Angka Miskin Capai 19,48 Persen, NTT Jadi Pilot Project Lawan Stunting dan Kemiskinan Ekstrem

- Jurnalis

Sabtu, 8 Maret 2025 - 23:11 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Jakarta, Savanaparadise.com,- Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) per Maret 2024, angka kemiskinan di NTT mencapai 19,48 persen atau sekitar 1 127.570  Jiwa. Hal inilah yang membuat NTT dinobatkan, salah satu provinsi tingkat kemiskinannya tertinggi di Indonesia.

Di sisi lain, dari Survei Kesehatan Indonesia (SKI) tahun 2023, menunjukan prevalensi stunting pada balita di NTT sebanyak 37,9 persen. Dari data ini, kemudian menempatkan NTT sebagai provinsi dengan prevalensi stunting tertinggi di Indonesia setelah Papua Pegunungan.

Agar tidak terjadi ketimpangan, Presiden Prabowo pun terus menaru perhatian dan komitmennya dalam menanggulangi stunting dan kemiskinan ekstrem. Dalam satu semangat lawan stunting dan kemiskinan ekstrem, NTT menjadi provinsi pertama pilot project program kolaborasi penurunan stunting dan penghapusan kemiskinan ekstrem.

Baca Juga :  Respek, Bank Mandiri Group Berikan Apresiasi buat Anggota Paskibraka Tingkat Pusat

Pemilihan NTT sebagai pilot project penurunan stunting dan penghapusan kemiskinan ekstrem didasarkan, tingginya stunting dan kemiskinan di provinsi ini.

Gerakan ini diawali dengan pertemuan antara, Gubernur NTT, Emanuel Melkiades Laka Lena dengan Mentri Kependudukan dan Pembangunan (KPK) Keluarga, Dr. Wihaji, S.Ag,, M. PD, di Kantor Kementrian KPK, Sabtu, (08/03/25).

Dalam pertemuan tersebut, keduanya membahas finalisasi Grand Design Kolaborasi dan Rencana Aksi, yang akan menjadi cetak biru dalam mengatasi dua permasalahan krusial itu.

Gubernur Melki menginginkan program itu berdampak langsung ke masyarakat dan melibatkan berbagai pihak, mulai dari pemerintah pusat hingga ke daerah, dunia usaha, akademisi, serta masyarakat.

Baca Juga :  PA GMNI Gelar Webinar Nasional II bertajuk “Revitalisasi Pembangunan Hukum Berdasarkan Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika"

Ia berjanji akan merangkul semua pihak, kerja bersama-sama, karena hematnya gerakan besar ini harus dikerjakan bersama, agar NTT mampu menjadi contoh, bisa keluar dari ketertinggalan dan mengubah wajah Indonesia dari aspek kesehatan dan kesejahteraan rakyat.

Dikesempatan yang sama, Mentri Wihaji menekankan pentingnya kolaborasi lintas sektor. Menurut Mentri, kolaborasi ini menjadi kunci utama keberhasilan program tersebut.

Wihaji menegaskan, pemerintah akan menggandeng semua pihak termasuk, kementrian kesehatan, kementrian pendidikan tinggi, kementrian desa, serta berbagai universitas dan lembaga peneliti.

” Ada Universitas yang sudah menjadi target kita seperti, Universitas Brawijaya dan Universitas Muhammadiyah Malang. Kolaborasi ini kita lakukan guna menghadirkan inovasi berbasis riset dalam menangani stunting dan kemiskinan”, ungkap Pak Mentri.(SP)

Berita Terkait

Prof. Apris Dorong Rumah Sakit Undana Kerja Sama dengan BPJS, Maksimalkan BPU untuk Pendapatan Non Akademik
Dihadapan Menteri, Prof. Apris Adu Paparkan Undana Harus Bergerak dari Kampus Transfer Ilmu ke Kampus Transformasi
Pelapor YNS, Natalia Rusli Pernah Jadi DPO Polri Kasus Penggelapan KSP Indosurya
Bali Bangkit dari Banjir: Lintas Iman dan Lintas Daerah Satukan Hati Bersihkan Puing dan Memulihkan Harapan
DPP Partai Amanat Nasional ( PAN ) Resmi Nonaktifkan Eko Patrio dan Uya Kuya dari Fraksi PAN DPR RI
Ketua Fraksi NasDem Viktor Laiskodat Copot Ahmad Sahroni dari Wakil Ketua Komisi III DPR RI
Dirgahayu Republik Indonesia, Ini 8 Langkah Nyata BRI Dukung Bangsa Semakin Berdaulat, Sejahtera dan Maju
Lewat SPK, Bupati TTS Bertemu Kepala BNPB Bahas Akselerasi Relokasi Korban Longsor
Berita ini 3 kali dibaca