbuat bagi rakyat NTT dari Jalur politik. Bahkan dari kalangan profesional lebih terukur kerjanya ketika berkecimpung sebagai kepala daerah. Sebut saja, presiden Joko Widodo, Mantan Gubernur DKI Ahok merupakan cerminan yang jelas soal kinerja pejabat publik dari kalangan profesional.
Kepala daerah dari kalangan profesional punya niat tulus tanpa tekanan masa lalu politik dan birokrasi. Sosok seperti merekalah yang bisa membangun daerahnya menuju perubahan yang luar biasa. Sebab kalangan profesiona tidak terganggu oleh konflik kepentingan karena masa lalu dan birokrasi.
Dalam dua tahun terakhir makin banyak rakyat Nusa Tenggara Timur (NTT) yang miskin. Pada tahun 2015 dan 2016 NTT berada pada peringkat ketiga provinsi termiskin di Indonesia setelah Papua dan Papua Barat. Sebelumnya pada tahun 2013 dan 2014, NTT berada di urutan keempat.
Badan Pusat Statistik (BPS) NTT merilis pada Bulan Januari 2016, hingga September 2016 NTT masuk peringkat ketiga untuk jumlah penduduk miskin di Indonesia setelah Provinsi Papua dan Papua Barat. Jumlah penduduk miskin di NTT mencapai 22,01 persen atau 1.150.080 orang dari sekitar 5, 2 juta penduduk provinsi ini.
Data BPS inilah yang menggangu nurani Daniel untuk terpanggil bertarung di Pilgub NTT. Daniel mengatakan kemiskinan yang mendera masyarakat NTT hingga saat ini membuat dirinya berniat maju sebagai balon Gubernur NTT.
Karena berlatar belakang ekonom dan bankir, dia memilih jargon perjuangan yakni “Melangkah lebih cepat untuk mengentaskan angka kemiskinan di NTT. Daniel berpendapat kemiskinan di NTT berada pada urutan ketiga nasional perlu cepat ditangani karena NTT sudah tertinggal cukup jauh.
Disebutkan, program aksi yang akan diutamakan nanti antara lain, membuka lapangan kerja sebanyak-banyaknya dengan cara meloncat ke era industrialisasi komoditi unggulan yang berbasis pada klaster-klaster ekononi rakyat.
Salah satu program pembangunan lainnya yang perlu dilakukan adalah program transformasi ekonomi desa. Di NTT ada 3.000 desa namun hanya 52 kelurahan di Kota Kupang yang tidak tergolong miskin. sehingga perlu dilakukan penataan ekonomi desa yang dimulai dari penataan perumahan desa serta beberapa program lainnya yang bertujuan meningkatkan taraf hidup masyarakat.
Selain persoalan kemiskinan, sejumlah masalah utama yang perlu mendapat perhatian dalam pembangunan yaitu masalah kesehatan misalnya, ketersediaan fasilitas kesehatan seperti rumah sakit, puskesmas, klinik dan lainnya, perlu terus dibenah sehingga pelayanan kesehatan menjadi semakin baik.
Berikut Profile dan Prestasi Daniel Tagu Dedo
Daniel dan atau Dimu, lahir di kupang tepat pada tahun baru 01 januari 1961. Suami dari Yuni Artini Iswarie Tagu Dedo ini di karuniai tiga anak yaitu Wulan Utami Dayuputri, Karina Dwi Febriania Dayuputri, dan Asita Triyunita Dayuputri.
Menempuh pendidikan dari SD sampai SMA di kupang,yakni SDN Oeba, SMP NEGERI II dan SMA Negeri 1 Kupang. Selanjutnya meraih Sarjana Ekonomi – Akuntansi di Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia di Surabaya tahun 1986, dan kandidat Magister Akuntansi – Konsentrasi Bidang Audit Asean Banking Finance Institute-Jakarta {2014 – 2016}.
Menempuh berbagai Diklat dan kursus, diantaranya kursus kepemimpinan dan pengembangan staf angkatan ke-26 { LIPPI 1992 }, Service Excellent Training (Bank Bukopin 1993), Manajemen Strategi dan Strategi Operasi Bank (P3M STIE Perbanas 1993), IBM Short Course-IBM AS/400 (IBM International Sydney 1995), pelatihan menajemen teknologi dalam peningkatan produktivitas dan kualitas kerja (Fakultas Tehnik Industri-ITB 1996), Comparison Studi on Rabbo Bank Eindovent (Rabbo Bank – Eindovent 1997), International Bussines Enggles (University of New South Wales-Setney Australia 1999), Bussines Intiligen Course (Markus Training–Inc. Sytney 2004), Sales and Marketing Strategic for Consumer Banking (The Asian Banker-Singapore 2004), High Level Discussion, (Bank Indonesia 2009), Seminar International Financial Literacy Towards a National Strategy on Financial Education (Bank Indonesia, 2011), Seminar Asia as an Engine for world Growth (BI- Official Monetary and financial Institution Forum/OMFIF, Jakarta 2012), pembicara pada seminar nasional tentang pemberlakuan pembatasan kegiatan/aktivitas Bank, (BSMR, Jakarta 2013), International Seminar on Financial Literacy (ASBANDA, Jakarta 2013).
Dengan moto hidup “Kerjakan Yang Terbaik” yang dianutnya, ia menempuh karier mulai dari Resident Audit Bank Bukopin Cabang Kupang (1988-1991), Selanjutnya bertugas di Bank Bukopin Kantor Pusat, Jakarta, berturut-turut sebagai Kabag Manajement Informasi Sistem (1991-1993), Kepala Urusan/Asisten Direksi MIS dan Monitoring (1993-1995), Ketua Budget Committe Bank Bukopin (1993-1995), Ketua Tim Penyehatan Bank Bukopin (1993-1995), Kepala Urusan/Asisten Direksi TSI (1995-1997), Head Group Consumer Banking Jakarta (1997-1998), Kepala Urusan/Asisten Direksi Pengembangan Produk dan Promosi Consumer Banking (1998-2000), Head Group Wilayah Jawa Timur dan Indonesia Timur Consumer Banking (2000-2002), Kepala Urusan/Asisten Pengembangan Produk Dan Promosi Consumer Banking (2002-2005). Pada Tahun 2005-2006 Menjabat Pimpinan Bank Bukopin Cabang Bali, Tahun 2006-2007 Pemimpin Cabang PT. Bank Bukopin Solo, Direktur Umum/Operasional Bank NTT Kantor Pusat Di Kupang Tahun 2008-2009, Tahun 2009 Sampai Sekarang Menjabat Direktur Utama Bank NTT. Ia juga telah meraih Sertifikasi Management Resiko Perbankan yang diselenggarakan BSMR, yaitu level-1 (Februari 2006, Lulus), Level-2 (Februari 2007, Lulus), Level-3 (Desember 2007, Lulus), Level-4 (Februari 2010, Lulus) dan Level-5 (April 2012, Lulus).
Selain Bertugas Di Bank NTT, Daniel Ikut Berkecimpung dalam Beberapa Organisasi, Diantaranya sebagai Pengurus Kwartir Gerakan Pramuka NTT Periode 2010-2015, Ketua Umum Pengurus Federasi Olahraga Karate-Do Indonesia Provinsi NTT (FORKI-NTT) Periode 2011-2015 Wakil Ketua DPD Persatuan Intelegensia Kristen Indonesia Provinsi NTT (PIKI-NTT) Periode 2011-2016, Komite Eksekutif Asosiasi PSSI Provinsi NTT Periode 2013-2017, Ketua Dewan Pertimbangan Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO) Provinsi NTT Periode 2013-2018, Deputy Chairman-Operasional IT Development dan Legal, Asosiasi Bank Pembangunan Daerah (ASBANDA) Periode 2012-2016 dan Wakil Ketua Kadin Provinsi NTT Periode 2012-2017.
Beberapa penghargaan yang diterima Daniel Tagu Dedo secara pribadi sebagai Top Banker dan CEO Leadersip, antara lain:
1. Sebagai Tujuh Tokoh Keuangan Nasional Tahun 2012 untuk kategori Top Regional Banker, Majalah Investor tahun 2012
2. Sebagai CEO in Leadership 2013 dari majalah Economic Review, September 2013.
3. Sebagai CEO Leadership 2014, BPD Modal Inti dibawah Rp 10 Triliun dari Majalah Economic Review, Nopember 2014.
4. Sebagai The Best Leadership CEO 2015, Buku II – BPD Aset dibawah Rp 10 Triliun dari Majalah Economic Review, 5 Nopember 2015.
Selain itu, beberapa pengalaman spesifik Daniel yang patut diapresiasi selama tugas kariernya yang berdampak positif bagi dunia perbankan, antara lain:
Sebagai Ketua Tim Penyehatan Bank Bukopin (April 1993-Juni1995). Hasil dari pelaksanaan tugas ini, masuknya pemerintah RI sebagai Pemegang Saham di Bank Bukopin Melalui PP No 11 Tahun 1994 dan Bank Bukopin dinyatakan SEHAT oleh Bank Indonesia Tahun 1995.
Pertama: Sebagai Kepala Urusan/Asisten Direksi Bidang Teknologi Informasi (1995-1997). Proyek ini menghasilkan: Centralized Processing Center dan Centralized Data Base Real-Time Online System yang pertama untuk Bank Bukopin,
Kedua; Menerbitkan Obligasi 1 Bank NTT Senilai 500.000.000 (Lima Ratus Juta Rupiah) pada tanggal 7 Juni 2011.
Ketiga; Pembukaan serempak 35 Kantor Unit Simpan Pinjam Desa (USPD) di seluruh kecamatan di NTT pada 13 Desember 2011.
Keempat; Program Transformasi management Bank NTT tahun 2009 sampai saat ini, antara lain melalui penerapan Balance Scorecard dan ISO 2008 untuk seluruh aktivitas Bank NTT.
Sebagai Putra Daerah NTT dengan berbagai pengalaman sebelumnya sebagai Banker Profesional di Bank Bukopin, Daniel Tagu Dedo telah Mempimpin Bank NTT dengan mencatat berbagai kemajuan dan Prestasi. Bukan hanya membangun secara fisik kantor-kantor cabang, cabang pembantu dan unit simpan pinjam Desa diseluruh wilayah NTT, tetepi juga kinerja Bank NTT yang meningkat dari waktu ke waktu.
Transparansi informasi yang diterapkannya, baik secara internal maupun eksternal, telah mengantarkan Bank NTT Lebih Maju dan Merai Berbagai Penghargaan. Salah Satu Penghargaan Yang Paling Bergensi Adalah Annual Report Award (ARA) 2015 dimana Bank NTT Keluar Sebagai Juara ke Tiga Bank Daerah Terbaik Seluruh Indonesia, Setelah Bank BJB dan Bank DKI. Untuk Daerah luar Jawa berarti Bank NTT adalah BPD yang dinilai Terbaik.
Selai itu Program Coporate Social Responsibility (CSR) Bank NTT Selama kepemimpinan Daniel Tagu Dedo telah menjangkau banyak sektor kehidupan Masyarakat yang kurang mampu di wilayah NTT. Kegiatan Bantuan CSR yang dilakukan disemua Cabang Bank NTT diharapkan dapat mengurangi Pemiskinan dan Ketertinggalan Masyarakat NTT menuju keadaan yang Lebih Sejahtera. (Catatan; Profil ini ditulis oleh Bapak Herman Musakabe dalam bukunya yang berjudul “Membangun Karakter Unggul”, (Januari 2016)