Pasien Kemoterapi Di RSUD Johanes Hanya Dilayani Satu Tenaga Medis

- Jurnalis

Selasa, 30 September 2014 - 20:53 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Kupang, Savanaparadise.com,- Pasien yang menjalani Kemoterapi akibat penyakit Hodgkin’s Lymphoma atau sejenisnya di Rumah sakit umum daerah (RSUD) Prof. W.Z. Yohanes Kupang hanya bergantung pada satu orang tenaga medis terampil. Akibatnya jika seorang tenaga medis yang biasa menangani pasien tersebut berhalangan maka pelayanan pun ikut macet total.

Hal ini terungkap ketika anggota DPRD NTT melakukan Sidak di RSUD tersebut. Turut serta dalam sidak tersebut anggota DPRD lainnya, Jefry Banunaek, Jonathan Kana, Laurens tari Wungo, Yanto Umbu Pati, Jimmy Sianto, Muhammad Ansor, Jiimy Sianto serta Tomas Tiba.

Pelayanan khusus kemoterapi di rumah sakit itu hanya dikendalikan oleh satu tenaga medis. Sementara tenaga medis tersebut dikabarkan sedang sakit sehingga tidak berkantor selama 12 hari, akibatnya beberapa orang pasien yang menghuni ruangan itu tidak mendapatkan pelayanan.

Baca Juga :  Golkar tetapkan paket UBUD bertarung di Pilkada Sumba Tengah

Muhammad Ansor, dari Fraksi Golkar mengatakan bahwa rumah sakit sekelas Rumah sakit Yohanes harusnya memiliki tenaga medis yang memadai sehingga benar-benar memberikan pelayanan yang baik dan benar kepada masyarakat.

“Kalau masalahnya seperti ini, hanya ada satu orang tenaga medis kemoterapi yang meracik obat yang ditempatkan disini maka ini sangat tidak efisien. Rumah sakit ini kan milik daerah, kalau kurang biaya minta kepada pemerintah,” ujar Ansor, Selasa, (30/9).
Ansor menduga, kejadian itu dipicu oleh manajemen yang amburadul di lembaga itu.

“Bisa jadi ini karena manajemen yang tidak benar, sehingga hanya satu orang yang menangani pasien kemoterapi. Setidaknya harus dua orang atau lebih,” pungkasnya.

Baca Juga :  Lusia Adinda Leburaya Putuskan Tak Ikut Cagub

Sementara pasien kemoterapi, Marselina Manafe (52) mengaku dirinya telah menunggu hingga 12 hari untuk mendapatkan pelayanan. Tetapi hingga hari ini dirinya rela menghuni ruangan itu tanpa mendapatkan pelayanan medis. Lebih lanjut dia menuturkan bahwa alasan pihak rumah sakit, medis yang menangani peracikan obat sedang sakit.

Lantaran kunjungan mendadak dari tim anggota dewan pihak managemen dengan cepat mengatakan bahwa esok, Selasa 1 Oktober ruangan Kemoterapi akan diambil alih oleh perawat untuk memberikan pelayanan kepada pasien.

“Selama ini memang hanya satu orang tenaga medis disini, saat ini tenaga medis tersebut masih sakit jadi belum bisa maksimal memberikan pelayanan, tetapi mulai esok akan kami alihkan ke perawat yang lain,” tutur Wakil direktur keuangan dr. Ari Ondok sekaligus selaku Plt. Direktur karena Direktur umum, dr. Alfonsius Ana Paku, sedang sakit dan di rawat di Surabaya.(RM/SP)

Berita Terkait

Kuasa Hukum Yusinta Nenobahan Kecam Pihak Penyebar Data Pribadi Klien
Kasat Korwil Banser NTT Desak Polri Tangkap Pelaku Penganiayaan Banser di Tenggarang 
Difitnah di Kompasiana, Yusinta Bantah Semua Tuduhan Palsu dan Siapkan Langkah Hukum
Tak Hanya Nelayan PPI Oeba, Nelayan Tenau Juga Ikut Geruduk Kantor Gubernur NTT
Drama Pergub 33: Kadis Sulastri Balik Arah, Minta Maaf ke DPRD dan Nelayan
Rapat Dinas DKP Gagal Total,Nelayan dan Pelapak PPI Oeba Ogah Hadir
DPRD NTT Bantah Intervensi Kenaikan Tarif, Komisi II “Sidang” Kadis DKP Soal Polemik Pergub
Miris, Kadis Perikanan Undang Rapat Nelayan dan Pelapak PPI Oeba Hanya Lewat WhatsApp
Berita ini 2 kali dibaca