Ende, Savanaparadise.com,- Pemerintah Daerah (Pemda) Kabupaten Ende menggelar parade kebangsaan untuk mengenang kembali jejak Bung Karno ketika diasingkan di Kota Ende.
Parade kebangsaan ini diawali dengan parade laut dengan titik starnya dari Kecamatan Pulau Ende, Sabtu (28/05/22).
Setelah dari pulau Ende dengan menggunakan kapal motor, peserta parade yang membopong burung Garuda kemudian diarahkan menuju Kapal KRI Teluk Banten 516 untuk dilakukan upacara penerimaan secara simbolis burung Garuda yang di pimpin langsung oleh Bupati Ende.
Ratusan perahu motor milik nelayan ikut berpartisipasi dalam parade laut tersebut.
Sesudah upacara penerimaan burung Garuda secara simbolis, dilanjutkan dengan parade darat yang di ikuti oleh berbagai lapisan masyarakat Kabupaten Ende.
Pantauan media, ribuan peserta parade darat sangat antusias, berpartisipasi dalam kegiatan itu.
Bupati Ende, Djafar Achmad, usai kegiatan tersebut kepada Savanaparadise.com mengatakan kegiatan parade kebangsaan merupakan revitalisasi perjalanan Bung Karno selama diasingkan di Ende.
Menurut Bupati Djafar kegiatan ini dimaksudkan untuk menyampaikan kepada dunia dan Indonesia bahwa Ende punya peran penting dalam sejarah bangsa Indonesia.
“Intinya adalah kalau berkenan bapak Presiden mau menetapkan dalam Surat Keputusan (SK) Presiden bahwa Ende adalah Kota rahimnya pancasila”, tandas Bupati Djafar.
Bupati juga meminta kalau berkenan sudilah kiranya upacara hari lahir pancasila bisa dilangsungkan di Ende karena sejarah kuncinya ada di Ende.
“Kita akan persiapkan itu sebaik mungkin supaya dunia dan Indonesia tahu bahwa Ende punya peran penting dalam sejarah bangsa ini”, timpal Bupati.
Panitia Pelaksana, Martinus Satban ketika dikonfirmasi media ini mengungkapkan parade kebangsaan yang digelar hari ini di mulai napak tilas (perjalanan) Bung Karno dengan parade laut.
Usai parade laut, urai Martinus, akan dilanjutkan parade darat yang di mulai dari pelabuhan Bung Karno, menuju Sub Depom Ende, rumah pengasingan, Gedung Imaculata, serambi Bung Karno di Biara St. Yosef Katedral, makam Ibu Amsi, dan berakhir di taman renungan Bung Karno.
Momen ini merupakan bagian dari kenangan sejarah tentang perjalanan masa pengasingan Bung Karno selama kurang lebih 4 tahun diasingkan di Ende.
Yang kita harapkan dari kegiatan ini, jelas Martinus, pertama dari sisi sejarah kita mau mengenang perjuangan bapak Sukarno terutama ketika menemukan butir-butir pancasila.
Kedua, ada nilai sejarah bahwa sejak tahun ini dan tahun sebelumnya perayaan 1 Juni telah menjadi salah satu bagian dari perayaan hari lahir pancasila, baik diselenggarakan di Jakarta dan juga di Ende.
“Ini kita mau memperkenalkan kepada dunia terutama Indonesia untuk mengetahui bahwa dari Ende dan di kota kecil inilah Sukarno menemukan nilai-nilai pancasila”, pungkasnya.
Kadis Pariwisata Kabupaten Ende ini juga mengatakan dari sisi pariwisata kita ingin menginformasikan kepada semua pihak tentang salah satu objek wisata sejarah yang menarik ada di Kabupaten Ende yakni destinasi sejarah dan sekaligus mempromosikan.
Selain itu, kata Martinus, kita juga mau mempromosikan destinasi-destinasi kita lainnya yaitu destinasi wisata alam dan budaya.
“Kebanggaan kita kelimutu, dilingkari oleh kekayaan alam dan budaya. Tiga destinasi besar, deatinasi sejarah, alam kelimutu, dan budaya perlu kita kembangkan sehingga dari semua pariwisata ini menjadi prime mover (pengerak utama) ekonomi masyarakat Kabupaten Ende”, terangnya.
Penulis: Chen Rasi
Editor: Yuven Abi