Sat Pol PP dan Sejumlah Preman Bertato Aniaya Perempuan dan Anak di Pubabu Besipae

- Jurnalis

Rabu, 14 Oktober 2020 - 16:44 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

 

So,e, Savanaparadise.com,- Satuan Polisi Pamong Praja dari Pemprov NTT dibantu sejumlah preman bertato melakukan tindakan penganiyaan terhadap masyarakat Pubabu, Besipae, Timor Tengah Selatan (TTS), Rabu, 14/10/2020.

Salah satu Tokoh Masyarakat Pubabu, Niko Manoe mengatakan rombongan aparat dan sejumlah preman bertato ingin melakukan penanaman lamtoro dilahan yang bermasalah. Namun keinginan aparat dan preman bertato mendapat penolakan dari masyarakat setempat.

Akibatnya kata Niko para aparat dan preman bertato melakukan penganiayaan terhadap masyarakat yang menolak.

Baca Juga :  Disaksikan Jokowi, Gubernur NTT Teken HoA Pembangunan Jembatan Palmerah

” Dari Koramil Amnuban Selatan turun lebih dahulu.situasinya aman. Kami jelaskan kalau mau buat kegiatan , lahan ini masih bermasalah. Kemudian Pemerintah provinsi dan Sat Pol PP juga datang. Masyarakat tidak menghampiri mereka dan menolak,” kata Niko Manoe ketika dihubungi wartawan, Rabu, 14/18/2020.

Ia menjelaskan para korban adalah Debora Nomleni tangannya di putar sampai keseleo, Mama Demaris di cekik dan dibanting sampai lehernya terluka hingga pingsan, Garsi Tanu (laki-laki umur 10 ) di tarik, Novi di banting dan di tendang sampai badannya penuh dengan lumpur, Marlin di dorong sampai jatuh.

Baca Juga :  Mekeng Jemput Sri Mulyani di Maumere

Plt Kepala Badan Pendapatan dan Aset Daerah Provinsi NTT, Welly Rohi Mone ketika dikonfirmasi membantah pihaknya melakukan penganiayaan terhadap masyarakat Pubabu Besipae. Ia mengaku pihaknya ingin melakukan persiapan lahan karena sudah mendekati musim tanam.

” Kita kerja sama dengan Forkompinda, Korem datang lihat lahan karena TNI juga mau terlibat dalam program Tanam Jagung Panen Sapi (TPJS). Saat oto tangki masuk, masyarakat larang dan rampas selang air, ” kata Welly.

Ia mengatakan justru pihaknya yang mendapat pemukulan dari masyarakat yang menolak. Salah satu staf nya yang perempuan justru mendapat perawat akibat luka dikepala.(SP)

Berita Terkait

Yusinta Nenobahan dan Kuasa Hukum Penuhi Undangan Sinode GMIT Untuk Jernihkan Persoalan Dengan Pendeta Nelson
Kuasa Hukum Yusinta Nenobahan Kecam Pihak Penyebar Data Pribadi Klien
Kasat Korwil Banser NTT Desak Polri Tangkap Pelaku Penganiayaan Banser di Tenggarang 
Difitnah di Kompasiana, Yusinta Bantah Semua Tuduhan Palsu dan Siapkan Langkah Hukum
Tak Hanya Nelayan PPI Oeba, Nelayan Tenau Juga Ikut Geruduk Kantor Gubernur NTT
Drama Pergub 33: Kadis Sulastri Balik Arah, Minta Maaf ke DPRD dan Nelayan
Rapat Dinas DKP Gagal Total,Nelayan dan Pelapak PPI Oeba Ogah Hadir
DPRD NTT Bantah Intervensi Kenaikan Tarif, Komisi II “Sidang” Kadis DKP Soal Polemik Pergub
Berita ini 0 kali dibaca