Bapeda Minta Saran Konstruktif Swasta Terkait Pengembangan Pariwisata NTT

- Jurnalis

Rabu, 6 Juni 2018 - 11:40 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Kupang, Savanaparadise.com,- Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Provinsi NTT menyelenggarakan Dialog antara pemerintah dan swasta tentang upaya pengembangan pariwisata di provinsi NTT, Rabu, 06/06/18 di Kupang. Hadir pada kesempatan itu Bank Indonesia Perwakilan Kupang, Pelaku Pariwisata dari sektor Swasta, Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Provinsi NTT serta Stakeholder terkait.

Kepala Bidang Perekonomian Bappeda NTT, Set Libing pada kesempatan itu mengatakan Bappeda punya kepentingan terkait isu pariwisata karena sesuai dengan bidang tugasnya sebagai koordinator program pembangunan. untuk itu kata Libing, Bappeda harus mendapat banyak masukan dari semua stakeholder.

” Kami butuh masukan dari semua pihak.masukan itu untuk membantu membuat perencanaan pembangunan pariwisata pada RPJMD tahun 2019-2024. Semua masukan dari OPD sudah ada. Kami berharap dalam diskusi ini ada masukan maupun kritikan. Kami butuh pemikiran konstruktif teman teman swasta untuk perencanaan dalam bidang parawisata,” kata Libing.

Baca Juga :  Ini Pandangan Dosen HTN UKSW Salatiga Terkait Mosi Tidak Percaya di DPRD Sumtim

Libing mengatakan NTT punya kekeyaan wisata yang banyak tersebar diseluruh NTT. Dialog yang diselenggarakan oleh Bappeda adalah bagaimana potensi itu dikembang untuk aspek kesejahteraan dan aspek sosial budaya.

Syaharil dari BI perwakilan Kupang, mengatakan NTT mempunyai potensi wisata yang luar biasa. namun kekayaan ini belum terkonsilidasi dengan baik. ia menjelaskan Bank Indonesia tidak hanya bergerak di sektor Rill tapi juga bergerak membangun pariwisata yaitu pembangunan galeri tenun ikat sumba di Waingapu melalui dana CSR. selain itu juga Bank Indonesia melakukan Pelestarian tarian melalui perlengkapan sanggar tari dan panggung pentas tari di Bandara Komodo Labuan Bajo dan Bandara Tambolaka.

” Selain urus Moneter Bank Indonesia juga ikut berperan untuk pengembangan Wisata di NTT,”

Amran Atamaran dari Swisscontak memberikan banyak masukan dan kritikan bagi pembangunan pariwisata di NTT yang dilakukan oleh pemerintah. menurutnya Program pariwisata yang dilaksanakan oleh pemerintah lebih cenderung berorientasi projek. Masyakarakat lebih banyak sebagai objek proyek bukan sebagai pelaku sehingga masyarakat hanya menjadi penonton.

” Sudah lama beroperasi di indonesia sejak 1972. Sudah 9 tahun membantu pengembangan pariwisata di indonesia.Swisscontak saat ini sedang mendampingi dua desa wisata di Flores dengan menempatkan Masyarakat sebagai Subjek dari program dampingan,’ katanya.

Baca Juga :  Merpati MA 60 kembali Layani Rute di NTT

Amran mengatakan Desa dampingan ini menggunakan program community Coaching yaitu program pariwisata berbasis masyarakat yang bertujuan menciptakan masyarakat yang mandiri, kreatif dan inovatif. pelaksanaan program itu melalui serangkaian pelatihan dan pendampingan. Dampingan itu seperti penguatan organisasi masyarakat desa wisata, pengelolaan keuangan, pelatihan homestay dan produk lokal.

Sementara itu Owner OCD Wisata and Hostel, Odi Messakh, mengatakan dalam pengembangan dan pembangunan pariwisata di NTT pemerintah cenderung menjadi pemain ketimbang memfasilitasi masyarakat. banyak program pemerintah yang tidak berdampak pada peningkatan kesejahteraan masyarakat.

” pemerintah jangan menjadi pemain tapi memfasilitasi masyarakat. kedepannya pariwisata NTT harus berbasis literasi untuk setiap destinasi. sehingga setiap wisatawan yang berkunjung tahu cerita menarik tentang destinasi yang dikunjungi,” jelasnya.(S13)

selain penetapan pajak dan retribusi lokasi wisata. kemudahan perijinan, kemudahan permodalan, pembenahan lokasi wisata sesuai dengan budaya setempat dan perencanaan melibatkan syakeholder setempat.

Berita Terkait

Kasat Korwil Banser NTT Desak Polri Tangkap Pelaku Penganiayaan Banser di Tenggarang 
Difitnah di Kompasiana, Yusinta Bantah Semua Tuduhan Palsu dan Siapkan Langkah Hukum
Tak Hanya Nelayan PPI Oeba, Nelayan Tenau Juga Ikut Geruduk Kantor Gubernur NTT
Drama Pergub 33: Kadis Sulastri Balik Arah, Minta Maaf ke DPRD dan Nelayan
Rapat Dinas DKP Gagal Total,Nelayan dan Pelapak PPI Oeba Ogah Hadir
DPRD NTT Bantah Intervensi Kenaikan Tarif, Komisi II “Sidang” Kadis DKP Soal Polemik Pergub
Miris, Kadis Perikanan Undang Rapat Nelayan dan Pelapak PPI Oeba Hanya Lewat WhatsApp
Nelayan dan Pelapak PPI Oeba Minta Melki Lakalena Jangan Bikin Susah Sesama Ana Oeba 
Berita ini 0 kali dibaca