Pembangunan Infrastruktur di daerah harus menunjang pembangunan sebuah Kawasan Ekonomi Khusus (KEK). Untuk itu dalam perencanaan pembangunan infrasturktur Penunjang KEK harus betul-betul siap.
“KEK itukan dibangun berdasarkan usulan pemerintah daerah ke pusat melalui provinsi namun harus ditinjau lagi karena pembangunan infrastruktur penunjang KEK harus betul-betul siap,” kata Deputi Pemantauan Evaulasi dan Pengendalian Pembangunan Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Roni Dwi Susanto, kegiatan Rapat Koordinasi Bappenas di Kupang, Rabu.
Dia mengatakan, untuk membangun sebuah kawasan KEK maka infrastruktur pendukung di luar kawasan tersebut harus mendukung seperti air, jalan, dan listrik.
“Kalau dalam kawasan KEK sendiri merupakan urusan swasta sebagai pengelola namun pemerintah daerah harus menyiapkan infrastruktur menuju kawasan KEK yang betul-betul dipastikan memadai,” katanya.
Menurut dia, pembangunan KEK disesuaikan dengan kemampuan anggaran daerah seperti infrastruktur jalan dan harus disesuaikan dengan kekuatan anggaran daerah kabupaten untuk membangun jalan kabupaten terlepas dari jalan provinsi dan negara.
Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) NTT Wayan Darmawa mengatakan bahwa pembangunan di daerah seringkali terkendala lahan yang masih menimbulkan berbagai klaim kepemilikan.
“Banyak lahan yang sudah dipastikan oleh pemerintah daerah namun ketika proses pembangunan mulai dilakukan muncullah klaim kepemilikan dari masyarakat dengan berbagai alasan,” katanya di Kupang.
Dia mengatakan, tugas pemerintah daerah menyiapkan lahan yang sudah bersih dari segala persoalan kepemilikan sehingga langka pembangunan KEK bisa berjalan lancar.
Wayan Darmawa menilai rencana pembangunaan KEK Altaka merupakan langkah yang strategis guna meenggerakkan perekonomian di tiga kabupaten Alor, Lembata, dan Flores Timur.
“Selain ekonomi sektor potensial lain seperti pariwisata juga bisa berkembang dengan cepat karena akses wilayah tersebut mulai terhubung dengan baik,” katanya.
Dikatakannya pembangunan Jembatan Pantai Palo-Tana Merah (Palmerah) yang menghubungkan Larantuka ibukota Flores Timur dengan Pulau Adonara yang diharapkan akan semakin memperlancar akses ekonomi di daerah tersebut.
“Pembangunan Jembatan Palmerah merupakan langkah yang strategis karena konektifitas antar pulau bisa terhubung secara langsung selain itu juga mendukung elektrifikasi melalui pembangunan daya listrik menggunakan arus laut Selat Gonzalo,” demikian Wayan Darmawa.(SP)