Bangun Rote Ndao Dengan Budaya Lokal

- Jurnalis

Senin, 29 Oktober 2012 - 05:24 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Ndao, Savanaparadise.com ,- Kepala Dinas Kooperasi Kabupaten Rote Ndao, selaku ketua panitia pelaksana Workshop Internasional Tenun Ikat di Pulau Ndao, mengatakan bahwa orang Rote Ndao memiliki budaya lokal yang diwarisikan leluhur sejak 100 tahun SM. Warisan budaya tersebut adalah Kerajinan Tenun Ikat dan Pandai Manik-manik, demikian di ungkapkan Marthen Luther Henuk di Kecamatan Ndao Desa Anarae, (26/10).

Pada kesempatan tersebut dikatakan pula bahwa dengan kerajinan tenun ikat dan manik-manik dapat membuat masyarakat memenuhi kebutuhan hidupnya. Dengan demikian lanjut Henuk, masyarakat Ndao perlu diberdayakan agar kerajinan ini menjadi pusaka yang diakui oleh seluruh dunia, tandasnya

Baca Juga :  Bupati Djafar Sebut Ende Memiliki Spot Sejarah Yang Nyata dan Tak terbantahkan

Dikatakan pula bahwa membangun daerah ini memang harus mulai dengan membangun budaya lokal sebagai brand orang Rote Ndao yang memiliki pusaka budaya. Pusaka budaya tersebut perlu di perhatikan agar menarik perhatian seluruh dunia dan dunia datang di Ndao untuk membeli kain asli tenunan orang Ndao, tegasnya

Peneliti Belanda, Yetti Haning pada kesempatan yang sama mengatakan bahwa budaya lokal tenun ikat, jika dikelola dengan baik pasti akan membawa perubahan ke arah yang lebih baik. Lewat acara ini diharapkan agar pemerintah dapat melihat potensi budaya lokal untuk dijadikan sebagai modal tambahan demi peningkatan APBD kabupaten Rote Ndao, tandas Yetti.

Baca Juga :  Presiden Tetapkan Labuan Bajo Destinasi Utama Pariwisata

Lebih lanjut dikatakan bahwa budaya lokal ini perlu dilestarikan dengan baik, misalnya penggunaan warna terhadap tenunan orang Rote harus lebih menjurus pada warna alami, karena negara lain tidak suka yang menggunakan napto dan pewarna kimia lainnya. Selain mengganggu kesehatan juga akan merusak lingkungan dengan penggunaan warna kimia, jelas Yetti Haning. (Rey)

Berita Terkait

NTT Menyapa Dunia: Tour de EnTeTe 2025, Balap Sepeda Terpanjang di Indonesia
Merekam Kegiatan Launching Pekan Ende Street Festival
Gubernur Melki Laka Lena Ingin Majukan Ekonomi Lokal Lewat Pariwisata
Wagub NTT Harap Hadirnya Resort Di Labuan Bajo Serap Tenaga Kerja Lokal
Dua Gubernur, NTT Dan DKI Jakarta Bahas Peluang Investasi Serta Bisnis
Sakral Dan Penuh Makna, Kapolda NTT Pantau Langsung Prosesi Laut Anta Tuan
Archipelago International Meluncurkan Promosi Bali Tranquil Stay Untuk Merayakan Hari Raya Nyepi 2024
Ini Tempat Wisata paling eksotis Wajib Kamu Kunjung di Jalur Pantura Ende
Berita ini 1 kali dibaca