SPK Hadir dan Mengabdi, Gereja Portabel Katolik Mejer Diresmikan Jadi Bukti Nyata Kepedulian

- Jurnalis

Sabtu, 28 Juni 2025 - 20:59 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Labuan Bajo, Savanaparadise.com,-  Tenaga Ahli Menteri Koordinator Bidang Pangan Republik Indonesia, Brigjen TNI (Purn) Simon Petrus Kamlasi (SPK) menghadiri Misa Syukur Pentahbisan Kapela Santo Simon Petrus dan Paulus di KBG Mejer, Stasi Noa, Paroki Santo Mikael Noa, Keuskupan Labuan Bajo, Manggarai Barat, Sabtu (28/6/2025).

 

SPK hadir bersama sang istri, Esther Meilany Siregar. Keduanya tampak penuh sukacita saat disambut secara adat oleh umat dan keluarga besar KBG Mejer, yang kini menganggap mereka bagian dari komunitas.

 

Kapela yang diberkati itu dibangun dengan sistem portabel, sebuah teknologi sederhana namun efektif yang mempercepat pembangunan dan tahan terhadap guncangan gempa. Model ini telah menjadi simbol harapan baru, terutama bagi wilayah-wilayah rawan bencana di Indonesia Timur.

 

Kepada media usai Misa Syukur itu, Simon Petrus Kamlasi menyampaikan harapan yang tulus kepada umat dan masyarakat. Ia menggarisbawahi pentingnya menjaga fasilitas gereja yang sudah dibangun, serta menata lingkungan sekitar menjadi lebih bersih dan asri.

 

“Saya berharap kapela ini bukan hanya jadi tempat ibadah, tapi juga ruang hidup yang memberi semangat dan inspirasi bagi umat. Jaga dengan baik, rawat dengan kasih, dan tata lingkungan sekitarnya agar tetap indah dan nyaman,” ungkap SPK.

Baca Juga :  Investasi di NTT Terkendala Status Lahan

 

Ia juga menyoroti model bangunan portable yang diterapkan dalam pembangunan kapela tersebut sebagai solusi praktis dan efisien untuk daerah rawan bencana.

 

“Model ini sederhana tapi punya daya tahan tinggi. Dengan kemampuan dasar SDM yang kita miliki, sistem portable seperti ini sangat mungkin dikembangkan lebih luas, apalagi jika bahan-bahannya berasal dari potensi lokal,” kata mantan perwira tinggi TNI itu.

 

Lebih dari sekadar tempat ibadah, SPK melihat desain bangunan portabel ini sebagai prototipe yang bisa direplikasi untuk sekolah-sekolah dan bangunan darurat di wilayah rentan bencana seperti tanah longsor dan gempa bumi.

 

“Desain yang sama bisa dipakai untuk bangunan sekolah atau fasilitas umum lainnya. Kita butuh sistem cepat, efisien, dan aman, apalagi di wilayah-wilayah terpencil yang sulit dijangkau,” jelasnya.

 

Tak hanya dari sisi teknis, SPK juga memikirkan dampak ekonomi yang bisa dihasilkan dari teknologi ini.

 

“Kalau dikembangkan secara serius, industri sistem portable ini akan menyerap tenaga kerja lokal. Banyak komponen bisa dibuat dari daur ulang sampah, jadi sekaligus membantu menjaga lingkungan,” ujarnya.

 

Di akhir pesannya, SPK mengajak seluruh elemen masyarakat untuk ikut terlibat.

 

“Saya mengajak para tokoh agama, tokoh masyarakat, dan siapa saja untuk melihat potensi besar dari sistem ini. Mari kita bersama-sama mengembangkan teknologi yang sederhana tapi berdampak besar ini untuk kebaikan bersama,” tutupnya.

Baca Juga :  Relokasi Warga, Walde Taek Apresiasi Walikota Kupang

 

*Kisah di Balik Pembangunan Gereja*

 

Berdirinya Kapela St. Simon Petrus dan Paulus di Stasi Mejer bukan semata karena program, tetapi juga karena kepedulian tulus dari sosok SPK. Bantuan pembangunan gereja ini merupakan inisiatif pribadi yang diberikan SPK saat dirinya masih aktif sebagai prajurit TNI.

 

Bruno Sutardi, Ketua Stasi Mejer, mengenang awal mula perjumpaannya dengan SPK pada akhir 2023. “Saat itu, kami hanya menyampaikan kondisi gereja yang sudah lapuk dan berharap ada perhatian. Kami tidak menyangka ternyata Pak Simon benar-benar membantu,” ujarnya.

 

Tiga bulan setelah komunikasi awal, material bangunan gereja tiba di Labuan Bajo. Bantuan datang tanpa embel-embel politik, murni sebagai bentuk kepedulian. Bahkan, untuk menjawab kendala teknis, SPK mengirim tenaga ahli dari Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU), Pulau Timor, yang telah berpengalaman membangun sistem portable.

 

“Pak Simon tidak hanya memberi material, tapi juga mendatangkan tukang berpengalaman. Kami tidak keluarkan biaya apa pun,” tambah Bruno.

 

Kini, Kapela Mejer berdiri megah sebagai simbol harapan dan persaudaraan. Umat pun menyambut kehadiran rumah ibadat baru ini dengan rasa syukur mendalam. “Kami sangat bahagia dan menyambut gedung gereja ini dengan sukacita,” tutur Bruno.

Berita Terkait

SMA Negeri 1 Kupang Rayakan HUT ke-75 dengan Ragam Kegiatan Besar
Andreas Hugo Parera Jelaskan Alur Penetapan Ketua DPD dan DPC PDI Perjuangan
Yusinta Nenobahan dan Kuasa Hukum Penuhi Undangan Sinode GMIT Untuk Jernihkan Persoalan Dengan Pendeta Nelson
Kuasa Hukum Yusinta Nenobahan Kecam Pihak Penyebar Data Pribadi Klien
Kasat Korwil Banser NTT Desak Polri Tangkap Pelaku Penganiayaan Banser di Tenggarang 
Difitnah di Kompasiana, Yusinta Bantah Semua Tuduhan Palsu dan Siapkan Langkah Hukum
Tak Hanya Nelayan PPI Oeba, Nelayan Tenau Juga Ikut Geruduk Kantor Gubernur NTT
Drama Pergub 33: Kadis Sulastri Balik Arah, Minta Maaf ke DPRD dan Nelayan
Berita ini 1 kali dibaca