PLN Harus Terbuka Soal Dampak SUTT Dan SUTET

- Jurnalis

Rabu, 26 Juni 2013 - 13:21 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Kupang, Savanaparadise.com,- Gubernur NTT, Frans Leburaya meminta PLN terbuka kepada masyarakat soal dampak SUTT dan SUTET. sehingga tercapainya pemahaman menyangkut upaya penyiapan dan keberlangsungan kelistrikan di NTT

“ PLN harus terbuka soal informasi dan komunikasi yang mendalam terkait dampak SUTT dan SUTET terhadap kesehatan manusia dan lingkungan.”, ujar Leburaya, Dalam sambutannya yang di bacakan oleh Asisten II bidang Pembangunan, Andreas Jehalu, dalam workshop SUTT dan SUTET. Rabu, 26/06, di Kupang.

Di katakannya kehidupan umat manusia dalam berbagai aktivitas, saat ini sulit untuk dipisahkan dari kebutuhan akan energi atau tenaga listrik sebab sudah menguasai serta berperan besar bagi aktivitas dan pergerakan kemajuan manusia serta perubahan dunia.

Baca Juga :  Berikan Kecepatan dan Kemudahan dalam Genggaman, BRI Luncurkan QRIS TAP

Leburaya juga mengatakan, penyediaan listrik tenaga diesel saat ini semakin mahal seiring dengan kenaikan BBM dan berpeluang akan habis dimasa yang akan datang.

Oleh sebab itu alternatif pemenuhan kebutuhan energi di NTT secara bertahap akan dialihkan ke pemanfaatan sumber pembangkit yang berasal dari batu bara atau PLTU yang dianggap masih efisien sesuai kapasitas pembangkit yang besar dalam suatu sistem wilayah secara interkoneksi.

Leburaya menambahkan, diberbagai tempat di wilayah NTT saat ini, sedang dilaksanakan pengembangan jaringan listrik yang bisa saja melewati kawasan hutan, kawasan permukiman, kawasan pertanian serta kawasan lainnya yang memerlukan koordinasi, komunikasi dan kesepahaman serta pengertian sesuai regulasi antar pihak terkait sehingga membantu percepatan pihak penyedia listrik untuk kebutuhan masyarakat oleh PLN.

Baca Juga :  Cetak Laba Rp15,56 Triliun dalam 3 Bulan, Saham BBRI Langsung Terbang

Sampai april 2013, ratio elektrifikasi di NTT baru mencapai 49,67 %, hal ini menurut Leburaya masih jauh dari harapan yang ditargetkan Sampai akhir 2014 ditargetkan sebesar 76 %.

Kebutuhan untuk mencapai target tersebut diperkirakan membutuhkan pembangkit listrik dengan daya 200 mega watt, dan jumlah ini akan semakin besar devisitnya sebab belum termasuk permintaan kebutuhan untuk investasi bidang industri, properti serta hotel besar yang saat ini semakin diminati diwilayah NTT, sejalan dengan pesatnya pengembangan pariwisata dan perniagaan, jelas Leburaya.(JN/SP)

Berita Terkait

Dorong Pertumbuhan Ekonomi Pesisir, BRI Gandeng Pemerintah Fasilitasi 1.200 UMKM NTT untuk Naik Kelas
223 Kopdeskel di Ende Belum Terbit NIB, Punya NPWP Ada 202
Bupati Badeoda Launching Kopdes Merah Putih Pertama di Ende
Dukung Realisasi Program 3 Juta Rumah dan Asta Cita Pemerintah, BRI Akselerasi Penyaluran KPR FLPP
BRI Perkuat Inklusi Keuangan Lewat 1 Juta AgenBRILink, Catat Transaksi Rp1.145,22 Triliun
25 Ribu Pengunjung Padati Halal Indo 2025, BRI Hadirkan Solusi Finansial Digital
Konsisten Berdayakan UMKM Antar BRI Raih Penghargaan Pilar Sosial Katadata ESG Index Awards 2025
Hadirkan Solusi Keuangan Lengkap untuk Pelaku Usaha, BRI Resmikan Regional Treasury Team Medan
Berita ini 4 kali dibaca