Lestarikan Oe Kanaf dan Faut Kanaf, Kita Sehati Libatkan Struktur Adat, Disiapkan Anggaran

- Jurnalis

Selasa, 17 November 2020 - 15:03 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Kefamenanu, Savanaparadise.com,- Adat dan istiadat merupakan bagian tidak terpisahkan dalam kehidupan sehari-hari masyarakat di seluruh NTT. Di Timor Barat budaya Atoin Meto selalu melekat dalam tutur kata, polah hubungan kemasyarakatan dan hal-hal yang bersifat supranatural dan religiusitas.

Dalam konteks itu pelibatan struktur adat dalam proses pembangunan di TTU adalah sebuah kemestian. Paket Kita Sehati (Kristiana Muki-Yosef Tanu) melihat struktur adat merupakan moda sosial yang besar untuk mendukung pembangunan berkelanjutan di TTU.

” Kedepan kita akan melibatkan masyarakat adat untuk membantu pemerintah.untuk melestarikan Faut Kanaf (Batu Pemali) dan Oe Kanaf (Air Pemali) kita akan melibatkan lembaga adat dan suku-suku. Masing-masing suku ada Faut Kanaf dan Oe Kanaf. Kita libatkan untuk menjaga dan melestarikan dalam mengatasi kekurangan air akibat pemanasan global,” kata Calon Bupati TTU, Kristiana Muki ketika melakukan tatap muka dan dialog bersama masyarakat Desa Kiuola, Kecamatan Noemuti, Senin, (17/11/2020).

Pelibatan struktur adat tersebut kata mantan Anggota DPR RI ini akan didukung dengan skema anggaran.anggaran tersebut kata dia akan diserah kepada suku-suku untuk menjaga dan melestarikan Faut Kanaf dan Oe Kanaf.

” Anggarannya kita siapkan. Selama ini sudah ada hanya kita kurang melibatkan lembaga masyarakat adat. Kita hanya melibatkan orang tua pada saat ada masalah antar wilayah atau pada saat masalah antar batas tanah. Tetapi pelestarian lingkungan hidup terkadang kita lupa dan lalai,” katanya.

Baca Juga :  Sekjen PSI Berkunjung Ke Sejumlah Pemuka Agama di Kupang

Ia mengatakan untuk menghadapi perubahan iklim dan pemanasan global pemerintah harus melibatkan struktur adat. Bahaya kekeringan kata dia menjadi ancaman serius jika tidak dilakukan langka-langka pelestarian.Program yang dilakukan pemerintah adalah pengakuan dan penguatan lembaga adat Atoin Meto dalam mendukung pembangunan berkelanjutan di TTU.

Calon Wakil Bupati, Yosef Tanu pada kesempatan itu mengatakan di Kabupaten TTU untuk masing-masing suku-suku sudah memiliki sumber air pemali (oe kanaf) dan batu pemali (faut kanaf). Hal itu kata merupakan modal sosial untuk membantu pemerintah untuk menjaga dan melestarikan Faut Kanaf dan Eo Kanaf.

“Jadi maksud kita bahwa semua sumber air hidup dan hutan-hutan sudah dimiliki oleh suku-suku. Masing-masing suku itu memiliki faut kanaf dan oe kanaf sehingga ketika kita berbicara tentang kelestarian lingkungan dalam hal ini sumber air dan hutan maka kita serahkan kepada masing-masing suku,” jelas mantan Camat Noemuti Timur ini.

Ia menjelaskan setiap tahunnya setiap suku melakukan ritual tahunan di Oe Kanaf dan Faut Kanaf.untuk itu anggaran yang disediakan pemerintah akan diserahkan kepada masing-masing suku.

“Selain itu lembaga-lembaga adat tidak hanya untuk pelestarian hutan dan sumber mata air tetapi juga untuk menyelesaikan masalah-masalah yang terjadi di tengah masyarakat. Contohnya ada persoalan mengenai batas tanah antara desa A dan desa B. Apabila diselesaikan melalui jalur pemerintah biasanya selalu mentah. Tetapi jika penyelesaiannya melibatkan struktur adat maka saya sangat yakin para pemangku adat yang membuat keputusan yang dimeteraikan dengan sopi satu botol dan ayam satu ekor. Hal ini mempunyai kekuatan mengikat yang sangat luar biasa. Dan yang namanya orang Dawan atau atoin meto tidak akan melangkahi itu karena akan ada akibatnya,” ucapnya.

Baca Juga :  Victory Joss Bangun Perpustakaan Sekolah di Seluruh NTT

Untuk diketahui tatap muka dan kampanye dialogis ini dihadiri banyak orang. Masyarakat desa Kiuola dan para tetua adat dan mama-mama melakukan Natoni sebanyak tiga kali. Natoni pertama dilakukan diperbatasan desa Kiuola, Natoni kedua dilakukan ketika rombongan memasuki desa Kiuola. Usai Natoni, Kristiana Muki dan Yosef Tanu berjalan kaki sejauh 1 KM Hingga ke tenda kampanye. Mereka diarak-arak oleh masyarakat sepanjang perjalanan. Mama-mama terus meneriakkan yel yel Kita Sehati Nomor 1. Natoni ketiga dilakukan ketika Kristiana Muki dan Yosef Tanu tiba didepan tenda.

Tatap muka tersebut juga diwarnai dengan dialog dengan masyarakat setempat. Sebanyak 5 perwakilan masyarakat berdialog dengan Kristiana Muki dan Yosef Tanu. Kelima masyarakat ini bertanya soal visi dan misi dan program kerja. Tak lupa pula mereka menyatakan dukungan kepada paket Kita Sehati.(SP)

Berita Terkait

Kuasa Hukum Yusinta Nenobahan Kecam Pihak Penyebar Data Pribadi Klien
Kasat Korwil Banser NTT Desak Polri Tangkap Pelaku Penganiayaan Banser di Tenggarang 
Difitnah di Kompasiana, Yusinta Bantah Semua Tuduhan Palsu dan Siapkan Langkah Hukum
Tak Hanya Nelayan PPI Oeba, Nelayan Tenau Juga Ikut Geruduk Kantor Gubernur NTT
Drama Pergub 33: Kadis Sulastri Balik Arah, Minta Maaf ke DPRD dan Nelayan
Rapat Dinas DKP Gagal Total,Nelayan dan Pelapak PPI Oeba Ogah Hadir
DPRD NTT Bantah Intervensi Kenaikan Tarif, Komisi II “Sidang” Kadis DKP Soal Polemik Pergub
Miris, Kadis Perikanan Undang Rapat Nelayan dan Pelapak PPI Oeba Hanya Lewat WhatsApp
Berita ini 2 kali dibaca