Ba,a, Savanaparadise.com,- Politisi Senayan asal NTT Drs. Ibrahim Agustinus Medah mengajak masyarakat NTT untuk menanam ubi ungu sebagai salah satu alternatif bahan pangan untuk mengantisipasi krisis pangan yang selalu terjadi saban tahun di hampir seluruh wilayah di NTT akibat kekeringan.
“Tanaman ubi ungu tidak banyak memebtuhkan air sehingga sangat cocok untuk wilayah NTT. Dan dengan membuat lubang penanaman maka sekaligus kita membuat jebakan untuk menampung air
tanah,” jelas Ibrahim Medah ketika berbicara dalam forum Rapat Dengar Pendapat antara Anggota MPR/DPD RI dengan masyarakat di Desa Matanae, Kecamatan Rote Timur, Kabupaten Rote Ndao di Gedung Gereja Pniel Oeboloklain, Sabtu (4/6/2016). Dikatakan Medah, saat ini pihaknya dengan menggunakan dananya sendiri sedang menyiapkan bibit ubi ungu sebanyak 50 juta untuk dibagikan secara gratis kepada masyarakat NTT untuk ditanam.
Menurut Medah, NTT dikategorikan sebagai daerah kering, karena jumlah hari hujan relatif sedikit. Namun demikian, volume hujan dalam hari yang sedikit tersebut relatif besar. “Itulah sebabnya mengapa hanya sebentar hujan, kita sudah kebanjiran. Volume air hujan yang relatif besar dalam waktu pendek, menyebabkan tanah kita kesulitan menangkap dan menyimpan air, sehingga sebagian besar air yang jatuh mengalir ke laut. Siklusnya hidrologisnya akan demiki, terus setiap tahun, melalui proses evaporasi dan transpirasi, air yang mengalir masuk laut kemudian akan menjadi hujan; dan itu berarti setiap tahun kita akan menderita, karena sangat kering di musim panas, dan kebanjiran di musim hujan, sehingga perlu dikelolah kondisi ini,” katanya.
Dikataknnya, cara tepat yang dilakukan adalah melalui pemberdayaan masyarakat, atau menggalang gerakan masyarakat menciptakan lubang-lubang jebakan (bio pori) untuk menangkap dan menanam air. “Bila bumi kita selalu diberi air dengan cara ini, maka bumi kita juga akan memberi air yang cukup kepada kita. Ingat bahwa air akan selalu ada. Bagaimana agar air tidak terbuang lagi ke laut, mesti ada cara pengendaliannya,” katanya.
Ditamabhaknya, masyarakat pada dasarnya bisa memahami dan dapat melakukannya, sepanjang pemerintah juga memiliki kepedulian yang tinggi. Karena itu, menangkap dan menyimpan air dalam tanah mesti menjadi salah satu kebijakan prioritas pemerintah pada setiap level. “Bayangkan kalau pemerintah seluruh kabupaten dan kota serta Provinsi NTT bisa mengalokasi anggaran 5 persen dari belanjanya untuk memperbesar kapasitas sumberdaya air maka NTT tidak akan kekurangan air,” katanya.
Sebagai senator mewakili NTT, Ibrahim Medah telah mengambil posisi untuk berada dalam gerakan massal dan mendorongnya agar muncul dan berkembang aksi-aksi nyata menanam air untuk meningkatkan produksi pangan. “Saya berharap pemerintah di semua level mengambil posisi yang sama, agar kita bersama-sama, bahu membahu, menjadikan NTT menjadi daerah yang berkecukupan air, pangan dan rakyatnya sejahtera,” jelasnya.
Kepala Desa Matanae, Ibson Oan mengaku sangat bangga karena warganya diberi pemahaman dan motifasi untuk memulai berpikir untuk mengatasi kekuarangan pangan dan krisis air. Ia berjanji akan menggerakan seluruh potensi yang ada di desanya untuk menjalankan gerakan menanam ubi ungu sekaligus menanam air.
“Kami siap menjalankan gerakan ini, karena kami yakin apa yang diprogramkan Bapak senator Medah ini akan berhasil dan membawa kesejahteraan bagi masyarakat,” katanya. Usai pertemuan itu, Senator Ibrahim Medah membagikan bibit ubi ungu untuk ditanami masyarakat Rote Timur.(LTL/SP)