Tim 10 LVRI Paparkan Banyak Veteran Palsu di NTT

- Jurnalis

Senin, 25 Juli 2016 - 18:20 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Tim 10 Legiun Veteran Republik Indonesia (LVRI) NTT
Tim 10 Legiun Veteran Republik Indonesia (LVRI) NTT

Kupang, Savanaparadise.com,- Sekelompok Veteran yang menamakan dirinya Tim 10 Legiun Veteran Republik Indonesia (LVRI) NTT, menyebutkan ada ribuan veteran palsu yang tersebar di NTT. Veteran palsu tersebut direkrut oleh calo-calo yang bergerak diluar ketentuan Kementerian Pertahanan RI.

Stefanus D. Nahak salah satu veteran bersama Peltu TNI AD (purn) Mariono dan Agustinus Bere mengatakan hal itu ketika mendatangi Press room wartawan, Senin, 25 Juli 2016 di kompleks DPRD NTT.

Stefanus mengatakan di kabupaten Belu, Veteran palsu direkrut oleh calo bernama Stefanus Atok Bau. Stefanus merekrut veteran palsu dengan modus memungut sejumlah biaya kepada masyarakat setempat yang ingin menjad veteran.

Baca Juga :  Medah Tetap diusulkan ke DPP Golkar sebagai Cagub

“ perekrutan veteran palsu itu itu dilakukan oleh calo-calo dengan “komandannya” Stefanus Atok Bau yang bermarkas di Km 16 Atambua,” jelasnya.

Dia mengatakan proses perekrutan yang menyalahi ketentuan itu justru mendapat kartu veteran tanpa melalui hirarkis organisasi yang baku.

“ Kami temukan banyak sekali bukti. Terakhir sebanyak 17 calon veteran yang sedang memerooses keanggotaan mereka dan dokumen hendak diantar ke Kantor Administrasi Veteran dan Cadangan untuk bertemu Mayor Maria selaku kepala kantor tersebut,” katanya.

Mariono mengatakan ada bukti dari seorang korban yang telah membuat surat pernyataan di atas meterai. Korban itu adalah Petrus Seran Bria asal Kabupaten Malaka dia mengaku menyerahkan uang kepada Koordinator calo di wilayah Kabupaten Malaka yakni Gabriel Manek sebesar Rp 13.475.000.

Baca Juga :  Subsidi APBD Untuk TdF dan TdT Bentuk Pemalakan Uang Rakyat

“Korban diminta uang setiap kali bertemu, Kasihan Petrus Seran Bria yang sudah menyerahkan uang sebesar Rp 13.475.000 sejak Oktober 2014 namun dia tidak dapat apa-apa. Memang Petrus itu orang sipil murni,” katanya.

Dia mengatakan perjuangannya tersebut hanya berlandaskan pada kebenaran dan iman. Menurutnya dirinya tidak rela taman makam pahlawan dijejali oleh jasad-jasad para veteran palsu.

Dia berjanji akan terus memperjuangkan hal tersebut hingga ke ranah hukum. kehadiran mereka di Gedung DPRD kata Mariono untuk memperjuangkan agar tidak ada lagi korban-koran baru lagi.

Ketua DPD LVRI NTT, Stanislaus Dawu ketika dikonfirmasi wartawan mengatakan dirinya tidak tahu menahu dengan hal tersebut. Dia mengaku organisasi yang dipimpinya hanya melakukan pembinaan terhadap para veteran.“ itu Kaminvet bukan kami,” jelasnya.(SP)

Berita Terkait

SMA Negeri 1 Kupang Rayakan HUT ke-75 dengan Ragam Kegiatan Besar
Andreas Hugo Parera Jelaskan Alur Penetapan Ketua DPD dan DPC PDI Perjuangan
Yusinta Nenobahan dan Kuasa Hukum Penuhi Undangan Sinode GMIT Untuk Jernihkan Persoalan Dengan Pendeta Nelson
Kuasa Hukum Yusinta Nenobahan Kecam Pihak Penyebar Data Pribadi Klien
Kasat Korwil Banser NTT Desak Polri Tangkap Pelaku Penganiayaan Banser di Tenggarang 
Difitnah di Kompasiana, Yusinta Bantah Semua Tuduhan Palsu dan Siapkan Langkah Hukum
Tak Hanya Nelayan PPI Oeba, Nelayan Tenau Juga Ikut Geruduk Kantor Gubernur NTT
Drama Pergub 33: Kadis Sulastri Balik Arah, Minta Maaf ke DPRD dan Nelayan
Berita ini 1 kali dibaca