Yuk, Tongkrongin Pesona Pantai Puru di Kabupaten Kupang

- Jurnalis

Rabu, 27 Juli 2016 - 12:11 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Pantai Puru
Pantai Puru

Jika anda Traveler sejati, yuk bertamasya ke Pantai Puru di Kabupaten Kupang. Pantai Puru yang terletak di desa Merbaun, kecamatan Amarasi Barat ini menawarkan sejumlah keindahan pantai yang masih alami.

Pantai ini memang belum terlalu dikenal seperti Pantai Lasiana Kupang maupun Pantai Tablolong, Kupang Barat atau pantai- pantai lain di daerah itu. Pengakuan warga setempat bahwa pantai tersebut memang baru saja dibuka untuk umum sejak April 2016 lalu. Anda bisa memasukan pantai Puru dalam agenda traveling.

Meski demikian, sejak saat itu Pantai Puru mulai dikenal, ramai dibicarakan orang dan banyak dikunjungi warga baik dari desa- desa sekitar, tetangga kecamatan lainnya bahkan warga Kota Kupang pun tak kalah semangatnya berkunjung kesana.

“Awalnya memang belum banyak yang tahu tentang pantai ini, tapi sekarang sehingga pengunjung pun ramai yang datang, terutama di hari libur atau Sabtu dan Minggu biasanya sangat ramai,” kata Frengky Amtiran, warga setempat kepada media ini, Minggu (24/7).

Menurut Frangky, obyek wisata Pantai Puru dibuka untuk umum atas inisiatif masyarakat setempat, karena dirasa memiliki daya tarik tersendiri bagi para pecinta maupun penikmat panorama alam khususnya wisata pantai.

Baca Juga :  Yinghon Ronald Yeung Juarai Etape III Ende -Bajawa Tour de Flores

Selain pemandangan yang indah, laut selatan ini pun kaya akan ikan. Karena itu, pengunjung yang suka dengan aktivitas memancing bisa sekaligus menyalurkan hobi atau kesenangannya di lokasi wisata tersebut.

Terdapat empat buah Lopo (Sebutan untuk rumah adat orang Timor) yang dibangun oleh warga setempat pada beberapa titik di lokasi wisata tersebut yang boleh digunakan oleh pengunjung untuk berteduh sambil menikmati keindahan pantai berpasir putih kecoklatan itu.

“Untuk sementara baru ada empat Lopo, ini dibangun secara swadaya dengan semangat gotong royong warga disini, rencananya akan dibangun beberapa Lopo lagi, karena saat ramai pengunjung sebagian tidak dapat tempat berteduh,” jelas Frengky.

Meski tergolong baru, namun lokasi wisata ini ditata dan dikelola dengan cukup apik. Dilengkapi dengan sejumlah fasilitas penunjang seperti toilet/ kamar mandi dan juga terdapat sejumlah tong sampah yang ditempatkan pada beberapa sudut di lokasi wisata tersebut.

pantai Puru
pantai Puru

Ketika memasuki area wisata, petugas dengan sopan menghampiri dan mengingatkan kepada pengunjung untuk tidak lupa membuang bekas bawaan atau sampah ke tempat- tempat sampah yang telah disediakan.

“Mohon maaf, nanti kalau ada sampah jangan dibuang sembarangan, apalagi dibuang ke laut, tempat sampah ada disebelah sana,” begitu kata petugas kepada pengunjung sambil menunjuk ke salah satu tong sampah terdekat.

Ratusan pengunjung terlihat menikmati keindahan alam pemberian Sang Pencipta, dengan berbagai aktivitas dilakukan seperti, berenang, memancing, berfoto, bermain pasir, ada pula yang bermain sepak bola. Beberapa pengunjung juga membawa pelampung asyik bermain- main sambil mengapung.

Baca Juga :  Pemprov NTT Evaluasi Penyelenggaraan TdF

Frengky mengungkapkan, biasanya pengunjung paling banyak datang pada hari- hari libur nasional maupun di akhir pekan seperti sabtu dan minggu. Sementara di hari- hari biasa lainnya, ada juga yang berkunjung tapi tidak sebanyak di hari libur.

pantai Puru
pantai Puru

“Biasanya pada hari libur yang datang cukup banyak, bisa sampai lima hingga enam ratus lebih pengunjung, kalau hari biasa jumlahnya tidak sebanyak itu,” tandasnya.

Lokasi wisata ini dapat dijangkau dengan kendaraan bermotor baik roda dua maupun roda empat. Jarak dari Kota Kupang, ibu kota dari Provinsi NTT kurang lebih 30 kilometer. Sementara dari Baun, ibu kota Kecamatan Amarasi Barat kurang lebih 10 kilometer.

Namun sayangnya, sekitar 5 hingga 7 kilometer menuju lokasi wisata ini belum beraspal, hanya berupa jalan pengerasan. Warga mengaku, jalan di daerah tersebut memang belum pernah diaspal sejak Indonesia merdeka 70 tahun lalu.

“Dengan adanya obyek wisata ini, mudah- mudahan pemerintah bisa membuka mata dan hati untuk memperbaiki jalan ini. Karena walaupun jalannya rusak tapi tidak mengurangi antusias pengunjung yang datang, apa lagi jalannya bagus tentu lebih banyak lagi pengunjung,” kata David Pasu, salah satu warga Dusun Puru.(JN/SP)

Berita Terkait

NTT Menyapa Dunia: Tour de EnTeTe 2025, Balap Sepeda Terpanjang di Indonesia
Merekam Kegiatan Launching Pekan Ende Street Festival
Gubernur Melki Laka Lena Ingin Majukan Ekonomi Lokal Lewat Pariwisata
Wagub NTT Harap Hadirnya Resort Di Labuan Bajo Serap Tenaga Kerja Lokal
Dua Gubernur, NTT Dan DKI Jakarta Bahas Peluang Investasi Serta Bisnis
Sakral Dan Penuh Makna, Kapolda NTT Pantau Langsung Prosesi Laut Anta Tuan
Archipelago International Meluncurkan Promosi Bali Tranquil Stay Untuk Merayakan Hari Raya Nyepi 2024
Ini Tempat Wisata paling eksotis Wajib Kamu Kunjung di Jalur Pantura Ende
Berita ini 13 kali dibaca