Kupang, Savanaparadise.com,- Duta Besar India untuk Indonesia H. E. Gurjit Singh dijadwalkan meresmikan Bengkel Listrik Tenaga Surya (LTS) di Kabupaten Sikka dan Timor Tengah Selatan (TTS) Nusa Tenggara Timur (NTT), Selasa 7 Juli dan Rabu 8 Juli 2015.
Peresmian listrik tenaga surya itu atas kerjasama dalam rangka membantu beberapa desa di NTT yang masih belum memiliki lsitrik yang telah dilakukan antara Yayasan Wadah Titian Harapan dengan Barefoot College, India.
Wakil Ketua DPRD NTT Gabrial Beri Binna mengatakan, kerjasama tersebut sangat unik dan merupakan sebuah terobosan baru. Dalam kerjasama itu telah dididik delapan perempuan setengah baya dan tidak berpendidikan dari empat desa binaan Yayasan Wadah di tiga desa berasal dari Kabupaten Sikka tepatnya di Dusun Wolomude, Pomat, dan Wuring Lembah serta Desa Koa di Kabupaten TTS, Nusa Tenggara Timur.
“Ini sebuah kerjasama yang cukup unik dan merupakan sebuah terobosan baru yang patut dibanggakan,” kata Gabrial, Selasa (7/7).
Dikatakan, tidak sekedar mendidik delapan perempuan paruh baya dan tidak berpendidikan itu, Yayasan Wadah Titian Harapan dan Barefoot College India bersama dengan Yayasan Arsari Djojohadikusumo, Give 2 Asia dan keluarga Al Njoo turut membantu pengadaan panel sumber listrik dan Lentera bertenaga surya.
Selain itu, adanya bantuan melalui kerjasama pembangunan empat bengkel yang terletak di keempat lokasi tersebut. Fasilitas sudah terpasang di keempat lokasi yakni 352 unit untuk 352 kepala keluarag (KK) di Kabupaten Sikka dan 230 unit untuk 230 KK di TTS.
Wakil Ketua DPRD TTS Alex Kase menyampaikan sangat mendukung kerjasama tersebut karena listrik adalah kebutuhan mendasar masyarakat. Kabupaten TTS adalah wilayah yang jumlah penduduknya mencapai 500 ribu jiwa yang tersebar di 266 desa dan 14 kelurahan, namun sebagian besar masyarakat belum mendapat layanan listrik.
“Kami dari lembaga DPRD TTS sangat mendukung dan mudah-mudahan bukan hanya Desa Koa saja yang mendapat listrik tenaga surya, karena di TTS banyak desa yang terisolir dan jauh dar PLN,” kata Alex.
Ia menjelaskan TTS adalah daerah yang topografinya sulit dijangkau Perusahaan Listrik Negara (PLN), karena itu kerjasama yang dibangun dan menghasilkan bantuan tenaga surya perlu didukung. Namun, diharapkan pemerintah dan pihak terkait tidak hanya melihat dari jumlahnya saja, tetapi mutu atau kualitas barang yang diutamakan.
Dikatakan, bantuan listrik tenaga surya adalah terobosan pemerintah untuk membantu masyarakat yang belum terlayani listrik PLN. Karena itu diharapkan, kualitas dan mutu mesin tenaga surya harus diutamakan agar tidak rusak dalam waktu yang singkat.
“Ada yang baru dipasang satu atau dua tahun sudah rusak karena barang yang dibeli itu kualitasnya masih kurang sehingga cepat rusak,” jelas Alex.
Ia mengakui, setiap tahun pengadaan listrik tenaga surya di TTS dilakukan, namun selain belum mencakup seluruh masyarakat, kualitas barang yang didatangkan sangat tidak mutu sehingga cepat rusak.
Dijelaskan, sebagian besar warga di wilayah TTS sangat membutuhkan layanan listrik. Siswa yang masih aktif sekolah juga sering kesulitan saat belajar, namun diharapkan dengan adanya bantuan lsitrik tenaga surya di beberapa desa akan membantu anak-anak untuk belajar.
“Kami berharap bukan hanya Desa Koa yang dapat bantuan, tetapi kalau bisa pemerintah terus berupaya agar desa-desa yang terisolir di TTS juga mendapat bantuan layanan listrik,” harap Alex.(DA/SP)