Kupang, Savanaparadise.com,- Sejumlah organisasi Cipayung di Kupang melakukan deklarasi mendukung terwujudnya suasana Kamtibmas di NTT . Adapun organisasi anggota Cipayung itu adalah Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Cabang Kupang, Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI) Cabang Kupang, Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI) cabang Kupang, Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) cabang Kupang dan Himpunan Mahasiswa Islam cabang Kupang .
Deklarasi itu bertepatan juga dengan Diskusi Lintas Cipayung Kupang bertempat di Hotel Grenia Kupang.
Adapun isi deklarasi itu adalah,” Kami mahasiswa komunitas cipayung Kupang menghimbau masyarakat NTT untuk tetap menjaga situasi Kamtibmas tetap kondusif dan tak lupa kami memberi apresiasi kepada aparat keamanan TNI-Polri khususnya Polda NTT yang sudah mengawal tahapan pemilu sehingga berjalan aman, damai dan sejuk. Dan marilah kita tetap mendukung tugas Polri menjelang pelantikan Presiden dan Wakil Presiden terpilih periode 2019-2024 agar dapat berjalan dgn aman, lancar dan damai,”
Hadir pada kesempatan itu Ketua HMI Kupang, Adnan Sulawetang, Ketua PMKRI Kupang , Oswin Goleng, Sekretaris GMNI Cabang Kupang, Apriyanto Purnama Kono, Ketua GMKI Kupang, Ferdinan Umbu Tay dan ketua PMII, Syarifudin Amir.
Pada kesempatan itu juga para ketua dari organisasi Cipayung diberi kesempatan untuk memberikan paparan terkait radikalisme dan intoleransi yang semakin berkembang di Nusantara.
Ketua GMNI Kupang, Sukario Banta dalam kesempatan itu mengatakan paham Radikalisme sangat berbahaya dan mengancam keutuhan berbangsa dan bernegara. Radikalisme telah menyebar keberbagai lini tengah termasuk kampus kampus.
Ia mengatakan modus operandi paham Radikalisme itu bergerak secara diam-diam.
Ketua HMI Cabang Kupang, Adnan Sulawetang dalam paparannya mengatakan Radikalisme adalah persoalan paling mendasar.radikalisme muncul karena ketidakadilan. Dia yakin kalau sila ke 5 Pancasila bisa diterapkan maka radikalisme tidak akan ada.
” Kalau mau radikalisme tidak berkembang di Indonesia yang dilakukan adalah memulai dari lingkungan sekitar seperti kost tempat tinggal yaitu saling mengasihi sesama” ujarnya.
Cara lainnya adalah tindakan nyata dari organisasi Cipayung dan pemerintah melakukan sosialisasi dari sekolah sekolah. Kalau tidak ada tindakan maka tidak akan berarti apa-apa.
Sementara itu ketua PMII Cabang Kupang , Syarifudin Amir mengatakan saat ini memang ada kelompok yang ingin mengganti Pancasila sebagai dasar negara. Bagi mereka Pancasila bukan sebagai solusi yang tepat untuk kemaslahatan negara.
” Oknum-oknum atau kelompok lainnya tidak percaya dengan ada hukum di Indonesia yang menimbulkan efek jera,” kata Dia.(SP)