Kefamenanu, Savana Paradise. Com,_ Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (ADPRD) kabupaten Timor Tengah Utara (TTU) dari Fraksi Partai Nasdem, Paulinus Efi menilai, rezim di TTU saat ini, dibawah kepemimpinan Bupati Djuandi David dan Wakil Bupati Eusabius Binsasi adalah sebuah rezim yang menindas.
Pernyataan ini dilontarkan Paulinus, menanggapi kisruh hasil pengumuman seleksi Pegawai Tidak Tetap (PTT) di TTU tahun anggaran 2021 yang meninggalkan banyak persoalan.
Menurut Paulinus, dari hasil pencermatan terhadap keputusan hasil seleksi PTT yang telah diumumkan oleh Panitia seleksi (Pansel) ditemukan begitu banyak kejanggalan yang bersifat konyol.
Ia menguraikan, sejak awal, proses perekrutan PTT ini sudah cacat hukum karena semua item yang dituangkan dalam Peraturan Bupati (Perbup) nomor 71 tahun 2021 ditabrak.
“Ini ibarat, Bupati buang ludah lalu jilat kembali ludahnya sendiri” sindir Paulinus.
Ia juga menguraikan beberapa fakta yang janggal terkait pengumuman hasil seleksi PTT oleh Pansel, di mana dalam tabulasi nilai, terlihat ada calon PTT yang mendapatkan nilai administrasi nol tapi nilai seleksi akademik dan wawancaranya ada.
“Semestinya, nilai nol itu menunjukan bahwa yang bersangkutan tidak lolos seleksi administrasi, sehingga otomatis dia tidak diperkenankan untuk mengikuti tahapan seleksi selanjutnya. Ini nilai seleksi administrasi nol tapi nilai akademik dan wawancara ada dan bahkan dinyatakan lulus. Ini belajar administrasi di mana?” kritik Paul.
“Kejanggalan lain, dalam tabulasi nilai, saya juga menemukan bahwa, ada calon PTT yang akumulasi nilai mulai dari seleksi administrasi hingga wawancara 99 dinyatakan lulus sedangkan yang akumulasinya mencapai 135 lebih dinyatakan tidak lulus. Pansel mesti menjelaskan standar penilaian yang digunakan ini seperti apa?” tanya Paul Kesal.
Paulinus juga mengungkap kejanggalan lain lagi, dimana ditemukan ada calon PTT yang tidak mengikuti tahapan seleksi akademik dan wawancara tapi nilainya ada dan ada juga aparat desa yang diterima dan juga dinyatakan lulus, sedangkan mereka yang sudah bertahun-tahun mengabdikan diri sebagai PTT dinyatakan tidak lulus.
“Saya merasa prihatin dan kasihan dengan nasib para PTT yang tidak lulus, terutama calon PTT guru yang sudah menjadi PTT bertahun-tahun. Mereka sedang menyiapkan diri untuk mengikuti Pendidikan Profesi Guru (PPG), dan Seleksi P3K. Tapi dengan tidak lulusnya mereka dalam perekrutan Teko ini otomatis menghambat mereka untuk mengikuti seleksi-seleksi dimaksud” ungkap Paul semakin kesal.
“Rezim ini adalah rezim yang menindas, karena telah memasung nasib begitu banyak orang yang tengah mempersiapkan diri menjadi orang-orang profesional” tegas Paul.
Melihat adanya begitu banyak kejanggalan yang ditemukan, Paul dengan tegas mengungkapkan akan berjuang bersama masyarakat sampai betul-betul keadilan di daerah ini ditegakkan.
Penulis : Yuven Abi
Editor : Chen Rasi