“Nona Atok dan Piter seakan dibutakan cinta. Meski Nona Atok sudah bersuami, Piter dan Nona Atok terlanjur ‘main api’ sampai berlanjut ke ranjang .di sebuah siang yang tak ramah di bilangan terminal Bis di Kefamenanu. Dua makluk dirasuk nikmat namun terhenti karena kepergok suami. Kepincut mantan namun berakhir tragis.sebilah pisau menghentikan mereka,”
Nona Atok harus merasakan perihnya luka pisau tajam yang menghujam pahanya. Namun perih yang dirasakan nona Atok melebihi perihnya hati Arifin Manafe. Suaminya yang sah. Nona Atok warga RT/RW 023/002 Kelurahan Maubeli Kecamatan Kota Kefamenanu Kabupaten TTU ini hampir meregang nyawa karena Arifin menikamnya dengan sebilah pisau. Imajinasi Kenikmatan yang hendak direguknya bersama selingkuhan pupus diujung sebilah pisau.
Nona Atok tertangkap bersama selingkuhannya Benyamin Teiseran alias Piter,(40) warga Kaletek Desa Suai Kecamatan Malaka Tengah Kabupaten Malaka. Piter dan Nona Atok kepergok Arifin di salah satu rumah warga disekitar terminal Kefamenanu tengah berindehoi, Sabtu (8/12/2018).
Kisah ini diawali terbongkarnya kedok Nona Atok pada suatu pagi. Anak perempuan mereka Dewi Nale memberi tahu Arifin. Saat itu Arifin tengah memberi minum obat anaknya yang lagi sakit. Dewi mengatakan semalam ibunya bertemu dengan laki-laki lain. Laki-laki tersebut kata Dewi menjanjikan ibunya akan dibelikan perhiasan emas.
” Saya tidak tahu, saat saya mau kasih minum anak saya Dewi Manafe obat. dia cerita mamanya ada janjian dengan laki-laki lain untuk bertemu dan laki-laki itu mau beli barang emas kasih mamanya,” kata Arifin usai diamankan aparat kepolisian Polres TTU.
Informasi dari anaknya membuat hati Arifin tidak karuan. tidak puas, Arifin berusaha mencari Istrinya ke Terminal Bis di Fatuteke, Kefamenanu. Setibanya diseputaran terminal ia mendapati sepeda motor istrinya sedang parkir di salah satu rumah warga. Ia mencoba mengintip dalam rumah. Tak ayal ia melihat istrinya tanpa busana sedang bergulat dengan selingkuhanya diatas ranjang.
Emosi Arifin pung memuncak melihat belahan jiwanya disetubuhi laki-laki lain. Hatinya campur aduk karena kelakuan istrinya yang bermain api. Arifin yang sudah tersulut amarahnya kemudian mencabut sebilah pisau dan menikam Arifin yang sementara menikmati tubuh sintal istrinya.
Tikaman maut itu membuat Piter bersimbah darah. Arifin mengarahkan tikaman pisau mengenai wajah dan bibir Arifin. Melihat Patner ranjangnya bersimbah darah, Nona Atok berusaha menghentikan aksi brutal Arifin. Ia pun berusaha memeluk suaminya dari belakang. Arifin bukannya meredah karena pelukan istrinya malah makin menjadi-jadi. Arifin balik menikam istrinya dibagian paha dekat Vagina. Istrinya pun jatuh bersimbah darah. Piter akhirnya lari menyelamatkan diri dan melapor ke aparat kepolisian.
Kapolres TTU, AKBP Rishian Krisna Budhiaswanto kepada wartawan mengatakan satreskrim Polres TTU telah menerima laporan polisi dari Piter Teiseran atas kasus penganiayaan berat yang dilakukan Arifin.
Ia menuturkan Penyidik telah memeriksa sejumlah saksi. usai pemeriksaan Arifin ditetapkan sebagai tersangka. Krisna mengatakan penyidik telah mengamankan sejumlah barang bukti yang digunakan oleh tersangka dalam melakukan penganiayaan itu.
Krisna menjelaskan hasil penyelidikan dan olah TKP penganiyaan berat itu karena Arifin emosi mendapati istrinya berhubungan badan dengan laki-laki lain.
Piter Teiseran saat memberikan keterangan kepada pihak kepolisian mengatakan pertemuannya dengan Nona Atok bukanlah rencananya. Ia mengaku ditelepon Nona Atok untuk bertemu. Namanya rejeki nomplok. Mana ada kucing yang menolak ikan goreng. Piter pun menyanggupinya.
Piter yang sehari-hari tinggal di Malaka ini mengatakan dirinya datang ke Kefamenanu untuk meyerahkan hasil penjualan babi kepada Yosefina Lotu Tei Seran.
” Nona Atok ini telepon saya dan tanya posisi keberadaan saya. Setelah itu dia janji mau bertemy dengan saya. Kami berhubungan itu juga atas mau sama mau bukan paksaan,” Jelas Piter.
Telepon itulah yang membuatnya hampir meregang. Maksud hati melepas nafsu syawat namun tajam pisau Arifin membuyarkan semua. Kini tinggal sesal yang menggelayut namun semua sudah terjadi.(Donjuan)