Kupang, Savanaparadise.com,- Komisi V DPRD NTT meminta Pemerintah Provinsi NTT untuk membentuk tim terpadu guna mengatasi serangan hama belalang di Sumba Timur. Hal tersebut mengemuka dalam rapat kerja bersama Komisi V DPRD NTT dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) NTT dan Dinas Sosial Provinsi NTT, Selasa, 12/07, di ruang Komisi. Hadir pada kesempatan tersebut Yunus Takandewa, Kristin Sumiyati, Ansel Tallo, Aleta Baun, Maxi Adipati Pari dan Kristofora Bantang.
Ketua Komisi V, Winston Rondo mengatakan Tim tersebut diperlukan untuk mengatasi persebaran hama belalang yang sudah menyerang lahan pertanian di sejumlah kecamatan di Sumba Timur. Dia mengusulkan tim tersebut dikuti oleh Bulog, Badan Ketahanan Pangan, Dinas Kesehatan, Dinas Pertanian, Dinas Sosial, BPBD dan Badan Linkungan Hidup Daerah (BHLD).
“ Komisi V akan mengusulkan ini untuk dibahas lebih lanjut dalam rapat gabungan komisi yakni komisi IV dan Komisi II. Kita perlu perkuat melalui pentuk posko koordinasi terkait penanganan hama belalang karena potensi eskalasi ancamannya sudah mau menyerang seluruh daratan Sumba,” kata Winston.
Winston meminta Dinsos dan BPBD melakukan Kegiatan kegiatan prioritas seperti koordinasi dan monitoring lapangan.
Yunus Takandewa dalam kesempatan itu meminta pemkab Sumba Timur menaikkan dari status awas ke status darurat bencana. Menurutnya kalau tidak segera diatasi, hama belalang akan menyerang kecamatan lainnya dan akan berpotensi menyerang empat kabupaten di pulau Sumba.
“ Yang pasti informasi resmi darurat bencana itu dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah, Panglima perangnya dari BPBD. Kita berharap satu dua hari ini sudah ada tim yang turun ke lokasi dari aspek penanggulangan bencana. Pembahasan proposal bersama penanggulangan bencana dengan BPBD kabupaten Sumba Timur harus segera diperbaiki,” jelasnya.
Kepala Dinas Sosial Provinsi NTT, Willem Foni, menambahkan meski belum terlalu lama, namun hama belang sudah menyerang lima kecamatan di Sumba Timur. Karena itu, langkah-langkah yang telah dilakukan masyarakat adalah memukul gong untuk menghalau belalang keluar dari wilayah mereka. Hal itu diyakini masyarakat setempat sebagai tradisi turun temurun, namun tidak berhasil membasmi hama belalang sehingga dibutuhkan tindakan pemerintah.
Dari Dinas Pertanian harus melakukan penyemprotan pastisida sebagai upaya pembasmian hama belalang. Upaya ini merupakan tugas dinas pertanian, sedangkan dinas sosial berhak memberikan bantuan pangan jika terjadi rawan pangan.
“Kami dari Dinas Sosial NTT siap beras bantuan, mie instan, dan lauk pauk untuk masyarakat yang rawan pangan,” kata Dia.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi NTT, Tini Thadeus, mengatakan perkembangan hama belalang sangat cepat sehingga cukup meresahkan masyarakat.
Sumba Timur adalah daerah endemik, karena setiap tahun hampir diserang hama belalang. Jika satu daerah diserang hama belalang, maka akan menyebar ke daerah lainnya dalam waktu yang cukup ccepat.
“Pihak terkait seperti Dinas Pertanian dan Perkebunan sudah turun ke lapangan. Kami dari BPBD Provinsi NTT masih koordinasi berdasarkan data awal,” jelasnya.(SP)