Bupati Badeoda Sebut Ende Hari Ini Sedang Tidak Baik Baik Saja

Bupati Yosef Benediktus Badeoda dan Wakil Bupati, Dominikus Minggu Mere sedang berdialog dengan rekan-rekan media di Ende (Foto:Chen Rasi/SP)

Ende, Savanaparadise.com,- Bupati Kabupaten Ende, Yosef Benediktus Badeoda sebut Ende hari ini sedang tidak baik-baik saja. Ungkapan itu Bupati lontarkan saat jumpa pers dengan sejumlah awak media di Ende di Rumah Jabatan Bupati, Sabtu, (29/3/25).

Penyebutan Ende sedang tidak baik-baik saja oleh Bupati Badeoda bukan isapan jempol semata. Setelah mendengar penuturan Bupati, banyak sekali persoalan yang disampaikan, baik soal perjalanan dinas DPRD Ende pada pelantikan Bupati dan Wakil Bupati dan juga soal kebocoran anggaran Pokir.

Bacaan Lainnya

Mengenai perjalanan dinas DPRD Ende, menghadiri pelantikan Bupati dan Wakil Bupati di Jakarta, berdasarkan penuturan Bupati Badeoda, DPRD Ende yang hadir pada acara pelantikan itu sebanyak 3 orang. Padahal yang datang ke Jakarta begitu banyak. Hal tersebutlah menurut pandangan Bupati, anggaran yang dipergunakan itu tidak sesuai peruntukannya.

Demikian pun dengan kebocoran dana Pokir. Bupati mengaku merasa kaget setelah mengetahui Pokir DPRD itu sebesar 35 M. Padahal sebagian anggota DPRD mengetahui kalau alokasi anggaran Pokir itu sebesar 25 M.

Berarti, hampir sekitar 10 M dari alokasi dana pokir itu diduga siluman, tidak masuk dalam pembahasan Anggota DPRD Ende karena yang diketahui anggota DPRD Ende angkanya 25 M.

“Kita melihat kondisi Ende hari ini memang tidak baik-baik saja. Jadi kita butuh perubahan yang agak sedikit ekstrem, baik itu menyangkut pengelolaan dari hulu sampai ke hilir. Dari perencanaan sampai eksekusi”, kata Bupati Badeoda.

Dikesempatan tersebut, Bupati Badeoda membeberkan sejumlah persoalan yang Ia temukan sendiri, setelah dirinya mempelajari seluruh dokumen keuangan dan dokumen pembangunan.

Salah satu persoalan yang paling disorot Bupati Badeoda adalah soal politik anggaran. Menurutnya, politik anggaran yang dipraktekkan selama ini lebih berpihak pada kepentingan oligarki ketimbang kepentingan masyarakat.

Menurut Bupati Badeoda, politik anggaran yang benar dan mesti dilakukan pemerintah adalah politik anggaran yang memfokuskan pada kepentingan masyarakat bukan oligarki.

“Kalau kita fokus pada pada ini, saya yakin kita pasti berubah”, ungkap Bupati.

Berkaca pada kondisi tersebut, Bupati menegaskan di kepemerintahannya untuk lima tahun kedepan akan dimulai dengan keterbukaan. Dengan adanya keterbukaan, tambah Bupati, seluruh proses, mulai dari perencanaan hingga pada tahap eksekusi akan mempermudah pengawasan dan kontrol dari masyarakat maupun pers.

“Saya memulai pemerintah ini dengan motto keterbukaan. Apapun kondisi yang terjadi, apapun kondisi yang ada di Ende ini, saya harus terbuka. Karena saya merasa selama ini tidak transparan, ini tidak terbuka jadi saya mesti terbuka semuanya”, tegas Bupati.

Bupati juga menyentil soal pengelolaan kas daerah yang dilakukan secara tidak benar sehingga mengakibatkan terjadinya loss cash. Karena itu, Ia berharap agar kedepan harus dijaga betul kas daerah jangan sampai kosong.

Selain berbicara soal loss cash, Bupati juga berbicara tentang Pendapatan Asli Daerah yang beberapa tahun terakhir selalu turun. Karena itu, Dia menganjurkan dalam proses pengusulan Pokir harus disesuaikan dengan kondisi pendapatan daerah.

“Misalnya Pokir, kalau kondisi pendapatan daerah kita dalam kondisi rendah. Tidak boleh politik anggaran Pokir itu besar”, pungkas Bupati.

Pos terkait