Kelaparan, Warga Sumba Timur Makan Ubi Beracun

- Jurnalis

Selasa, 27 Oktober 2015 - 15:44 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Kelaparan,  Warga Sumba Timur Makan Ubi Beracun
Kelaparan, Warga Sumba Timur Makan Ubi Beracun

Waingapu, Savanaparadise.com,- Kemarau panjang yang melanda wilayah kabupaten Sumba Timur menyebabkan sebagian warga mengalami gagal panen. bahkah untuk bertahan hidup saja, warga harus rela masuk keluar hutan guna mendapatkan ubi hutan yang mengandung zat beracun, sebagai stok makanan sehari-hari.

Di desa Laipandak, kecamatan Wula Waijelu, warga harus berbondong-bondong masuk hutan untuk mencari ubi beracun sebagai stok makanan sehari-hari.

Kondisi ini sudah berlangsung satu bulan terakhir. setiap harinya sebagian warga di desa itu harus berbondong-bondong dan menghabiskan waktu di hutan untuk mencari ubi hutan atau dengan bahasa setempat iwi yang mengandung zat beracun. Warga terpaksa menempuh perjalanan berjam-jam dengan naik turun tebing terjal demi mendapatkan Iwi.

Baca Juga :  Kana : SK Demokrat GBY-ULP Ada Kesalahan dan Kejanggalan

“ kami cari ubi di hutan karena tidak ada lagi makanan di rumah. saya cari ubi hutan dengan anak mantu dan ipar dua orang. sudah mau satu bulan banyak orang yang masuk hutan untuk cari ubi,” kata Kristina Pamilar Amah, warga Laipandak.

Setelah mencari di hutan, kata Kristina untuk dikonsumsi, zat racun dalam ubi hutan harus dihilangkan. Proses menghilangkan racun ini kata Kristina membutuhkan waktu sekitar satu minggu.

“ kalau ada kesalahan dalam mengolah maka akan menyebakan keracunan,” Jelasnya.

Kristina mengaku mencari ubi hutan adalah pilihan terakhir saat stok pangan seperti jagung dan padi sudah habis dikonsumsi. saat ini Kristina dan warga lainnya hanya menyimpan bibit agar bisa ditanam lagi di saat musim penghujan tiba.

Baca Juga :  Marak Pencurian Ternak Lintas Kabupaten di Sumba Timur

“ Sudah satu bulan kami cari ubi di hutan karena makanan tidak ada. di rumah sudah tidak ada lagi makanan jadi tidak ada harapan lain lagi selain ubi hutan. proses untuk mengolah ubi hutan untuk dikonsumsi makan waktu satu minggu karena ubi hutan beracun,” kata Danga Dupa, warga Laipandak.

Kristina dan Danga Dupa berharap pemerintah setempat bisa melihat kondisi yang saat ini dihadapi masyarakat dengan memberikan bantuan berupa raskin atausejenisnya. karena jika terlambat diantisipasi maka ubi hutan beracun yang dikonsumsi akan memakan korban jiwa.(Ger/SP)

Berita Terkait

DPD GMNI NTT Desak Kapolda Segera Usut Aksi Premanisme Yang Menimpa Erik B. Hawula di Sumba Timur
DPK PKP Sumba Barat Lakukan Konsolidasi Politik Sampai Ke Tingkat Ranting
Relawan Ganjar Untuk Rakyat di Sumba Timur NTT Deklarasi Dukung Ganjar Maju Capres 2024
Giat Panen Raya PT.Berlian Internasional Indonesia Sumba bersama Kelompok Tani Pahola Di Lahan 27 HA
Binda NTT Beri Vaksin Bagi Pelajar dan Lansia
Partai Keadilan dan Persatuan (PKP) Resmi Hadir di Sumba Barat, Siap Bersaing di 2024
DPC PDIP Sumba Tengah Gelar Vaksinasi Masal
Bupati Sumba Tengah Lantik Pejabat Tinggi Pratama
Berita ini 1 kali dibaca