Warga Kolhua Tolak Irigasi dengan doa Berantai

- Jurnalis

Sabtu, 15 Juni 2013 - 15:56 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Kupang, Savanaparadise.com,- Rencana Pemerintah Kota Kupang untuk membangun waduk Kolhua terus mendapat perlawanan sengit dari warga setempat. Berbagai aksi demo bahkan diskusi tatap muka pun sudah di lakukan oleh warga kolhua bersama Pemkot. Segala daya upaya pemkot kupang untuk membujuk warga agar merelahkan lahannya di bangun waduk tetap mental di tangan warga Kolhua.

Warga Kolhua pun tak tinggal diam. Mereka terus memperjuangkan haknya mereka hingga ke komisi V DPR RI dan komnas HAM. Bahkan perjuangan warga kolhua juga turut di advokasi oleh kelompok gerakan mahasiswa dan ormas lainnya.

Baca Juga :  Lorens Leba Tukan: Sudah saatnya Pantar Jadi Kabupaten

Maxi Melianus Buifena bersama mahasiswa, aktivis dari LMND dan PRD menggerakan masyarakat setempat baik yang memiliki lahan yang terkena imbas dari proyek Irisgasi maupun yang tidak memiliki lahan untuk doa bersama di lahan warga Kolhua.

Sebelum memulai doa bersama tersebut, Maxi Melianus Buifena mengatakan bahwa jumlah warga Kolhua yang menolak proyek irigasi ini lebih banyak daripada yang mau menerima dan yang menerima proyek tersebut. Dan imbasnya juga akan berdampak pada warga Kolhua yang tidak memiliki lahan.

“Harian Timex memberitakan soal demonstrasi beberapa waktu yang lalu, bahwa warga Kolhua bernama Abed Bimosu mengatakan, kami yang demo itu bukan warga yang punya lahan, itu sangat salah dan pernyataan yang dikeluarkan Abed itu mungkin merupakan pernyataan provokasi,” ujar Buifeni

Baca Juga :  Sat Pol PP dan Sejumlah Preman Bertato Aniaya Perempuan dan Anak di Pubabu Besipae

Lebih lanjut dikatakan bahwa warga Kolhua yang tolak irigasi tidak akan melakukan penolakan dalam bentuk kontak fisik tapi dengan doa kami mengatakan 100 persen tolak irigasi.

Selain itu di tambahkan Buifeni, warga pemilik lahan di Kolhua tidak mau
menerima program pemerintah yang namanya Waduk, karena waduk tersebut bukan untuk kesejahteraan rakyat tapi hanya kesejateraan pemilik modal.

Acara selanjutnya dilanjutkan dengan doa berantai yang dipimpin oleh Ibu pendeta Rosalina Sunbanu hingga selesai.(Rey)

Foto Warga Kolhua yang menggelar doa berantai di areal persawahan Kolhua

foto: Rey Milla

doa berantai di lokasi persawahan masyarakat kolhua.
doa berantai di lokasi persawahan masyarakat kolhua.

pendeta Rosalina Sunbanus edang-memimpin doa dengan di apit oleh warga
pendeta Rosalina Sunbanus edang-memimpin doa dengan di apit oleh warga
seorang-bocah-tampak-khusuk-berdoa-berantai-di-lokasi-persawahan.
seorang-bocah-tampak-khusuk-berdoa-berantai-di-lokasi-persawahan.
aktivitas warga setelah doa berantai
aktivitas warga setelah doa berantai

Berita Terkait

Berjuang Tanpa Gedung Gereja, Umat Paulus Rasul Lamanepa Akhirnya Punya Kapela Berkat Simon Petrus Kamlasi
SMA Negeri 1 Kupang Rayakan HUT ke-75 dengan Ragam Kegiatan Besar
Andreas Hugo Parera Jelaskan Alur Penetapan Ketua DPD dan DPC PDI Perjuangan
Yusinta Nenobahan dan Kuasa Hukum Penuhi Undangan Sinode GMIT Untuk Jernihkan Persoalan Dengan Pendeta Nelson
Kuasa Hukum Yusinta Nenobahan Kecam Pihak Penyebar Data Pribadi Klien
Kasat Korwil Banser NTT Desak Polri Tangkap Pelaku Penganiayaan Banser di Tenggarang 
Difitnah di Kompasiana, Yusinta Bantah Semua Tuduhan Palsu dan Siapkan Langkah Hukum
Tak Hanya Nelayan PPI Oeba, Nelayan Tenau Juga Ikut Geruduk Kantor Gubernur NTT
Berita ini 1 kali dibaca