Plan Indonesia Latih Masyarakat Menjadi Relawan STBM Desa

- Jurnalis

Kamis, 8 November 2012 - 02:36 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Soe, Savanaparadise.com,- Plan Indonesia bekerjasama dengan Pemerintah Daerah Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS) dan Dinas Kesehatan TTS menyelenggarakan pelatihan menjadi Relawan STBM (Sanitasi Total Berbasis Masyarakat) desa yang diikuti 122 orang. Mereka berasal dari 61 desa sekecamatan Molo Barat, Amanatun Selatan, Kualin, Kolbano, Noebeba, Kuanfatu, Nunkolo dan Boking yang dipusatkan di Balai Latihan Kehutanan (BLK) Buat – Soe, 7-9 November 2012.

Sebelumnya, sejak Bulan Juli 2012 lalu, pelatihan yang sama juga telah diberikan kepada 279 relawan. Mereka berasal dari seluruh desa di 19 wilayah kecamatan, yakni Kecamatan Molo Utara, Molo Selatan, Mollo Tengah, Tobu, Fatumnasi, Amanuban Barat, Kuatnana, Nunbena, Kot’olin, Batuputih, Santian, Fatukopa, Kokbaun, Amanuban Tengah, Oenino, Noebana, Polen, Kie dan Amanatun Selatan.

Dengan demikian, sudah ada 401 relawan STBM yang tersebar di desa-desa pada 27 kecamatan. Dan direncanakan dalam bulan November 2012 ini juga pelatihan akan diberikan untuk relawan desa dari kecamatan Kota Soe, Toianas, Amanatun Utara, Amanuban Timur dan Fautmolo. Dengan demikian, seluruh desa di 32 kecamatan yang ada di kabupaten TTS akan memiliki relawan STBM.

Baca Juga :  Warga Pantar Ajukan Pemekaran DOB Ke Mendagri

Manager Plan Indonesia Program Unit Soe, Ferdinandus Sudirman menjelaskan, pelatihan menjadi Relawan STBM ini merupakan salah satu langkah yang strategis. Dimana para relawan ini akan berperan aktif untuk menyadarkan setiap keluarga di desa untuk hidup bersih dan sehat dengan melaksanakan 5 pilar STBM.

Sebagaimana diketahui, jelas Sudirman, sesuai Keputusan Menteri Kesehatan (Kepmenkes) Nomor 852/Menkes/SK/IX/2002 disebutkan, STBM merupakan salah satu strategi nasional dalam upaya menurunkan kejadian penyakit diare dan penyakit berbasis lingkungan lainnya yang berkaitan dengan sanitasi dan perilaku di seluruh Indonesia.

Sejalan dengan itu, Plan Indonesia sebagai mitra pemerintah dengan dukungan dari Simavi (sebuah lembaga donor dari Belanda), mengembangkan program STBM di kabupaten TTS dan TTU. Program ini telah berjalan sejak pertengahan tahun 2010 dan telah berhasil mengangkat 30 desa di TTS menjadi desa STBM yang telah dideklarasikan beberapa waktu lalu di Kecamatan Polen, Kecamatan Kie dan Kecamatan Amanatun Selatan.

“Atas keberhasilan itu, Pemda TTS bersama Plan Indonesia bertekad untuk mereplikasi Program STBM ke seluruh desa di TTS dan mewujudkan TTS menjadi salah satu Kabupaten STBM di tahun 2014,” kata Sudirman di Soe, Rabu (7/11/2012).

Baca Juga :  Tim Buser Polres TTU Ringkus Pencuri BBM Bersubsidi

Manejer proyek STBM Soe/Kefa, Sabaruddin menjelaskan, para Relawan STBM yang telah dilatih, akan menjadi tenaga sukarela untuk mensukseskan program STBM 5 Pilar di desa mereka masing-masing, yaitu : melakukan sosialisasi pentingnya STBM, memfasilitasi pemicuan, follow-up setelah pemicuan, promosi dan monitoring. Dalam menjalankan fungsinya, jelas Sabaruddin, para relawan mendapat dukungan penuh dari tenaga-tenaga Sanitarian dari Puskesmas yang ada, aparat pemerintah desa dan kecamatan.

Adapun . 5 pilar STBM itu, urai Sabaruddin, meliputi: 1). Stop Buang Air Besar Sembarangan (BABS), 2). Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS), 3). Pengelolaan Air dan Makanan yang aman di Rumah Tangga (PAM RT), 4). Pengelolaan sampah dengan benar, dan 5).Pengelolaan limbah cair rumah tangga yang aman.

“Dengan melaksanakan 5 pilar STBM itu, maka masalah penyakit diare yang sering mewabah di TTS dapat ditekan,” jelas Sabaruddin. Sebagaimana studi WHO, urai Sabaruddin, pemanfaatan jamban menurunkan risiko diare 32%, pengolahan air minum tingkat rumah tangga menurunkan risiko sebesar 39% dan cuci tangan pakai sabun menurunkan risiko diare sebesar 45%. Apabila ditambah dengan pengelolaan sampah rumah tangga dan pengelolaan limbah cair rumah tangga maka kejadian penyakit diare dapat menurun lebih besar lagi.(SP)

Berita Terkait

Fraksi PKB NTT Soroti Dugaan Korupsi di SMA Negeri 3 Kupang, Kepsek: Itu Tidak Benar
Dua Tahun Dikerjakan, Kondisi Rumah Bantuan di Desa Nainaban TTU Memprihatinkan. Ada Apa?
Dua Kali Mangkir Dari Panggilan Jaksa, 3 Orang Saksi Kasus Alkes RSUD Kefamenanu Bisa Dijemput Paksa
Usai Ditetapkan Sebagai Tersangka, Mantan Dirut RSUD Kefamenanu Langsung mengalami Sakit Jantung
Lakukan Konsolidasi Struktur Kepengurusan, Nasdem TTU Optimis Pertahankan Kejayaan
Sidang Putusan Perkara Tindak Pidana Korupsi Puskesmas Inbate Digelar, Thomas Laka Cs Dihukum 1,6 tahun Penjara
Armet Dan GMNI Resmi Membawa Masalah PTT Di TTU Ke PTUN
Putusan Perkara Tindak Pidana Korupsi Dana Desa Akomi Dieksekusi Kejari TTU, Dua Terpidana Resmi Jalani Hukuman Penjara
Berita ini 0 kali dibaca