Mahasiswa Politani Ende Study Lapangan di Kebun Ubi Ungu

- Jurnalis

Senin, 1 Agustus 2016 - 12:07 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Mahasiswa Politani Ende ketika berkunjung kebun ubi ungu
Mahasiswa Politani Ende ketika berkunjung kebun ubi ungu

Kupang, Savanaparadise.com,- Sebanyak 14 mahasiswa dan dosen pendamping dari Politani Negeri Kupang PDD (Pendidikan Diluar Domisili) Ende melakukan study lapangan di kebun pusat pembibitan ubi ungu milik Senator/Anggota DPD RI asal Provinsi NTT Drs. Ibrahim Agustinus Medah di Desa Noelbaki, Kabupaten Kupang, Sabtu (30/7/2016).

Kehadiran para mahasiswa itu difasilitasi oleh pakar ekonomi pertanian lahan kering dari Unkris Artha Wacana Kupang DR. Zet Malelak. DR. Zet adalah penemu metode penanaman ubi ungu dengan menyediakan media berupa lubang penanaman.

Para mahasiswa Politani itu mendapatkan ilmu praksis dari Senator Ibrahim Agustinus Medah dan DR. Zet Malelak terkait ubi ungu mulai pembibitan, penanaman, perawatan, dan sisitim irigasi tetes yang diterapkan di kebun pusat pembibitan seluas 15 hektar itu.

“Secara pribadi saya sangat terinspirasi dengan sistim irigasi tetes yang diterapkan di kebun ini dan juga metode penanamannya,” ujar Leny Moy dosen pendamping mahasiswa Politani Negeri Kupang disela-sela study lapangan itu.

Dikatakan Leny Moy, dari beberapa lokasi yang mereka jadikan sebagai tempat study lapangan, diakuinya bahwa lokasi pusat pembibitan ubi ungu milik Senator Ibrahim Agustinus Medah yang paling komplit.

Baca Juga :  Medah Gelar Dengar Pendapat Soal Empat Pilar di Manggarai

“Disini kami para dosen dan mahasiswa kami bisa melihat langsung dan mendapatkan ilmu tentang pengembangan ubi ungu dan lebih khusus tentang irigasi tetes,” katanya.

Ia berharap agar pada tahun-tahun mendatang, ia akan mengarahkan para mahasiswanya untuk melakukan study lapangan di lokasi itu. Pada kesempatan itu, para mahasiswa juga berkesempatan memanen ubi ungu yang usia tanamnya sudah mencapai empat bulan dan setelah ditimbang, satu pohon ubi ungu menghasilkan ubi dengan berat mencapai 4 Kg.

Yovita Cesilia Berek salah satu mahasiswa Politani Negeri Kupang mengatakan, setelah mendapat penjelasan dari Senator Ibrahim Agustinus Medah, ia terinspirasi dan bertekad menekuni dunia pertanian.

“Kalau dengan sistim pertanian yang moderen seperti ini, maka menghasilkan keuntungan yang besar dan kita tidak harus berharap jadi tenaga honor atau jadi PNS di kantor, karena menjadi petani moderen lebih banyak keuntungan,” katanya.

Senator/Anggota DPD RI Drs. Ibrahim Agustinus Medah pada kesempatan itu mengapresisasi semangat para mahasiswa untuk mau belajar dikebunnya dan terinspirasi dengan sistim pertanian yang dikelolahnya.

“Kebun yang kita buka ini semata-mata untuk membuktikan kepada masyarakat bahwa potensi pertanian kita di NTT sangat besar meskipun curah hujan sangat sedikit. Kondisi ini membuat NTT memiliki keunggulan komparatif dan hasil pertaniannnya akan lebih unggul dibandingan daerah lain,” katanya.

Baca Juga :  Koalisi Merah Putih Gempur Desa

Mantan Bupati Kupang dua periode itu menjelaskan, pihaknya sedang dan akan terus menyiapkan bibit ubi ungu sebanyak 50 juta untuk dibagikan gratis kepada seluruh masyarakat NTT.

“Kita sudah distribusikan ke seluruh Kabupaten di daratan Timor, Flores dan Sumba, dan kita akan terus membagikan bibit ini kepada seluruh masyarakat dan target kita sampai bulan Nopember 2016 semua desa di NTT sudah mendapatkan bibit ubi ungu,” katanya.

Medah menjelaskan, sebagai panduan bagi masyarakat dalam menanam, merawat, dan memperbanyak bibit, pihaknya juga menyiapkan brosur secara berkala yang menjadi acuan bagi masyarakat dalam mengembangkan ubi ungu.

“Soal pasar, jangan khawatri karena kita sudah bangun kesepakatan dengan salah satu perusahaan di Jawa Barat yang siap membeli ubi dari NTT dan setiap hari perusahaan tersebut sanggup mebeli 30 Ton. Bahkan, pasar Singapur juga sudah kita jajaki dan siap menerima hasil dari NTT setelah kita kirim sampel ubinya yang kita panen dari kebun ini,” jelas Medah.(LTL/SP)

Berita Terkait

Kuasa Hukum Yusinta Nenobahan Kecam Pihak Penyebar Data Pribadi Klien
Kasat Korwil Banser NTT Desak Polri Tangkap Pelaku Penganiayaan Banser di Tenggarang 
Difitnah di Kompasiana, Yusinta Bantah Semua Tuduhan Palsu dan Siapkan Langkah Hukum
Tak Hanya Nelayan PPI Oeba, Nelayan Tenau Juga Ikut Geruduk Kantor Gubernur NTT
Drama Pergub 33: Kadis Sulastri Balik Arah, Minta Maaf ke DPRD dan Nelayan
Rapat Dinas DKP Gagal Total,Nelayan dan Pelapak PPI Oeba Ogah Hadir
DPRD NTT Bantah Intervensi Kenaikan Tarif, Komisi II “Sidang” Kadis DKP Soal Polemik Pergub
Miris, Kadis Perikanan Undang Rapat Nelayan dan Pelapak PPI Oeba Hanya Lewat WhatsApp
Berita ini 0 kali dibaca
Tag :