JPIC SSPS Adakan Doa Lintas Agama Seribu Lilin di Ende, Sikapi Persoalan Bangsa Indonesia

Doa Lintas Agama di Ende yang digelar JPIC SSPS (Foto: Mateus Bheri/SP)

Ende, Savanaparadise. com, – Yayasan Gunthild Karitas Peduli Juctice, Peace dan Integrity of Creation (JPIC) SSPS Flores Bagian Timur mengadakan doa lintas agama seribu lilin yang berlangsung di halaman Kantor Bupati Ende, Jumat, (12/9/25).

Kegiatan ini dihadiri oleh, Bupati dan Wakil Bupati Ende, Pimpinan dan Anggota DPRD Ende, Dandim 1602/Ende, Wakapolres Ende, Kejari Ende, Kepala Pengadilan Negeri Ende, Pimpinan OPD, Tokoh Agama, dan Tokoh Perempuan.

Bacaan Lainnya

Ketua Perempuan Lintas Agama (PELITA) Ende, Dra. Irama Pela Seke, M.Pd menegaskan kehadiran pihaknya dilatari oleh adanya rasa solidaritas terhadap perjuangan mahasiswa yang meninginkan adanya perubahan di bangsa ini.

“Kami mendukung atas perjuangan ade-ade mahasiswa sehingga kami hadir di tempat ini. Ini juga merupakan bagian dari solidaritas kami atas perjuangan anak-anak mahasiswa demi sebuah perubahan”, kata Irma

Irma mengaku kecewa karena hampir sebagian besar Anggota DPRD Ende tidak hadir pada kegiatan tersebut. Karena itu, dirinya mengingatkan DPR agar sungguh-sungguh menjalankan tiga fungsi DPR secara baik dan bijak.

Irma juga mengharapkan ketiga fungsi ini perlu dijalankan sungguh-sungguh oleh DPR secara bertanggungjawab demi menjaga kondisi negara dan daerah lebih kondusif agar tidak memantik demostrasi besar-besaran dari rakyat seperti yang terjadi beberapa hari terakhir.

“terjadinya gejolak akhir-akhir ini mungkin peran fungsi control dari DPR kurang sehingga terjadi di sana sini, hal-hal yang tidak semestinya terjadi”,ungkap Irma.

“Saya mau ingatkan kepada bapak/ibu anggota DPR, ingatlah rakyat, anda adalah wakil dari rakyat. Supaya dengan anda memperhatikan kami, kita akan merasakan kebahagian yang sama”, kata Irma.

Selain memberikan catatan kritis kepada DPRD Ende secara kelembagaan, dihadapan Bupati dan Wakil Bupati Ende Irma juga memberikan beberapa masukan kepada Pemerintah.

Salah satu masukan yang disampaikan Irma adalah soal penempatan jabatan disebuah instansi atau dinas dalam ruang lingkup Pemerintah Kabupaten Ende.

Menurut Irma sangat bahaya manakala menempat orang dalam sebuah jabatan tanpa memperhatikan kualitas dan kapabilitas seseorang karena itu,  dirinya berpesan agar Bupati dan Wakil Bupati lebih memperhatikan kualitas dan kapabilitas pejabat dalam menempati sebuah jabatan.

“Bahaya kalau tidak memilih pemimpin bukan karena kualitasnya. Saya rasa pak Wakil Bupati sangat paham dengan itu”, tandasnya.

Ketua DPRD Ende, Fransiskus Taso atau akrab disapa Fery Taso menegaskan, DPRD Ende secara kelembagaan selalu terbuka terhadap seluruh kritikan dan masukan dari masyarakat dan baginya kritikan serta masukan tersebut menjadi catatan bagi DPRD secara kelembagaan untuk melakukan evaluasi dan perbaikkan.

Fery Taso mengatakan, Ende adalah kota rahim Pancasila, karena di Ende lah Lima Butir Mutiara Pancasila digali dan ditemukan.

“Untuk itu, kepada kita sekalian, pimpinan dan Anggota DPRD, mari kita menyampaikan kritik-kritik yang konstruktif, jangan menciptakan kritik atau hal yang provokatif. Damai dalam hal kebangsaan itu damai untuk kita semua”, pesannya.

Sementara Bupati Ende, Yosef Benediktus Badeoda melalui Wakil Bupati, Dominikus Minggu Mere dalam seruan moralnya memaparkan tentang kondisi bangsa indonesia beberapa hari terakhir. Menurut Wakil Bupati saat ini Indonesia sedang menghadapi situasi yang tidak mudah.

Hal ini, kata dia, ditandai dengan munculnya berbagai persoalan, gesekan-gesekan antar kelompok, serta polarisasi di masyarakat, menciptakan kegelisahan dan kekwatiran dihati masyarakat.

Menurut Wabup, kerusuhan yang terjadi di berbagai wilayah beberapa waktu yang lalu, penyebaran informasi bohong, ujaran kebencian di Medsos, serta tindakan-tindakan lainnya yang mengganggu ketentraman umum menjadi permenungan bersama bahwa bangsa Indonesia sedang diuji.

Menyikapi kondisi bangsa, kata Wabup Domi, Pemerintah serta semua unsur, termasuk masyarakat Kabupaten Ende diharapkan untuk tetap tenang, dan tidak mudah terpovokasi terhadap isu-isu yang hanya mau mengadu domba dan memecah bela masyarakat Kabupaten Ende.

“Harus diingat bahwa persoalan ini, kita hidup berdampingan serta saling tolong menolong dan menjadi garda terdepan untuk menjaga toleransi. Apabila ada hal-hal yang sekiranya berdampak menimbulkan konflik, mari kita duduk bersama, berbicara dari hati kehati”, ajak Wabup.

“Tidak ada persoalan yang tidak dapat diselesaikan. Yang pada intinya kita bangun komunikasi yang baik agar semua oersoalan dapat diselesaikan. Doa lintas agama yang dipanjatkan hari ini sebagai simbol pengharapan bahwa di tengah badai dan kerusakan masih ada cahaya kasih dan persudaraan yang harus kita jaga bersama”, tambah Wabup. (Mateus Bheri/CR)

Pos terkait