SUATU kebanggaan bagi masyarakat Nusa Kenari, – julukan bagi Kabupaten Alor, ketika mendapat kunjungan puluhan (50-an) wisatawan mancanegara yang berasal dari Negara Australia, Prancis, Belanda, Jerman dan Swizerland pada bulan lalu. Kunjungan ini merupakan kunjungan rombongan yang terbesar, setelah Peserta Sail Indonesia yang saban tahun mengunjungi kabupaten, yang terkenal juga dengan taman bawah laut terindah setelah taman laut karibia ini.
Kunjungan ke objek wisata budaya, Matalafang, Kecamatan Alor Tengah Utara, yang berjarak 15 kilo meter dari pusat kota kalabahi tersebut merupakan bagian dari agenda tour para penyelam (divers) yang sebelumnya mengunjungi Pulau Dewata, Bali dan Lombok, NTB serta Flores dan Alor, NTT. Dan, akan melanjutkan perjalanan penyelaman mereka ke Selat Banda, Propinsi Maluku dan Halmahera.
Setelah melakukan penyelaman di Taman Laut Selat Pantar, para wisatawan Eropa Tengah itu dihantar guide Alor menuju Objek Wisata Matalafang, yang mana selain menyajikan sejumlah bentuk rumah gudang adat ciri khas etnis Abui dan juga rangkaian lagu, pantun dan tarian lego – lego serta cakalele. Pula, dipamerkan sejumlah harta warisan gong dan moko serta dijual sejumlah hasil kerajinan tenun ikat dan souvenir.
Di antara para rombongan kulit putih, ada sepasang suami istri Greg dan Ursula asal Negara Zwiss yang sangat terkesan dengan potensi bahari yang dipadukan dengan kebudayaan. Hal ini, menurut pasangan yang selalu mesra meski berusia 50 – an tahun ini, bahwa merupakan daya tarik wisata tersendiri yang tidak dimiliki kebudayaan lain di dunia.
Pengamatan media ini, para wisatawan sangat kagum dan menikmati aneka peragaan tari – tarian, berupa tari perang, cakalele dan lego – lego serta tarian upacara adat proses menjadikan padi menjadi beras secara tradisional. Atraksi budaya tersebut menarik dengan busana adat dilengkapi senjata tradisional busur anak panah dan kelewang.
Rangkaian kegitan itu berlangsung sekira dua (2) jam dan diakhiri dengan belanja sejumlah hasil kerajinan tangan (handcraft) yang dapat dijadikan kenang – kenangan serta hasil tenun ikat. (Frtn/SP).