Leburaya : “Bila Korupsi Harus Diperangi, Mari Semua Komponen Bersinergi Dan Memeranginya”

- Jurnalis

Sabtu, 18 Agustus 2012 - 06:42 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Kupang, Savanaparadise.com,- Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT), Frans Lebu Raya dalam Pidato memperingati HUT RI Ke-67, di alun-alun rumah Jabatan Gubernur, Jumad, 17/08, mengajak masyarakat NTT untuk selalu kerja sama.

Gubernur NTT dalam pidatonya mengatakan bahwa realita semangat individual dan sekat parsial masih di lakukan, namun saat ini adalah saat yang tepat untuk direflesikan kembali.

“Mari kita benahi secara sistemik komprehensif, untuk sebuah langkah maju yang lebih laju. Bila Korupsi harus diperangi, mari semua komponen bersinergi dan memeranginya”., ucap leburaya

Baca Juga :  Paulus Moa Minta Masyarakat NTT Taat Prokes dan Jaga Kamtibmas Ditengah Pandemi

Bila pemerataan masih tersekat atas nama potensi wilayah dan beda perhatian, mari kita buka sekat itu atas nama kesetaraan sebagai sesama anak bangsa. Mari kita berbagi dan menikmati suka dan duka hidup berbangsa, dalam rahim ibu pertiwi yang satu dan sama, yang dirangkai da gugusan nusantara dan diikrarkan dengan keringat, air mata dan darah para pahlawan.

Hal lain Frans Lebu Raya mengatakan bahwa NTT menyimpan satu kenangan sejarah yang unik. Soekarno proklamator kemerdekaan Indonesia yang pernah diasingkan di Ende, ini menandakan semangat dan spirit juang yang tak tergoyahkan. Sebenarnya ini harusnya mampu mengajarkan setiap orang iklas belajar bela negara tanpa kalkulasi untung rugi.

Mengenai kerja keras untuk kemajuan bersama, Lebu Raya mengatakan bahwa dirinya bersama pak Esthon Foenay merasa seperti gayung bersambut. “Sejak awal kepemimpinan tanpa kenal lelah kami menyerukan tentang kerja keras, kerja cerdas, dan kerja tuntas”.ujarnya

Baca Juga :  Sabarudin Mahmud Ungkap Perbuatan Sewenang-wenang Manajemen PT Timor Ekspress Intermedia

Dirinya juga menyadari bahwa di daerah NTT, semua masyarakat telah bekerja keras karena masyarakat NTT adalah tipe pekerja keras. Pertnak di antara kawanan ternak dan savana, pekerja dilereng terjal dan tanah berbatu yang kering dan tak berair, para nelayan di laut yang acap kali tidak bersahabat.

Namun realitas yang terjadi kita masih tetap miskin. Karena itu kerja keras saja tidak cukup, harus dibarengi dengan kerja cerdas dan kerja tuntas, artinya kekuatan fisik harus diimbangi dengan kemampuan intelektualitas agar pekerjaan tuntas, hasilnya maksimal dan manfaatnya optimal. (Rey)

Berita Terkait

Julie Laiskodat: Kasus Kalibata Harus Diusut Demi Keadilan Korban
Berjuang Tanpa Gedung Gereja, Umat Paulus Rasul Lamanepa Akhirnya Punya Kapela Berkat Simon Petrus Kamlasi
SMA Negeri 1 Kupang Rayakan HUT ke-75 dengan Ragam Kegiatan Besar
Andreas Hugo Parera Jelaskan Alur Penetapan Ketua DPD dan DPC PDI Perjuangan
Yusinta Nenobahan dan Kuasa Hukum Penuhi Undangan Sinode GMIT Untuk Jernihkan Persoalan Dengan Pendeta Nelson
Kuasa Hukum Yusinta Nenobahan Kecam Pihak Penyebar Data Pribadi Klien
Kasat Korwil Banser NTT Desak Polri Tangkap Pelaku Penganiayaan Banser di Tenggarang 
Difitnah di Kompasiana, Yusinta Bantah Semua Tuduhan Palsu dan Siapkan Langkah Hukum
Berita ini 5 kali dibaca