Ende, Savanaparadise.com,- Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) Bambang Soesetyo mendukung kurikulum pendidikan pancasila sebagai sistem pendidikan nasional.
Menurutnya setelah sekian lama pancasila terasing dan terpinggirkan, kini pancasila diteguhkan kembali sebagai bagian integral yang tidak terpisahkan sistem pendidikan nasional.
“Saya sangat mengapresiasi kurikulum pendidikan pancasila sebagai sistem pendidikan nasional”, kata Bamsoet usai acara penandatangananan nota kesepahaman pencanangan kurikulum pendidikan Pancasila dalam sistem pendidikan Nasional di Ende, Nusa Tenggara Timur, Rabu, (1/6).
Turut hadir dalam kegiatan itu, Wakil Ketua MPR RI Ahmad Basarah, Gubernur Lemhanas Andi Widjajanto, Skertaris Dewan Pengarah BPIP Wisnu Bawatanaya, Plt. Sekretaris Utama BPIP Karjono, Deputi Bidang Hubungan Antar Lembaga, Sosialisasi dan Komunikasi BPIP Prakoso, Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Laksana Tri Handoko dan Ketua Perkumpulan Perguruan Tinggi Nasionalis Indonesia (Pertinasia) Mulyanto Nugroho. Hadir pula secara virtual Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Nadiem Anwar Makarim.
Lebih lanjut Bamsoet menjelaskan pendidikan merupakan instrumen fundamental dan faktor kunci kemajuan bangsa. Oleh karenanya, tegas Bamsoet, pendidikan harus mampu melahirkan sumberdaya manusia pembangunan yang memiliki karakter dan jati diri.
Sehingga dirinya menilai untuk membangun generasi bangsa yang berhati Indonesia dan berjiwa pancasila diperlukan komitmen serta kesadaran kolektif dari segenap elemen bangsa.
“Kita harus bahu membahu, bergotong-royong dan bekerjasama mengedepankan prinsip sinergi serta kolaborasi,” tandasnya.
Mantan Ketua Komisi III DPR RI bidang Hukum, HAM, dan Keamanan itu berharap melalui kerjasama ini pembinaan ideologi pancasila menjadi satu langkah terintegrasi, selain ditopang oleh kemampuan memanfaatkan dan menyinergikan kemampuan serta sumber daya para pihak, untuk mendukung pelaksanaan pembinaan ideologi pancasila sesuai dengan tugas dan fungsi masing- masing.
Ketua DPR RI ke-20 ini mengatakan pencanangan kurikulum pendidikan pancasila dalam sistem pendidikan nasional dan penandatanganan nota kesepahaman yang diselenggarakan adalah manifestasi nyata dari komitmen bersama untuk melestarikan nilai-nilai pancasila.
“Ini juga sekaligus menjadi jawaban atas beragam paradigma dan fenomena zaman yang kian hari terasa semakin menggerus jati diri bangsa,” timpalnya.
Dikatakan masuknya kembali pendidikan pancasila dalam sistem pendidikan nasional sangatlah tepat apabila merujuk pada hasil survey CSIS yang mencatat sekitar 10 persen generasi milenial yang setuju mengganti pancasila dengan ideologi yang lain.
Selanjutnya, survey Komunitas Pancasila Muda yang dilakukan pada akhir Mei 2020 mencatat hanya 61 persen responden yang merasa yakin dan setuju bahwa nilai-nilai Pancasila sangat penting dan relevan dengan kehidupan mereka. Sementara, 19,5 persen di antaranya menganggap Pancasila hanya sekedar istilah yang tidak dipahami maknanya.
Sebelumnya, survey LSI tahun 2018 juga mencatat bahwa dalam kurun waktu 13 tahun masyarakat yang pro terhadap pancasila telah mengalami penurunan sekitar 10 persen, dari 85,2 persen pada tahun 2005 menjadi 75,3 persen pada tahun 2018.
“Karenanya, kita perlu membekali generasi muda dengan pendidikan Pancasila sejak mereka menempuh pendidikan di sekolah dasar. Sehingga sekolah juga menjadi institusi yang tidak hanya melahirkan anak bangsa yang memiliki kecerdasan intelektual saja, tetapi juga memiliki kecerdasaan kebangsaan,” jelasnya.
Dalam kesempatan yang sama Kepala BPIP Yudian Wahyudi mengucapkan terimakasih kepada seluruh Kementerian Lembaga yang sudah mendukung kegiatan dan program tersebut.
Yudian Wahyudi mengaku BPIP tidak sendirian lagi dalam membumikan Pancasila karena sudah banyak yang mendukungnya.
“Dalam momentum memperingati Hari Lahir Pancasila ini, kami patut bersyukur karena telah membuat komitmen bersama dengan MPR RI, BPIP, BRIN, Lemhanas, Pertinasia dan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi”, ujarnya.
Selain mata ajar Pendidikan Pancasila yang sudah rampung dan diimplementasikan tahun ini, BPIP juga telah membuat materi Pembinaan Ideologi Pancasila (PIP) untuk TNI, Polri.
“Alahamdulillah BPIP yang diberikan tugas untuk membuat materi diklat PIP kini satu-satu sudah rampung”, paparnya.
“Dengan upaya ini, semoga segear terwujudnya indonesia maju dan dapat membangun peradaban dunia”, tutupnya.
Setelah mengukuti Upacara Hari Lahir Pancasila dan Penandatanganan MoU rombongan BPIP melaksanakam Ziarah ke Makam Ibu Himsi atau Ibu Mertua Bung Karno sang Proklamator dan dilanjutkan memberikan bantuan sembako kepada warga.
Penulis: Chen Rasi
Editor: Yuven Abi