Ngada, Savanaparadise.com,- Gubernur Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), Viktor Bungtilu Laiskodat (VBL) meresmikan Kampus Desa Bambu Agroforestri, Senin, (24/5/21). Kampus ini terletak di daerah Turetogo, di Desa Ratogesa, Kecamatan Golewa, Kabupaten Ngada dan merupakan provinsi pertama di Indonesia yang memiliki kampus bambu.
Hadir dalam peresmian tersebut yakni sejumlah pejabat teras Pemprov NTT, Bupati Ngada AKBP (Purn) Paru Andreas. Hadir pula Direktur Pengembangan Sosial Budaya dan Lingkungan Desa dan Perdesaan, Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi, Bito Wikantosa. Acara peremian ditandai dengan penandatanganan prasasti.
Gubernur Viktor juga meninjau bangunan serta fasilitas yang terdapat di kampus bambu, di antaranya fasilitas pengawetan bambu, pameran poster serta Rumah Bambu Lestari, bangunan berbahan bambu laminasi yang didesain untuk perumahan sosial maupun rekonstruksi pasca bencana. Rumah Bambu Lestari didesain sebagai struktur knock down, yang bisa dibongkar-dikirim- dirakit dengan cepat dan murah.
Selain meninjau bangunan dan fasilitas kampus bambu, Gubernur NTT berkesempatan ikut menanam bibit bambu bersama ibu-ibu pembibit.
Dihadapan Ibu-ibu, Gubernur Viktor mengatakan bambu adalah kehidupan, bambu adalah masa depan. “Saya berterimakasih kepada mama-mama yang telah merawat bambu,” kata Gubernur Viktor
Dalam kesempatan yang sama Gubernur VBL mendengarkan alunan suling bambu foy doa yang dimainkan komposer dan pembuat suling Anis Wawo. Seniman yang berusia 85 tahun ini telah menciptakan suling baru pentatonik yang diberi nama Doa Foy Doa.
Untuk diketahui, Kampus Desa Bambu Agroforestri Turetogo akan difungsikan sebagai lokasi Sekolah Lapang Bambu (SLB), sebuah inisiatif edukasi YBL bagi individu, masyarakat desa, komunitas adat, maupun organisasi perempuan dan pemuda. Kurikulum SLB mencakup berbagai aspek pengembangan bambu agroforestri (wanatani), dari hulu, tengah hingga hilir.
Di hulu, bambu agroforestri mencakup pembibitan, perawatan serta pemanenan yang sesuai dengan prinsip-prinsip Hutan Bambu Lestari. Di tengah, bambu agroforestri mendorong lahirnya pabrik.
Sedangkan untuk Kampus Desa Bambu Agroforestri sendiri berdiri di atas lahan satu hektar, kampus tersebut dibangun oleh Yayasan Bambu Lestari (YBL), organisasi nirlaba yang sejak 1993 telah aktif mengkampanyekan dan mewujudkan bambu sebagai solusi lingkungan dan solusi ekonomi bagi masyarakat pedesaan di NTT. (SP)