Kefamenanu, Savanaparadise.com,- Pasangan calon bupati dan wakil bupati Timor Tengah Utara (TTU), Raymundus Sau Fernandez dan Aloysius Kobes (Dubes) Jilid II kembali menegaskan komitmennya untuk mensejahterahkan rakyat TTU.
“Saya bersama Aloysius Kobes, sejak tahun 2010 yang lalu kita maju, didukung dan dipilih oleh rakyat. Hari ini kita kembali untuk memperbaharui tekad kita untuk memperbaiki kembali apa yang menjadi kekurangan, apa yang belum terlaksana pada periode lalu,” kata Raymundus saat deklarasi Dubes Jilid II, Senin 27 Juli 2015.
Dia mengatakan, perjuangannya untuk membangun rakyat TTU belum selesai sehingga membutuhkan dukungan dari rakyat untuk menyelesaikan pekerjaan membangun daerah. Menurutnya, pekerjaan yang belum terselesaikan itu disebabkan pada periode lalu hanya bisa bekerja maksimal dengan waktu yang sangat minim.
“Pada periode lalu, setelah kemenangan rakyat, sebagian saudara-saudara kita yang belum bisa menerima, sehingga selama 2 tahun kita menghabiskan waktu untuk ribut dengan sesama saudara kita sendiri. Walaupun hanya tiga tahun, kami berdua telah bekerja dengan hati untuk bapa dan mama sekalian, kami mencurahkan semua pikiran untuk memperbaiki semua yang porak-poranda akibat perbedaan pilihan pada pilkada 2010 yang lalu,” paparnya.
Pada periode yang akan datang, jika rakyat masih tetap memilih Dubes Jilid II, Raymundus berjanji akan menyelesaikan beberapa program yang belum dituntaskan pada periode sebelumnya.
“Saya bersama bapak Aloysius Kobes jika kembali terpilih pada Desember mendatang, kami berjanji akan mewujud nyatakannya dalam berbagai program dan kegiatan. Program dan kegiatan yang akan kita lakukan tentunya melanjutkan program yang telah ada dan pembangunan rumah layak huni untuk masyarakat Timor Tengah Utara. Padat karya pangan kita lanjutkan,” tuturnya.
Dia juga menyebutkan bahwa pada awal masa kepemimpinannya bersama Aloysius Kobes, angka kemiskinan di TTU pada tahun 2010 yakni 65,62 persen. Namun hingga akhir Desember 2014 angka kemiskinan mampu ditekan hingga angka 21,44 persen.
“Angka ini masih tinggi, karena itu perlu kontribusi tambahan dari perumahan rakyat. Sebab rumah masyarakat saat ini masih banyak yang belum layak huni berdasarkan ukuran tingkat kelayakannya,” tandas Raymundus.(SP)