Bupati Sumba Timur Belum Tetapkan Darurat Bencana Hama Belalang

- Jurnalis

Selasa, 12 Juli 2016 - 12:50 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Foto : Herman Njurumana
Foto : Herman Njurumana

Waingapu, Savanaparadise.com,- Serangan hama Belalang Kumbara di Kabupaten Sumba Timur semakin mengkwatirkan. Hingga kini sudah lima kecamatan yakni, Kecamatan Pandawai, Kahaungu Eti, Pahunga Lodu, Haharau dan Rindi yang terkena paparan serangan hama belalang.

Bupati Sumba Timur, Gidion Mbiliyora Kepada SP mengatakan Pemerintah belum menetapkan Satus Darurat Bencana karena serangan hama belalang masih terkonsentrasi di padang-padang.

“ Kita belum tetapkan sebagai bencana karena (belalang-red) lebih terkonsentrasi di padang walaupun ada sebagian kecil yang di lahan penduduk tapi sudah panen dan yang belum panen di bawah 10 hektar yang terkena hama belalang,” kata Gidion, Selasa, 12/07.

Baca Juga :  Demo Karyawan PT MSM di Kantor Bupati Sumba Timur Makan Korban

Dijelaskannya pihak sudah melakukan melakukan berbagai tindakan pencegahan hama belalang yang sudah menyerang Sumba Timur dalam beberapa pecan terakhir. Menurutnya situasi tersebut juga sudah dilaporkan kepada Pemerintah Provinsi NTT.

“ Kita sementara tangani sekarang. Kita juga sudah minta bantuan Gubernur NTT terutama obat-obatan . hari ini juga dari Provinsi ada turun ke Waingapu,” kata Gidion.

Sebelumnya, Walhi NTT mendesak Pemerintah Daerah Sumba Timur untuk menetapkan status tanggap darurat atas hama belalang. Dengan kondisi yang terjadi saat ini serangan hama belalang akan menghancurkan wilayah produksi rakyat di Sumba Timur.

Baca Juga :  Empat Pegawai Kemenpupera Ditahan Kejati NTT

” Hama Belalang Kumbara telah menyerang Kabupaten Sumba Timur dalam kurun waktu sejak pertengahan Juni 2016 lalu. dalam perjalanannya, wabah ini kian meluas daerah jangkauannya, yang semula hanya di satu kecamatan di Rindi, kini telah mencapai empat kecamatan yakni Kecamatan Rindi, Umalulu, Kahaungu Eti dan Kecamatan Pandawai,” Kata Direktur Eksekutif Walhi NTT, Wulang Tanaamahu Paranggi dalam rilis yang diterima SP, Minggu, 10/07.

Tingkat keterancaman terhadap wilayah produksi petani dan peternak sangat tinggi dan berpotensi akan lebih signifikan dampak negatifnya dibanding peristiwa masa lalu bila tidak segera ditanggulangi secara komprehensif.(SP)

Berita Terkait

Berjuang Tanpa Gedung Gereja, Umat Paulus Rasul Lamanepa Akhirnya Punya Kapela Berkat Simon Petrus Kamlasi
SMA Negeri 1 Kupang Rayakan HUT ke-75 dengan Ragam Kegiatan Besar
Andreas Hugo Parera Jelaskan Alur Penetapan Ketua DPD dan DPC PDI Perjuangan
Yusinta Nenobahan dan Kuasa Hukum Penuhi Undangan Sinode GMIT Untuk Jernihkan Persoalan Dengan Pendeta Nelson
Kuasa Hukum Yusinta Nenobahan Kecam Pihak Penyebar Data Pribadi Klien
Kasat Korwil Banser NTT Desak Polri Tangkap Pelaku Penganiayaan Banser di Tenggarang 
Difitnah di Kompasiana, Yusinta Bantah Semua Tuduhan Palsu dan Siapkan Langkah Hukum
Tak Hanya Nelayan PPI Oeba, Nelayan Tenau Juga Ikut Geruduk Kantor Gubernur NTT
Berita ini 3 kali dibaca
Tag :