Ende, Savanaparadise.com,- Gubernur Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), Viktor Bungtilu Laiskodat meninjau lokasi ternak sapi di Kelurahan Ndorurea, Kecamatan Nangapanda, Kabupaten Ende, Sabtu (27/6/2020).
Peninjauan lokasi itu dilakukannya bertepatan dengan Kunjungan Kerjanya keberbagai wilayah di kepulauan Flores, termasuk Kabupaten Ende beberapa pekan terakhir selama new normal.
Rombongan gubernur dijemput diperbatasan Ende- Nagekeo yang dipimpin langsung oleh Bupati Ende, Haji Djafar H Ahmad.
Rombongan Gubernur bersama Bupati Ende kemudian diarahkan menuju lokasi kegiatan untuk melewati beberapa rakngkaian acara sebelum meninjau ternak sapi.
Gubernur dalam sambutannya mengatakan bahwa sebagai gubernur, saya terus mendorong agar kedepannya sapi-sapi di NTT dan seluruh Indonesia untuk menghasilkan daging sapi yang berkualitas.
Sehingga, pungkasnya, kita tidak lagi mengimpor daging sapi tapi kita sebagai penghasil daging sapi yang enak dan lembut untuk dimakan.
Mari kita melihat negara lain seperti Brasil, Jepang dan negara lainnya, banyak ternak sapi yang mereka urus secara baik, sehingga kualitasnya bagus, Kata Gubernur.
Menurutnya, tidak ada pembangunan didunia tanpa tantangan, sebab tantangan itu pasti selalu ada, sehingga tugas kita sebagai manusia adalah menyelesaikan tantangan karena kita punya kemampuan.
Karena itu, kata dia, jangan terlalu banyak omong tapi buat contoh, sebab kalau banyak omong berarti itu masih abstrak.
“saya berharap hari ini tidak sekedar kasih contoh ketika gubernur datang, sesudah gubernur pergi sapi-sapi itu mati semua”, Ungkapnya.
Gubernur juga tidak memberikan janji-janji selama Kunkernya ke Kabupaten Ende, namun Ia mengajak semua tamu agar memiliki mimpi besar untuk bisa mengeluarkan NTT dari kemiskinan.
“tahun ini saya tidak bisa janji banyak, karena tahun 2020/2021 kita lebih memprioritaskan pembangunan infrastruktur jalan, sehingga jalan provinsi bisa diselesaikan” Katanya.
Ia pun berharap agar seluruh konsep pembngunan dari berbagai sektor harus didesain secara baik dan butuh juga perhitungan yang matang agar tepat sasaran.
Romo Domi Wawo sebagai pelaku pakan ternak dan sekaligus keseharian bergerak di bidang pengembangan sosial ekonomi mengatakan, keinginannya untuk bergabung dalam kelompok ini adalah untuk mengenal inovasi secara mendalam.
Adapun empat hal yang disampaikannya dalam kesempatan itu, setelah dirinya bergabung adalah, pertama tentang kerjasama.
Menurutnya, kerjasama yang dimaksud adalah kerjasama dalam mempraktekan karya nyata. Karena baginya kerja dalam diam dan kerja dalam hening akan muncul ide.
Yang kedua, menurut Romo adalah komunitas. Semua pemangku kepentingan perlu diberdayakan, baik pemerintah, tokoh agama, dan adat budaya, sebab banyak yang pasif tidak aktif.
“pemberdayaan usaha tani supaya kita menjawabpi mimpi besar negara dan mental orang kita perlu diberdayakan, sehingga kita perlu inovasi seperti ini”, Ungkapnya.
Poin ketiga adala bisnismen. Menurutnya bisnismen merupakan investasi modal yang perlu kita gandeng untuk bekerjasama karena kita tidak mungkin berjuang sendiri tanpa modal, agar usaha kita dibeli oleh mereka.
Sedangkan poin keempat menurut romo adalah Akademisi. Baginya, perguruan tinggi itu harus berbobot ditengah masyarakat. Jangan hanya datang praktek bangun tuguh, tuguh, dan tuguh tanpa melahirkan inovasi-inovasi baru untuk diajarkan kepada masyarakat.(Chen02)