Kupang, Savanaparadise.com,- Jajaran DPD Partai Golkar Provinsi NTT mengenang hari lahirnya Pancasila 1 Juni 2018 dengan menggelar diskusi dan menyerap langsung aspirasi masyarakat yang tergolong marginal untuk diperjuangkan dan diwujudkan di setiap tingkatan.
Bertempat di Gedung DPD I Partai Golkar Provinsi NTT pada Jumad (1/6/2018) puluhan perwakilan dari masyarakat marginal yang teridiri dari pedagang ikan keliling, loper koran, pemulung, penjual sayur serta ojek dan sopir angkutan umum diundang untuk menghadiri acara dialog bertemakan Pancasila Di Mata Kaum Terlupakan.
Selain diskusi, masyarakat juga diberikan kesempatan untuk menyampaikan aspirasi dan keluh kesah yang dialami sebagai warga negara dalam berjuang mencari nafkah di berbagai profesi itu.
Acara diskusi dan penyerapan aspirasi masyarakat itu digagas oleh Fraksi Partai Golkar DPRD NTT, Angkatan Muda Pembaharuan Indonesia (AMPI) NTT, Kesatuan Perempuan Partai Golkar (KPPG) NTT dan Angkatan Muda Partai Golkar (AMPG) NTT, dimoderatori oleh Laurensius Leba Tukan.
Ny. Marselina Laba, penjual sayur di Pasar Oebobo Kota Kupang saat itu menyampaikan keluh kesahnya terkait mahalnya biaya sewa lapak yang disiapkan pemerintah Kota Kupang yang dikelolah oleh PD Pasar.
Dihadapan Ketua dan anggota Fraksi Partai Golkar DPRD NTT Hugo Rehi Kalembu, H. Mohamad Ansor, Pdt. Semuel V. Nitty dan Maksi Adi Pati Pari serta sejumlah petinggi DPD Golkar NTT, Marselina membeberkan sejumlah fakta mengejutkan. Ia menduga ada oknum-oknum tertentu di PD Pasar turut serta mempermainkan biaya sewa lapak baru yang tersedia di Pasar Oebobo.
“Lapak-lapak itu hanya diberikan kepada pedagang-pedagang yang bermodal besar yang bisa saja ada permainan antara oknum pengelola dengan pedagang bermodal besar. Kami yang pedagang kecil yang punya hak yang sama untuk mendapatkan lapak itu tidak bisa berbuat banyak karena tidak mampu membayar lebih kepada pengelola. Ini kondisi kami di pasar sehingga kami mengharapkan perjuangan bapa-bapa di DPRD NTT dari Partai Golkar untuk menyikapi kondisi ini membantu kami masyarakat kecil. Kami juga merasa terhormat karena diberikan kesempatan oleh Partai Golkar NTT untuk bisa mengikuti pertemuan seperti ini,” ujarnya.
Perwakilan pedagang ikan keliling mengeluhkan tentang ketersediaan ikan yang tidak menentu dimusim-musim tertentu lantaran hasil tangkapan para nelayan yang terbatas. Dikatakannya, pemerintah perlu memberikan perhatian terhadap para penjual ikan keliling yang berjalan berkilo-kilo meter sambil memikul ikan jualannya karena keterbatasan modal usaha.
“Dengan modal yang terbatas maka kami hanya bisa memikul jualan kami dengan ember yang sederhana dan keuntungan yang kami dapat juga hanya bisa untuk makan sehari-hari. Kami butuh dukungan pemerintah melalui anggota dewan dari Partai Golkar agar kami bisa diberi perhatian,” katanya.
Lain lagi keluhan dan aspirasi dari kalangan tukang ojek. Menurut perwakilan tukang ojek, saat ini dengan hadrinya layanan taxi dan ojek on line membuat para tukang ojek resah karena penghasilan yang diperoleh setiap hari semakin berkurang.
“Kami mengharapkan ada pengaturan yang jelas terhadap lahan ojek yang kami geluti selama ini. Jangan sampai kehadirian taxi dan ojek on lain ini lalu mematikan kami para ojek manual,” katanya.
Menyikapi berbagai persoalan itu Ketua Fraksi Partai Golkar DPRD Provinsi NTT Hugo Rehi Kalembu mengatakan, Partai Golkar terus berkomitmen untuk memperjuangkan hingga tuntas kemelut yang dihadapi oleh masyarakat khususnya kaum-kaum marginal yang berjuang untuk hidup dalam kesusahan.
“Forum seperti ini akan kami buka setiap waktu agar kami bisa mendengar langsung keluhan dan persoalan yang dirasakan oleh masyarakat untuk kami perjuangkan secara politik di setiap tingkatan. Jika persoalan-persoalan yang dihadapi itu menjadi kewenangan pemerintah kabupaten dan kota, maka DPD Golkar NTT siap menghadirkan wakil-wakilnya baik di eksekutif maupun legislatif untuk sesegera mungkin menyelesaikan persoalan tersebut,” katanya.
Dikatakan Hugo, jika berkaitan dengan persoalan nelayan dan penjual ikan maka dengan kekuatan politiknya, Partai Golkar mendesak pemerintah untuk membantu peralatan tangkap yang lebih memadai serta bantuan modal usaha dan fasilitas penjualan bagi pedagang kecil. Demikian juga dengan fenomena yang saat ini dialami kalangan tukang ojek manual.
“Kita juga tidak bisa menutup diri akan hadirnya taxi dan ojek on line di masyarakat, namun karena ini menimbulkan persoalan di masyarakat maka kewajiban kita sebagai Partai Golkar untuk bersama pemerintah mencarikan formulai penyelesaian agar semua pihak diuntungkan,” katanya.
Menurut Hugo, Partai Golkar saat ini mulai merubah model perjuangannya dengan cara mendengar langsung aspirasi dan kemelut yang dihadapi oleh masyarakat untuk diperjuangkan hingga terwujud. Usai diskusi Partai Golkar NTT melalui penyelenggara diskusi itu membagikan bingkisan sembako untuk masyarakat yang hadir.(S13)