Kupang, savanaparadise.com,- Masyarakat di Desa Oebola Kecamatan Fatuleu mendulang sukses besar setelah konsen membangun peternakan sapi. Sejak difasilitasi Ibrahim Agustinus Medah selama menjabat bupati Kupang dua periode, warga di Oebola kini semakin giat meningkatka taraf hidupnya melalaui beternak. Berbagai metode baru dengan penerapan teknologi tepat guna mulai diterapkan di Oebola.
Bahkan, berkat bantuan sapi jenis Barhma yang dibagikan Pemkab Kupang ketika dipimpin Ibrahim Medah, Ketua Gapoktan Desa Oebola Otniel Nuban sempat dipilih mewakili Indonesia mengikuti pelatihan pengolahan pakan ternak di Belanda.
Sabtu (27/10/2012), warga Oebola mengundang Ketua DPRD NTT Ibrahim Agustinus Medah untuk menyampaikan harapan dan aspirasi mereka mengenai usaha peternakan yang selama ini digeluti. Berbagai hambatan dikeluhkan para petani peternak selama ditinggalkan Ibrahim Medah yang terpilih menjadi Ketua DPRD NTT.
Ketua Gapoktan Desa Oebola Otniel Nuban menyampaikan keluhan soal harga sapi yang semakin menurun dengan alasan berat badan sapi akan susut ketika dalam pelayaran dari Kupang menuju Surabaya. “Tiap minggu sekitar 20 ekor sapi terjual keluar dari Oebola, namun dengan harga dibawah karena alasan pembeli, berat badan sapi akan turun ketika dalam kapal pelayaran,” ujar Otniel.
Selaon Otniel, Kepala Desa Oebola, Marthen Boimau kepada Ibrahim Medah mengatakan, warga desanya yang seluruhnya petani dan peternak sangat mengharapkan bantuan pemerintah untuk pengadaan alat pengolah pakan ternak, bantuan benih pertanin serta infrasturktur jalan.
Selain itu, mantan kepala desa Oebola, Dadvid Tanone yang juga ketua panitia pembangunan Kapela Stasi Oebola Paroki St. Helena Camplong mengharpakan dukungan Ibrahim Agustinus Medah untuk pembangunan Kapela yang saat itu sedang diswadayakan umat Katolik di Stasi Oebola.
Ketua DPRD NTT Drs. Ibrahim Agustinus Medah yang saat itu didamping dua anggota Fraksi Partai Golkar DPRD Kabupaten Oktory Gasperz dan Agustius Tanau mengatakan, untuk meningkatkan produktifitas ternak di NTT langkah pertama yang harus dilakukan adalah menyediakan pakan ternak, air minum bagi ternak dan selanjutnya dilakukan breading (perbanyak populasi) dengan cara pembagian sapi kopel yang terdiri dari satu ekor jantan dan dua ekor betina untuk tiap Kepala Keluarga. “Tiap tahun pasti ada kelahiran yang akan menambah populasi ternak,” katanya. Setelah itu, kata dia, dibentuklah Koperasi Ternak sebagai wadah untuk membantu permodalan bagi petani peternak.
Ia juga menambahka, untuk mempermudah akses permodalan bagi para petani dan peternak di NTT, DPRD NTT saat ini tengah menginisiativi pembuatan Peraturan Daerah (Perda) tentang Pembentukan Lembaga Pejamin Kredit. “Perda ini inisiativ saya dan teman-teman di DPRD NTT agar bisa membantu memberikan jaminan mengakses modal di bank bagi para petani dan peternak di NTT. Pemerintah kita harapka untuk menyertakan modal di lembaga itu,” jelas Medah.
Sedangkan, untuk menjaga berat badab ternak sapi agar terus stabil dan bahkan semakin naik ketika dalam pengiriman, maka pemerintah NTT perlu membeli sebuah kapan khusus untuk mengangkut ternak. “Kalau saya gubernur NTT maka saya akan beli kapal khusus pengangkut ternak untuk menyelamatkan sapi yang diantarpulaukan,” ujar Medah.
Selain itu, berbagai keluahan dan hambatan yang disampaika warga Oebola akan diperjuangkan Ibrahim Medah melalui jalur legislatif. “Kebetulan hadir juga dua anggota DPRD Kabupaten Kupang sehingga hal-hal yang berkaitan dengan keluhan masyarakat yang bisa dijawab Pemkab Kupang akan diperjuangkan dan yang bisa saya lakukan akan segera diselesaikan,” ujar Medah. Usai dialog, Medah menyempatkan diri untuk meninjau pembangunan Kapela Stasi Oebola dan memberikan sumbangan untuk pembangunan gedung Kapela itu yang diterima David Tanone.(Ren/SP)