Ende, Savanaparadise.com,- Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Cabang Ende kembali menggelar kegiatan Pekan Penerimaan Anggota Baru (PPAB) Angkatan Ke-28 di Aula LLK, Jalan Anggrek, Kamis (28/10/21).
Kegiatan PPAB ini dihadiri, Staf Ahli Bupati Bidang Perekonomian dan Keuangan, Fransisco Versailes, SE, Kepala Badan Kesbangpol, Gabriel Dala, Kepala Dinas Naketrans, Kapitan Lingga, Ketua PA GMNI, Heribertus Gani dan segenap Alumni lainnya.
Sedangkan jumlah peserta calon anggotayang mengikuti kegiatan PPAB angkatan ke-28 sebanyak 63 orang, yang direkrut dari 3 perguruan tinggi yang ada di Kabupaten Ende.
Ketua Panitia Pelaksana PPAB, Maria Trisanti Benge, dalam laporannya menjelaskan GMNI sebagai organisasi mahasiswa dengan ideologi marhaenisme dan bermottokan pejuang pemikir- pemikir pejuang, yang kehadirannya dari oleh dan untuk rakyat.
Sebagai oranisasi kader, jelas Trisanti, GMNI akan terus menyiapkan lapisan kader untuk mengaktualisasikan segala potensi yang dimiliki dalam kehidupan bermasyarakat serta memiliki sikap tanggap,tanggon dan treggirnas.
Disisi lain, katanya, sembari menyiapkan lapisan kader, GMNI sebagai organisasi perjuangan dituntut untuk harus mampu merespon segala persoalan sosial kemasyarakatan yang terjadi dan berkembang di tengah tengah kehidupan masyarakat .
Ketua GMNI Cabang Ende, Marianus Yanto Woda dalam pidato politiknya mengatakan pelaksanaan kegiatan PPAB kali ini memang unik dan menarik karena bertepatan dengan hari sumpah pemuda ke-93, sekaligus peserta yang memgikuti kegiatan PPAB adalah angkatan ke-28.
Yanto berharap angka 28 ini menjadi angka sakti untuk membangkitkan kembali sprit pemuda dan mahasiswa yang sedikit tergerus oleh kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Yanto mengajak kepada seluruh pemuda dan peserta PPAB untuk selalu mewarisi api sumpah pemuda untuk melawan segala bentuk upaya ang ingin memecah belah persatuan dan kesatuan bangsa.
Selain menyinggung persoalan nasional, yanto juga menyinggung persoalan daerah yang bahan perbincangan publik akhir-akhir ini diantaranya, soal minimnya perhatian pemerintah dalam upaya perawatan dan penataan taman renungan Bung Karno dan Patung Pelajar sebagai simbol Kabupaten Ende.
Kondisi infrastruktur jalan di Desa-desa yang belum memadai, minimnya fasilitas orang muda untuk memdukung segala bentuk kegiatan orang muda, dan proses pengisian kekosongan kursi Wakil Bupati Ende.
Sementara, Sekretris Dewan Pimpinan Daerah (DPD) GMNI NTT, Yakobus Madya Sui, dalam sambutannya menyinggung soal politik devide et impera yang terus dimainkan oleh kelompok-kelompok tertentu yang ingin memecah bela persatuan dan kesatuan bangsa.
Bagi Yakob, hasil perasan pancasila dari lima sila menjadi trisila, dan terakhir menjadi eka sila yaitu gotong royong harus menjadi landasan bagi setiap kader dalam mewujudkan sosialisme indonesia tanpa adanya penindasan dan pengisapan.
Yakob juga mengajak agar semua kader GMNI harus membedakan mana kawan dan mana lawan GMNI. Menurutnya, yang menjadi teman sejatinya GMNI adalah kaum marhaen, yaitu para petani, nelayan, pedagang kecil, tukang ojek.
Dan hari ini yang menjadi musuh GMNI adalah neokapitalisme, neokolonialisme, dan neimpirialisme yang melakukan segala praktek penindasan.
Yakob juga mengajak kepada seluruh kader GMNI untuk menjadi pemersatu sosial bagi seluruh rakyat indonesia.
Penulis: Chen Rasi