Kupang, Savanaparadise.com,- Dekan Fakultas Teknik, Universitas Widya Mandira (Unwira) Kupang, Ir. Ignatius Herliyatno, MT, membantah mahasiswanya melakukan penyerangan ke Seminari Tinggi Santo Mikael atau Fakultas Filsafat Agama.
Dia malah menuding Bentrok antar mahasiswa Fakultas Teknik dan Fakultas Filsafat Agama Universitas Katolik Widya Mandira Kupang, Jumad (27/9/2014) malam lalu justeru berawal dari penyerangan sekelompok orang ke kampus Fakultas Teknik.
“ Bukan mahasiswa Fakultas Teknik yang menyerang kampus Fakultas Filsafat Agama. FFA merupakan Fakultas yang paling di hormati karena menunjukkan pada profesi yang menuju pada kemulian ,”katanya kepada wartawan di kampus itu, Senin (29/9/2014).
Dikatakannya, dalam rangka dies natalis Unwira Kupang yang ke 32, Fakultas Teknik dipercayakan menjadi tuan rumah perayaan itu yang dirangkai dengan berbagai pertandingan dan puncaknya akan diselenggarakan misa syukur di atrium kampus Teknik Unwira Kupang di Penfui yang dijadwalkan pada Sabtu, (27/9/29014).
Dikatakan Herliyatno, pada Jumad sore, pertandingan final lomba tarik tambang antar Teknik Arsitektur vs Fakultas Filssafat Agama (FFA), namun lantaran para mahasiswa FFA tidak dijinkan untuk keluar dan mengikuti pertandingan maka tim Teknik Arsitektur bersepakat agar tim yang menang dalam pertandingan itu adalah FFA.
Hingga pada pada malam harinya ketika mahasiswa Fakultas Teknik yang sedang berlatih koor yang dipimpin oleh beberapa mahasiswa FFA, pada lagu keempat tiba-tiba datang sekelompok orang dari arah Barat yang diduga adalah mahasiswa FFA melakukan penyerangan terhadap mahasiswa Faklutas Teknik.
Para penyerang itu membawa serta senjata tajam dan kayu balok. Sektika terjadi kepanikan di kampus itu dan para mahasiswa Fakultas Teknik berlari berhamburan dan berlindung di Gedung Kampus FISIP Unwira yang berjarak sekitar 200 meter dari Kampus Fakultas Teknik. Para penyerang lalu membabi buta memecahkan kaca jendela kampus dan merusak sejumlah fasilitas Kampus Fakultas Teknik. Setelah suasana mulai kondusif, para mahasiswa Fakultas Teknik kembali ke kampus untuk melanjutkan pekerjaan mempersiapkan acara perayaan misa.
“Namun sekitar pukul 23.00 mahasiswa sedang siapkan meja altar, saat itu juga ada penyerbuan lagi yang kedua. Penyerangan itu lebih banyak orang lagi dan lebih beringas lagi. Mahasiswa kami lalu kembali lari dan berlindung di Kampus FISIP,” ujar Herliyatno.
Pada aksi penyerangan yang kedua itu sempat terjadi baku pukul yang mengikabatkan salah satu mahasiswa FFA mengalami luka di kepala, dan jari kaki. Bahkan sepeda motor Honda Revo milik salah satu dosen jurusan Teknik Arsitektur Ir. Ricahrdus Daton, MT dirusaki masa penyerag sampai hancur berantakan.
“Saya membayangkan jika saya tidak lari dan sembunyi mungkin saja seluruh tubuh saya dirusaki seperti mereka merusak seppeda motor saya,” ujar Ricahrd Daton.
Ia menyebutkan, kejadian itu diluar dugaannya karena bertahun-tahun ia mengabdikan diri di universitas itu, Fakultas yang paling disegani dan dihormati adalah Fakultas Filsafat Agama karena lembaga itu siap mencetak para calon imam katolik. Penyerangan kedua itu berlangsung cukup lama hingga pukul 01.00 Wita.
“Saya bertahan di kampus ini sampe jam 3 pagi, lalu para mahasiswa menyuruh saya pulang karena sudah sangat lelah. Paginya polisi dari Polres Kupang menangkap 6 orang mahasiswa Teknik Informatika di kampus dan 9 mahasiswa Teknik Sipil di kost-kostan,” kata Herliyatno.
Ia menambahkann, pada hari Rabu nanti (1/10/2014) akan digelar pertemuan antara Fakultas Teknik dan FFA untuk rekonsiliasi.
Terpisah, salah satu pengajar FFA Rm. Leo Mali, Pr yang ditemui wartawan mengatakan, suasana sudah koondusif dan mahasiswa FFA yang terluka dalam bentrokan itu kondisinya sudah mulai membaik. “Suasananya sudah normal,” katanya.(SP)